KABARBURSA.COM - Sejumlah perusahaan asuransi umum melaporkan peningkatan klaim asuransi harta benda, sebagian besar terjadi akibat serangkaian bencana alam, termasuk banjir di beberapa wilayah Indonesia.
PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) mengakui adanya peningkatan klaim asuransi harta benda karena dampak banjir dan bencana alam lainnya. Namun, Presiden Direktur Aswata, Christian Wanandi, menekankan bahwa angka klaim ini masih dalam estimasi dan belum dapat diungkapkan secara pasti.
"Kita menyaksikan beberapa kejadian klaim akibat bencana alam, mulai dari puting beliung hingga gempa bumi, dari Februari 2024 hingga Maret 2024," ujar Christian dikutip Selasa 26 Maret 2024.
Christian memperkirakan adanya kenaikan klaim asuransi harta benda sekitar 25persen-30persen, dengan perkiraan klaim sekitar US$ 60 juta hingga US$ 80 juta berdasarkan basis 100persen.
Dalam konteks asuransi harta benda, basis 100persen berarti nilai klaim mencakup total nilai harta yang diasuransikan. Estimasi ini mencapai US$ 60 juta hingga US$ 80 juta.
Untuk tahun ini, Aswata menargetkan pendapatan premi asuransi harta benda meningkat sekitar 10persen, sementara diharapkan tidak akan ada peningkatan klaim di masa mendatang.
Menurut Christian, asuransi harta benda memegang peran penting dalam mitigasi risiko individu maupun perusahaan terhadap bencana alam.
Tak hanya Aswata, PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) juga mencatatkan peningkatan klaim asuransi harta benda hingga Februari 2024. Direktur Utama Mega Insurance, Tomy Ferdiansah, menegaskan bahwa banyaknya bencana alam menjadi penyebab utama peningkatan ini.
Hingga Februari 2024, klaim asuransi harta benda Mega Insurance mencapai Rp 10 miliar. Tomy menjelaskan bahwa klaim ini meningkat seiring dengan lonjakan bencana alam seperti banjir dan puting beliung di Indonesia.
Tomy berharap adanya pemulihan dalam klaim asuransi harta benda ke depannya. Dia berharap agar tahun ini tidak banyak terjadi bencana, berbeda dengan kondisi pada tahun 2020 yang dilanda banjir besar.
Secara target, Mega Insurance menetapkan pendapatan premi sebesar Rp 1,7 triliun untuk tahun ini, dengan premi sebesar Rp 170 miliar yang terkumpul hingga Februari 2024.
Tomy memproyeksikan bahwa kontribusi terbesar premi masih akan berasal dari asuransi kendaraan bermotor, properti, dan kesehatan, sebagaimana tahun sebelumnya.
Meskipun optimis mencapai target, Mega Insurance berencana meningkatkan literasi asuransi guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan, terutama di kota-kota besar.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat bahwa pendapatan premi asuransi harta benda mencapai Rp 26,48 triliun sepanjang tahun 2023, dengan pertumbuhan yang minim sebesar 1persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Eksekutif AAUI, Bern Dwiyanto, menunjukkan bahwa kenaikan klaim asuransi harta benda pada 2023 mencapai Rp 6,84 triliun, yang sebagian besar disebabkan oleh bencana alam dan kerusakan lainnya.
Dalam proyeksi ke depan, Bern melihat potensi besar bagi asuransi harta benda dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil. Menurutnya, asuransi harta benda memainkan peran penting dalam mitigasi risiko, terutama di tengah berbagai ancaman bencana alam.