Logo
>

Dividen ADRO Disepakati Rp1.359 per Lembar, Saham Siang Langsung Keok

Ditulis oleh Yunila Wati
Dividen ADRO Disepakati Rp1.359 per Lembar, Saham Siang Langsung Keok

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO baru saja menyepakati tambahan dividen tunai sebesar Rp1.359. Persetujuan tersebut disampaikan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ADRO pada Senin, 18 November 2024.

    Apabila melihat historis pembagian dividen, maka angkanya kali ini 6,5 kali lebih besar dibandingkan dengan nilai dividen yang dibagikan pada Mei lalu. Dan nanti, total dividen yang akan ditebar sebanyak USD2,62 miliar juta atau Rp41,68 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.849/USD.

    Sayangnya, berbarengan dengan itu, harga saham Adaro pada pukul 11.59 WIB terjun 3,57 persen atau setara dengan 140 poin ke level Rp3.780 dari sebelumnya Rp.3920.

    Walau begitu, volume perdagangan saham ADRO hari ini cukup besar. Tercatat sebanyak 536.4 miliar yang berputar di pasar. Volume transaksi pun tinggi, meskipun banyak investor yang memilih untuk melepas saham mereka dalam tekanan penurunan harga.

    Dengan total lot yang diperdagangkan mencapai lebih dari 1,4 juta lot, saham ini tetap menarik perhatian para trader dan investor meskipun sedang mengalami koreksi harga.

    Meskipun harga saham ADRO bergerak turun, ia masih berada dalam kisaran harga yang aman. Dengan ARA (Harga Atas yang Diperbolehkan) di level 4,900 dan ARB (Harga Bawah yang Diperbolehkan) di level 2,940, harga saham saat ini yang berada di 3,720 masih jauh dari level ARB. Namun, tren penurunan ini perlu dicermati, karena jika harga terus melemah, bisa saja saham ini mendekati level support yang lebih rendah.

    Lalu, bagaimana prospek dan rekomendasi saham Adaro ke depan?

    PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) merupakan salah satu pemain utama dalam sektor energi Indonesia, khususnya di industri batubara.

    Sebagai perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ADRO terus menjadi sorotan investor, terutama mengingat posisinya yang sangat dominan dalam industri energi, serta prospek ke depannya yang terkait dengan berbagai faktor, mulai dari harga batubara hingga transisi energi global.

    Kinerja Keuangan ADRO

    Pada kuartal ketiga 2024 (3Q24), ADRO tercatat mengalami penurunan harga saham sebesar 3.57 persen menjadi Rp3.780. Namun, meskipun terjadi penurunan harga saham dalam jangka pendek, melihat lebih dalam pada laporan keuangan dan rasio-rasio fundamental, ADRO masih menunjukkan kinerja yang solid dalam jangka panjang.

    Pendapatan perusahaan pada TTM (Trailing Twelve Months) mencapai Rp90,899 miliar, dengan laba bersih mencapai Rp24,379 miliar. Meskipun terdapat penurunan pendapatan dan laba bersih pada 3Q24 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan masih mampu mencatatkan margin laba yang sehat.

    Margin laba kotor ADRO berada di angka 36.42 persen, sementara margin laba operasi dan margin laba bersih tercatat masing-masing sebesar 34.72 persen dan 27.55 persen, yang menunjukkan efisiensi operasional yang baik meskipun ada tekanan pada pendapatan.

    Adaro juga memiliki posisi kas yang kuat, dengan cash from operations mencapai Rp28,845 miliar selama 12 bulan terakhir, yang memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasionalnya. Ini sangat penting, mengingat bahwa salah satu kekuatan ADRO adalah kemampuannya dalam mempertahankan arus kas yang kuat meskipun harga batubara cenderung berfluktuasi.

    Namun, pendapatan pada Q3 2024 mengalami penurunan YoY (Year on Year) yang signifikan, yakni -25.14 persen untuk revenue, dan -10.79 persen untuk net income, yang dapat dipengaruhi oleh normalisasi harga batubara. Ini juga tercermin dalam penurunan EBITDA dan laba bersih yang terlihat pada hasil kuartalan.

    Rasio Keuangan dan Valuasi

    Dari sisi valuasi, ADRO terbilang cukup menarik untuk diperhatikan. Price to Earnings (P/E) ratio perusahaan untuk periode tahunan tercatat pada angka 4.87, yang menunjukkan bahwa saham ADRO diperdagangkan dengan valuasi yang relatif rendah, bahkan jika dibandingkan dengan IHSG yang memiliki P/E ratio median sekitar 7.11.

    Rasio ini menunjukkan bahwa saham ADRO bisa jadi menarik bagi investor yang mencari saham dengan valuasi yang lebih terjangkau, terutama jika perusahaan berhasil mengatasi penurunan harga batubara dan berfokus pada keberlanjutan bisnis.

    Selain itu, Earnings Yield (TTM) ADRO berada di angka 20.97 persen, yang sangat tinggi dan menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan laba yang signifikan dibandingkan harga sahamnya. Hal ini menjadikan ADRO salah satu saham yang menarik dengan potensi return yang relatif besar.

    Dari sisi solvabilitas, perusahaan memiliki rasio Debt to Equity (D/E) yang sangat rendah, yakni hanya 0.19, yang menunjukkan bahwa ADRO tidak bergantung pada utang dalam pembiayaan operasionalnya, memberikan gambaran positif terkait keamanan finansialnya. Bahkan, long-term debt to equity yang tercatat hanya 0.08, semakin memperlihatkan stabilitas keuangan perusahaan.

    Sementara itu, Free Cash Flow (FCF) perusahaan yang tercatat Rp17,534 miliar pada TTM menunjukkan bahwa ADRO memiliki kapasitas untuk menghasilkan kas bebas yang dapat digunakan untuk ekspansi atau pembayaran dividen. Dalam hal ini, dividend yield ADRO yang tinggi, yakni 17.20 persen, menjadikannya salah satu saham yang menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif.

    Kinerja Saham dan Proyeksi Masa Depan

    Secara keseluruhan, ADRO menunjukkan kinerja yang solid dengan beberapa faktor positif, seperti return on equity (ROE) yang tinggi, yaitu 21.38 persen, dan return on assets (ROA) sebesar 14.76 persen, yang mengindikasikan bahwa perusahaan cukup efisien dalam mengelola aset dan ekuitas untuk menghasilkan laba.

    Hal ini tercermin pula dalam return on invested capital (ROIC) yang sebesar 17.40 persen, menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang baik dari setiap modal yang diinvestasikan.

    Namun, meskipun kinerja jangka panjang ADRO terbilang positif, pergerakan harga sahamnya dalam jangka pendek menunjukkan volatilitas yang signifikan, terutama dengan adanya fluktuasi harga batubara yang menjadi faktor utama pendapatan perusahaan. Hal ini juga tercermin dari penurunan harga saham yang terlihat pada kuartal terakhir.

    Ke depan, ADRO memiliki beberapa katalis positif, termasuk transisi menuju energi terbarukan, yang sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia dalam mengurangi ketergantungan pada batu bara dan mempercepat dekarbonisasi.

    Hal ini dapat memberikan potensi pertumbuhan jangka panjang bagi perusahaan, mengingat komitmen untuk beralih ke energi terbarukan dan mengembangkan proyek-proyek terkait energi bersih.

    Rekomendasi Saham dan Proyeksi

    Berdasarkan analisis yang ada, saham ADRO dapat dianggap menarik bagi investor dengan strategi investasi jangka panjang. Valuasi yang rendah, ditambah dengan dividen yield yang tinggi, menjadikan saham ini ideal bagi investor yang menginginkan pendapatan pasif dan potensi capital gain di masa depan.

    Namun, untuk investor dengan fokus jangka pendek, fluktuasi harga batubara dan hasil kuartalan yang kurang menggembirakan mungkin menjadi perhatian.

    Proyeksi ke depan, dengan mempertimbangkan pendapatan yang kemungkinan tertekan akibat harga batubara yang lebih rendah, ADRO mungkin mengalami tekanan harga dalam waktu dekat. Oleh karena itu, bagi investor yang tertarik membeli saham ADRO, waktu yang tepat untuk masuk bisa jadi setelah perbaikan harga batubara atau adanya kejelasan lebih lanjut terkait proyek energi terbarukan perusahaan.

    Target harga saham ADRO di tahun 2025 diperkirakan dapat mencapai Rp4,100 dengan asumsi harga batubara stabil dan perkembangan transisi energi berjalan lancar. Sebagai tambahan, strategi diversifikasi portofolio dan fokus pada proyek-proyek baru di luar batubara akan menjadi kunci bagi perusahaan dalam menjaga prospek jangka panjang.

    Secara keseluruhan, REKOMENDASI: HOLD untuk saham ADRO, dengan target harga Rp4,100 di tahun 2025, terutama jika Anda berinvestasi untuk jangka panjang dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan sektor energi baru dan terbarukan.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan   Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79