Logo
>

IHSG Sesi Pertama: Terseret Koreksi, Delapan Sektor Kompak Melemah

Perdagangan berlangsung dinamis—282 emiten menguat, 369 terkoreksi, sementara 304 lainnya stagnan.

Ditulis oleh Pramirvan Datu
IHSG Sesi Pertama: Terseret Koreksi, Delapan Sektor Kompak Melemah
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - Pada akhir sesi pertama perdagangan Jumat 31 Oktober 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,13 persen atau 10 poin ke posisi 8.174.

Data Bursa Efek Indonesia (IDX) mencatat, indeks sempat berfluktuasi, menyentuh titik tertinggi di 8.215 sebelum tergelincir ke level terendah 8.144. Perdagangan berlangsung dinamis—282 emiten menguat, 369 terkoreksi, sementara 304 lainnya stagnan.

Delapan sektor terpantau melemah, hanya tiga sektor yang bertahan di zona hijau. Properti naik 0,07 persen ke level 1.106, konsumer primer menguat 0,16 persen ke 937, dan infrastruktur mencatat lonjakan tertinggi 0,57 persen ke 1.908.

Sebaliknya, tekanan jual menekan sejumlah sektor utama. Transportasi turun 0,52 persen ke 1.767, bahan baku anjlok 0,97 persen ke 1.984, dan kesehatan terkoreksi paling dalam 1,30 persen ke 1.971.

Sektor lainnya turut tertekan: keuangan minus 0,04 persen ke 1.456, teknologi melemah 0,50 persen ke 9.813, dan industri merosot 1,15 persen ke 1.634. Sementara itu, konsumer non-primer melemah tipis 0,14 persen ke 816, disusul energi yang turun 0,78 persen ke 3.566.

Pergerakan IHSG yang cenderung datar ini mencerminkan sikap hati-hati investor di tengah sentimen global yang belum sepenuhnya stabil menjelang akhir bulan.

IHSG Dibuka Menguat Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 18,46 poin (0,23 persen) ke level 8.202,52 pada perdagangan akhir bulan, Jumat, 31 Oktober 2025, dari penutupan sebelumnya 8.184,06.

Di awal perdagangan hari ini, aktivitas perdagangan terpantau moderat dengan total volume 3,11 juta lot, nilai transaksi mencapai Rp278,57 miliar, dari 29.190 kali transaksi di seluruh pasar.

Kinerja positif sejumlah saham unggulan turut menopang penguatan indeks, terutama dari sektor infrastruktur, industri, dan properti yang masing-masing naik 0,70 persen, 0,78 persen, dan 0,78 persen. Sektor energi dan non-siklikal juga menambah tenaga IHSG dengan kenaikan masing-masing 0,34 persen dan 0,54 persen.

Dari sisi saham, PT Link Net Tbk (LINK) menjadi top gainer dengan lonjakan 24,82 persen ke level Rp3.420. Disusul PT Tunas Alfin Tbk (TALF) yang naik 18,27 persen ke Rp615, PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) menguat 15,12 persen ke Rp99, PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) naik 10,27 persen ke Rp408, dan PT Anugerah Spareparts Sejahtera Tbk (AEGS) yang menanjak 10 persen ke Rp77.

Sementara itu, saham yang tertekan pada awal perdagangan antara lain PT Boston Furniture Industries Tbk (SOFA) yang melemah 9,52 persen ke Rp228, PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) turun 7,27 persen ke Rp510, PT Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) terkoreksi 7,14 persen ke Rp585, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) melemah 5,11 persen ke Rp650, dan PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) turun 3,95 persen ke Rp292.

Analis menilai, fluktuasi IHSG di akhir bulan masih dipengaruhi oleh penyesuaian portofolio menjelang rilis finalisasi komposisi indeks MSCI yang akan berlaku awal November. 

Investor institusional asing tampak melakukan rebalancing posisi pada sejumlah saham berkapitalisasi besar, sehingga pergerakan indeks relatif terbatas.

Secara keseluruhan, penguatan IHSG pada perdagangan Jumat menjadi sinyal stabilitas menjelang pergantian bulan. Namun, pelaku pasar tetap disarankan berhati-hati terhadap potensi volatilitas lanjutan di pekan pertama November seiring dengan rilis data inflasi domestik dan arah kebijakan suku bunga global.

David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), sempat menyebut selama sepekan ini akan menjadi momentum penting bagi pasar modal Indonesia karena pelaku pasar mulai menanti rilis laporan keuangan kuartal III 2025 dari sejumlah emiten besar. 

“Para trader wajib menyimak laporan keuangan yang rilis satu hingga dua minggu ke depan dan memanfaatkan momentum earning season jika harga terapresiasi signifikan,” ujarnya pada Senin, 27 Oktober 2025.

David menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak dalam kisaran 8.150–8.400 pada pekan ini dengan kecenderungan menguat menjelang puncak musim laporan keuangan. 

Ia menilai sektor konsumsi, peternakan, dan energi masih menjadi motor penggerak utama di tengah suku bunga acuan yang tetap stabil di 4,75 persen dan inflasi yang terjaga di bawah 3 persen.

“Momentum earning season menjadi kunci arah pasar. Jika kinerja emiten besar positif, IHSG berpotensi menembus resistance 8.400,” kata David. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Pramirvan Datu

Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.