KABARBURSA.COM - Gubernur BI Perry Warjiyo, menyoroti manfaat teknologi berbasis Near Field Communication (NFC) dalam QRIS TAP yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan transaksi nirsentuh bagi masyarakat.
“Implementasi ini akan memperluas ekosistem pembayaran digital yang inklusif, aman, dan murah bagi layanan publik, serta mendukung program Asta Cita Pemerintah,” ujar Perry saat peluncuran QRIS TAP, Jumat 14 Maret 2025 di Jakarta.
Menurutnya, keberhasilan penerapan QRIS TAP merupakan hasil kolaborasi yang kuat antara BI, Kementerian Perhubungan, PJP, dan Pemerintah DKI Jakarta, yang memungkinkan masyarakat dapat segera mengakses layanan ini.
Perry menegaskan bahwa BI akan terus berupaya memperluas akseptasi QRIS TAP serta mengembangkan inovasi sistem pembayaran digital lainnya, sejalan dengan arah navigasi BSPI 2030.
Hari ini BI bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Perhubungan, serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi meluncurkan QRIS Tanpa Pindai (QRIS TAP).
Inovasi sistem pembayaran digital ini dihadirkan sebagai solusi transaksi yang lebih cepat, mudah, murah, aman, dan andal bagi masyarakat, terutama dalam sektor layanan publik dan ritel.
Dengan QRIS TAP, pengguna cukup mendekatkan smartphone ke terminal pembayaran tanpa perlu memindai kode QR. Peresmian layanan ini berlangsung di Stasiun MRT Bundaran HI Bank DKI dan dihadiri oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Ketua ASPI Santoso Liem, serta para pemimpin dari Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dan operator transportasi yang mengimplementasikan QRIS TAP.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi juga menegaskan dukungan penuh terhadap implementasi QRIS TAP dalam sistem transportasi nasional.
“QRIS TAP merupakan bentuk sinergi antara sektor pembayaran dan transportasi yang sejalan dengan visi nasional transformasi digital. Layanan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi layanan publik tetapi juga mempercepat pengembangan ekosistem digital di Indonesia. Implementasi QRIS TAP menjadi katalis dalam mobilitas masyarakat, sejalan dengan komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur konektivitas yang lebih baik,” jelas Dudy.
Ia menambahkan, seluruh moda transportasi diharapkan dapat segera mengadopsi QRIS TAP guna mendukung kelancaran, keamanan, dan kenyamanan pengguna transportasi umum.
Saat ini, penerapan QRIS TAP masih dalam tahap awal dan dapat digunakan di sejumlah titik layanan transportasi, fasilitas parkir, rumah sakit, serta sektor ritel dan UMKM.
Beberapa lokasi yang sudah menerapkan QRIS TAP meliputi:
- Stasiun MRT Bundaran HI dan Lebak Bulus
- Transjakarta (terbatas pada layanan Royaltrans)
- DAMRI (khusus rute JR Connexion Jabodetabek)
- Sejumlah merchant parkir
- Rumah sakit seperti RSUD Tarakan, RSCM Kencana, dan RSPAD Gatot Subroto Paviliun Kartika.
Tahap selanjutnya, implementasi QRIS TAP akan diperluas ke seluruh stasiun MRT, LRT Jakarta dan Jabodebek, seluruh rute Transjakarta, perluasan sistem ticketing DAMRI, KRL Jabodetabek dan Jogja-Solo, Teman Bus, serta berbagai merchant lainnya.
Masyarakat dapat mengakses informasi terbaru terkait tahapan implementasi QRIS TAP melalui kanal resmi masing-masing operator dan merchant.
Penggunaan QRIS TAP tidak dikenakan biaya transaksi bagi pengguna. Sementara itu, merchant dikenakan Merchant Discount Rate (MDR) yang ditetapkan sebesar 0 persen untuk kategori Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO), sedangkan merchant lain mengikuti MDR QRIS sesuai ketentuan yang berlaku.
Hal ini dilakukan untuk mendukung Asta Cita dalam penyediaan layanan transportasi yang terjangkau bagi masyarakat serta mempercepat adopsi QRIS TAP di sektor transportasi.
Targetkan Rp95 Triliun per Tahun
Bank Indonesia (BI) menargetkan pertumbuhan transaksi melalui QRIS TAP mencapai Rp95 triliun per tahun, seiring dengan peningkatan jumlah pengguna dan merchant.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Dicky Kartikoyono, menyebutkan bahwa transaksi QRIS saat ini telah mencapai kisaran Rp86-90 triliun per tahun, dengan pertumbuhan pengguna mencapai 179 persen dan jumlah merchant yang telah terhubung sebanyak 37,6 juta.
“Jumlah pengguna telah mencapai 55 juta, dan jumlah merchant terus bertambah. Dengan adanya perkembangan teknologi, khususnya di sektor transportasi, penggunaan QRIS TAP akan semakin meningkat,” ujar Dicky dalam konferensi pers di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 14 Maret 2025.
Dicky menambahkan, kehadiran QRIS TAP akan semakin mendorong inklusi keuangan, khususnya bagi masyarakat yang belum memiliki akun bank. Dengan meningkatnya transaksi digital, semakin banyak individu yang terdorong untuk membuka rekening bank atau menggunakan uang elektronik untuk aktivitas sehari-hari.
“Bank akan semakin diuntungkan dengan peningkatan pengguna. Masyarakat yang belum memiliki rekening bank juga akan mulai terbuka untuk menggunakan layanan perbankan,” tambahnya.
Terkait dengan penggunaannya, masyarakat dapat memakai layanan QRIS TAP ke berbagai moda transportasi, termasuk KRL, MRT, dan bus TransJakarta. Cara memakainya hanya dengan menempelkan ponsel ke mesin pembaca. Layanan ini menggunakan teknologi berbasis Near Field Communication (NFC).
“Implementasi QRIS TAP akan diperluas secara bertahap. Saat ini sudah tersedia di seluruh layanan Damri, sementara MRT Jakarta ditargetkan selesai pada September 2025 setelah dilakukan penyesuaian sistem di setiap stasiun,” jelas Dicky.
Untuk transportasi lainnya, seperti TransJakarta dan commuter line, BI mempercepat proses implementasi agar layanan ini segera tersedia di seluruh ekosistem transportasi di Indonesia.(*)