KABARBURSA.COM - Sejumlah pedagang warung makan di Pasar Kramatjati, Jakarta Timur, merasakan dampak dari kenaikan harga bahan pokok yang terjadi belakangan ini. Salah satunya adalah Ahmad (34), pemilik Warung Makan Nikmat Magelang.
Menurut Ahmad, kenaikan harga bahan makanan telah menyebabkan perubahan signifikan dalam operasional bisnisnya.
Ahmad menjelaskan bahwa salah satu dampak utama dari kenaikan harga adalah penurunan kemampuannya untuk membeli beras dalam jumlah besar.
Ia menyatakan bahwa sekarang ia hanya mampu membeli beras dalam jumlah yang lebih sedikit karena harga komoditas yang tinggi.
“Dulu saya bisa beli sekarung beras untuk dua hari, tapi sekarang harus nyicil beli setiap hari karena harga mahal,” ujarnya kepada Kabar Bursa, Selasa, 5 Maret 2024.
Selain itu, Ahmad juga mengalami kesulitan dalam menyesuaikan harga jual makanannya dengan kenaikan harga bahan baku.
Ia mengaku pernah menerima protes dari pelanggan karena kualitas beras yang berbeda akibat campuran dengan beras murah.
“Ketika saya mencampurkan beras murah dengan yang biasa saya gunakan, ada pelanggan yang protes karena rasanya tidak sama,” tuturnya.
Selain kenaikan harga beras, Ahmad juga menghadapi tantangan lain dalam menjalankan usahanya, seperti kenaikan harga cabai. Meskipun demikian, ia berusaha untuk mengatasi hal tersebut dengan menggabungkan berbagai jenis cabai atau mengurangi porsi dalam hidangan yang dijual.
Demi mengimbangi pengeluaran yang meningkat, Ahmad dan istrinya kini harus lebih teliti dalam mengelola keuangan bisnis mereka. Dia berharap agar pasar kembali ramai oleh pengunjung, sehingga pendapatan mereka bisa diprediksi dengan lebih baik.
“Kondisi pasar sekarang memang tidak seperti sebelumnya, tapi kami tetap bersyukur bisa bertahan di tengah kondisi sulit ini,” ucap Ahmad.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Ahmad dan istrinya tetap bersemangat untuk menjalankan usaha warung makan mereka.
Mereka bertekad dapat terus memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan meskipun dalam situasi yang sulit seperti saat ini. (yog/adi)
Lanjut Ahmad, agar dapat menutup modal yang sudah dikeluarkannya, pria asal Garut, Jawa Barat ini menyiasati dengan membuka warung lebih pagi hari dan mengandalkan beragam menu.
“Dari jam tiga subuh mulai masak, jam lima selesai. Dari pagi etalase sudah penuh dengan makanan, Alhmadulillah masih punya pelanggan,” kata Ahmad. (ari/adi)