Logo
>

Harga Emas Dunia Tergelincir, Dolar Kuat dan Imbal Hasil Obligasi Jadi Pemicu

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Emas Dunia Tergelincir, Dolar Kuat dan Imbal Hasil Obligasi Jadi Pemicu

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas dunia kembali melemah pada Jumat, 1 November 2024 karena tertekan oleh penguatan dolar AS serta kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Namun, data pertumbuhan lapangan kerja AS yang lemah menumbuhkan spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan menurunkan suku bunga, yang sedikit meredam penurunan harga emas.

    Dilansir dari Consumer News and Business Channel International, harga spot emas merosot 0,2 persen ke level USD2.736,28 per ons. Penurunan ini terjadi setelah emas mencatat rekor tertinggi sepanjang masa di USD2.790,15 pada Kamis, 31 Oktober 2024. Aksi ambil untung oleh sejumlah trader dari harga tertinggi itu menyebabkan penurunan sebesar 1,5 persen sehari sebelumnya. Di sisi lain, kontrak berjangka emas ditutup stabil di USD2.749,2.

    Data ketenagakerjaan AS menunjukkan pertumbuhan nonfarm payrolls hanya meningkat 12 ribu pekerjaan pada bulan lalu, kenaikan terkecil sejak Desember 2020. Angka ini tertekan oleh dampak badai dan pemogokan pekerja pabrik di sektor kedirgantaraan.

    Dolar AS yang sempat melemah berbalik menguat 0,4 persen, sementara imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga kembali meningkat setelah penurunan sebelumnya. Kondisi ini membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi kurang menarik di mata investor.

    Ahli strategi pasar senior di RJO Futures, Bob Haberkorn, menyatakan ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS dan potensi serangan balasan Iran terhadap Israel menambah peluang penurunan suku bunga oleh The Fed. “Data ketenagakerjaan yang lemah ini seharusnya mendukung langkah The Fed untuk memangkas suku bunga,” katanya.

    Ekonom kini memperkirakan peluang 100 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pekan depan, naik dari proyeksi 91 persen sebelum data ketenagakerjaan dirilis.

    Persaingan Ketat Pilpres AS

    Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan persaingan ketat antara Donald Trump dan Kamala Harris menjelang pemilihan presiden AS yang akan digelar pada Selasa mendatang.

    Emas dikenal sebagai instrumen lindung nilai klasik saat ketidakpastian ekonomi dan politik meningkat, serta biasanya tampil baik dalam situasi suku bunga rendah. Nilai emas dipengaruhi oleh pergerakan dolar dan imbal hasil riil.

    Standard Chartered mencatat bahwa minat pasar terhadap emas saat ini sebagian besar didorong oleh pemilu AS, potensi penurunan suku bunga The Fed, dan ketidakpastian ekonomi serta geopolitik secara luas.

    Meskipun harga emas yang tinggi menarik minat investasi, permintaan emas fisik di sejumlah negara Asia utama masih menunjukkan penurunan.

    Harga logam lainnya bergerak bervariasi. Perak melemah 0,7 persen ke USD32,42 per ons, paladium turun 0,4 persen ke USD1.101,25, sementara platinum naik 0,3 persen ke USD990,45.

    Tren Merosot

    Harga emas jatuh pada Kamis, 31 Oktober 2024, juga sudah mengalami pelemahan dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Namun, permintaan terhadap aset aman menjelang pemilihan presiden AS juga menjadi pemicu emas membukukan kenaikan bulanan keempat berturut-turut.

    Harga emas spot turun 1,4 persen ke USD2.747,45 per ons setelah sempat mencapai rekor tertinggi di USD2.790,15 pada awal sesi perdagangan. Sepanjang bulan ini, harga emas naik sekitar 4 persen. Kontrak berjangka emas AS berakhir turun 1,8 persen ke USD2.749,3 per ons.

    “Kami memperkirakan konsolidasi lebih lanjut. Pekan depan akan dipenuhi berbagai peristiwa besar, termasuk pilpres AS pada Selasa, 5 November 2024, dan pertemuan The Fed pada Rabu, 6 November 2024. Jadi, tidak mengejutkan jika beberapa trader memilih untuk mengambil keuntungan,” kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

    Persaingan pilpres AS semakin ketat dengan jajak pendapat yang menunjukkan pertarungan sengit antara mantan Presiden Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris.

    Gejolak Geopolitik

    Analis StoneX, Rhona O'Connell, menyebutkan ketegangan geopolitik dan ketidakpastian perihal hasil pilpres AS menjadi faktor utama yang mendorong permintaan emas. Pasar cenderung berada dalam mode ‘beli saat harga turun’.

    Sementara itu, Data ekonomi AS terbaru menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,2 persen pada September setelah stagnan di 0,1 persen pada Agustus. Ekonom memperkirakan inflasi PCE meningkat 0,2 persen.

    Investor kini menanti laporan payroll pada Jumat, 1 November 2024, serta peluang 95 persen bahwa suku bunga AS akan dipangkas 0,25 poin pekan depan, yang menguntungkan emas yang tidak menawarkan imbal hasil.

    Harga logam mulia lainnya turut tertekan. Harga perak spot anjlok 3,4 persen ke USD32,65 per ons, meski mencatat kenaikan sekitar 5 persen sepanjang bulan ini. Platinum terkoreksi 1,5 persen menjadi USD993,05, sedangkan paladium merosot 3,4 persen ke USD1.108,64, mencatatkan bulan terbaik sejak Januari 2022.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).