Logo
>

IHSG Menguat, Analis Sarankan Beli Saham ini

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Menguat, Analis Sarankan Beli Saham ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dibuka menguat di angka 8,14 poin. Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, atau yang lebih dikenal sebagai Didit, mengungkapkan bahwa IHSG saat ini telah mencapai fase akhir dari wave (b) dalam wave 2. Ini berarti, potensi penguatan IHSG cenderung terbatas dan rentan mengalami koreksi.

    “Penguatan IHSG diperkirakan akan menguji area 7.267 hingga 7.296. Namun, perlu diwaspadai adanya koreksi yang mungkin membawa IHSG turun ke kisaran 6.949 hingga 7.026, dengan level support di 7.181 atau 6.998, dan level resistance di 7.298 atau 7.354,” ujar Didit dalam MNC Sekuritas Daily Scope Wave yang dipublikasikan di Jakarta pada Senin, 12 Agustus 2024.

    Dari landasan ini Didit menyarankan untuk membeli beberapa saham berikut ini:

    PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN)

    Di tengah tekanan penurunan laba bersih, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menampilkan valuasi saham yang menarik. Menghadapi tantangan dengan penurunan laba bersih dalam beberapa kuartal terakhir, beberapa indikator fundamental menunjukkan potensi yang masih ada pada emiten ini.

    Pada kuartal pertama tahun 2024, BFI mencatatkan laba bersih sebesar Rp361 miliar, turun signifikan dari Rp509 miliar pada kuartal yang sama tahun 2023 dan Rp396 miliar pada kuartal pertama 2022. Penurunan ini berlanjut pada kuartal kedua 2024 dengan laba bersih sebesar Rp324 miliar, dibandingkan Rp340 miliar di kuartal kedua tahun sebelumnya dan Rp433 miliar pada kuartal yang sama tahun 2022.

    Secara tahunan, laba bersih BFIN untuk tahun 2024 diproyeksikan mencapai Rp1,37 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan Rp1,64 triliun pada tahun 2023 dan Rp1,80 triliun pada tahun 2022. Untuk trailing twelve months (TTM) hingga kuartal kedua 2024, laba bersih mencapai Rp1,48 triliun, menurun dari Rp1,64 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

    Rasio Price to Earnings (P/E) saat ini untuk periode tahunan adalah 9,37, sementara untuk TTM adalah 8,68. Forward P/E ratio berada pada angka 7,23, menunjukkan ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan laba di masa depan. Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales) TTM berada di angka 2,20, dan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book) berada di angka 1,33.

    Rasio solvabilitas BFIN menunjukkan kondisi yang sehat dengan return on assets (ROA) TTM sebesar 6,10 persen dan return on equity (ROE) TTM sebesar 15,31 persen. Margin laba bersih (Net Profit Margin) untuk kuartal terakhir adalah 20,83 persen, menunjukkan profitabilitas yang stabil.

    Dividen untuk TTM adalah Rp55, dengan payout ratio sebesar 64,02 persen. Yield dividen tercatat sebesar 6,83 persen. Tanggal ex-dividen terakhir adalah 4 Juni 2024. Pendapatan BFIN untuk TTM mencapai Rp5,84 triliun. EBITDA untuk periode yang sama tercatat sebesar Rp2,84 triliun, sementara laba bersih mencapai Rp1,48 triliun.

    Kas BFIN pada kuartal terakhir adalah Rp1,74 triliun, dengan total aset sebesar Rp24,29 triliun. Total liabilitas mencapai Rp14,61 triliun. Ekuitas total BFIN berada pada angka Rp9,67 triliun.

    Saat ini, BFIN menguat 1,12 persen ke level 905, didukung oleh volume pembelian yang signifikan. Namun, penguatannya tertahan oleh MA60. Selama harga tetap di atas 845 sebagai level stoploss, BFIN diprediksi berada di awal wave (c) dari wave 3 pada label hitam.

    • Rekomendasi: Speculation Buy
    • Target Harga: 1.000 atau 1.065
    • Stoploss: Di bawah 845

    PT Indika Energy Tbk (INDY)

    INDY melonjak 3,66 persen ke level 1.415, dengan dukungan volume pembelian yang kuat, dan berhasil bertahan di atas MA20. Jika harga tetap di atas 1.300 sebagai stoploss, INDY diperkirakan berada di awal wave 3 dari wave (1) pada label hitam.

    • Rekomendasi: Speculation Buy
    • Target Harga: 1.465 atau 1.560
    • Stoploss: Di bawah 1.300

    Pada perdagangan Jumat, 9 Agustus 2024, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp450,63 miliar di seluruh pasar, dengan Rp441,20 miliar di pasar reguler. Selain itu, mereka juga melakukan pembelian bersih senilai Rp9,43 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

    Kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY) sempat menurun pada awal tahun. Pada kuartal I 2024, laba bersih perusahaan batu bara ini merosot 66 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Menurut laporan keuangan konsolidasian yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 3 Juni 2024, INDY mencatat laba bersih sebesar USD20 juta, turun dari USD59 juta pada kuartal I 2023. Secara kuartalan, laba INDY juga mengalami penurunan 23 persen dibandingkan kuartal IV yang sebesar USD26 juta.

    Penurunan laba bersih INDY tidak terlepas dari anjloknya pendapatan di awal tahun. Pada kuartal I 2024, pendapatan INDY tercatat USD567 juta, turun 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD907 juta.

    Kondisi ini terjadi akibat turunnya rata-rata harga rata-rata batu bara (average selling price/ASP) di tambang Indika. ASP di  Kideco, tambang batu bara terbesar yang dimiliki INDY di kuartal I-2024 tercatat USD62,5 per ton, turun 28 persen dari sebelumnya USD87,3 per ton. Selain ASP, volume penjualan di tambang ICI-4 tersebut juga turun 300 ribu ton secara tahunan menjadi 7,2 juta ton.

    Kendati kinerja laba-rugi menurun, pos neraca INDY masih kuat. Posisi kas dan setara kas INDY per 31 Maret mencapai USD545 juta. Angka ini belum termasuk aset keuangan lainnya sebesar USD145 juta.

    Pada tahun ini, manajemen INDY menargetkan total produksi batu bara lewat PT Kideco Jaya Agung bisa mencapai 29,4 juta ton. Target tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang terealisasi 34 juta ton.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79