KABARBURSA.COM - PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan pasar saham Indonesia masih akan bergerak positif pada pekan ini 27–31 Oktober 2025. Sentimen pendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini adalah masuknya musim laporan keuangan atau earning season, stabilitas ekonomi domestik, dan aliran modal asing yang terus berlanjut.
Dalam riset terbarunya, IPOT merekomendasikan empat instrumen investasi unggulan, yakni saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), serta obligasi pemerintah seri PBS038.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan mengatakan, pada pekan ini akan menjadi momentum penting bagi pasar modal Indonesia karena pelaku pasar mulai menanti rilis laporan keuangan kuartal III 2025 dari sejumlah emiten besar.
“Para trader wajib menyimak laporan keuangan yang rilis satu hingga dua minggu ke depan dan memanfaatkan momentum earning season jika harga terapresiasi signifikan,” ujarnya pada Senin, 27 Oktober 2025.
David menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak dalam kisaran 8.150–8.400 pada pekan ini dengan kecenderungan menguat menjelang puncak musim laporan keuangan.
Ia menilai sektor konsumsi, peternakan, dan energi masih menjadi motor penggerak utama di tengah suku bunga acuan yang tetap stabil di 4,75 persen dan inflasi yang terjaga di bawah 3 persen.
“Momentum earning season menjadi kunci arah pasar. Jika kinerja emiten besar positif, IHSG berpotensi menembus resistance 8.400,” kata David.
Dalam pandangan IPOT, investor dapat memanfaatkan peluang tersebut melalui strategi investasi selektif.
Rekomendasi Saham Pekan ini
IPOT merekomendasikan tiga saham yang dinilai memiliki prospek kenaikan harga menarik berdasarkan analisis fundamental dan teknikal, serta satu obligasi dengan imbal hasil kompetitif untuk diversifikasi portofolio.
1. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
Harga saat ini Rp1.225 dengan target harga Rp1.325, mencerminkan potensi kenaikan sekitar 8,16 persen. Stop loss disarankan di Rp1.180 atau potensi penurunan 3,67 persen.
KLBF mencatat kinerja stabil dengan valuasi price-to-earnings (P/E) relatif rendah dibandingkan sektor sejenis. Secara teknikal, saham ini mulai menunjukkan pola pembalikan arah menuju tren naik setelah konsolidasi panjang.
2. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
Harga saat ini Rp5.150 dengan target harga Rp5.500 atau potensi kenaikan 6,80 persen. Stop loss ditetapkan di Rp5.000 atau potensi penurunan 2,91 persen.
Kinerja CPIN terdorong oleh program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mendongkrak konsumsi daging ayam nasional. Laba per saham (EPS) diproyeksikan tumbuh dua digit pada 2025, dan saham ini mulai keluar dari downtrend channel.
3. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
Harga saat ini Rp1.210 dengan target harga Rp1.300 atau potensi kenaikan 7,44 persen. Stop loss di Rp1.150 atau potensi penurunan 4,96 persen. AKRA diuntungkan oleh kenaikan harga minyak akibat ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Rusia.
"Secara fundamental, AKRA membukukan kenaikan laba bersih 12 persen pada kuartal III 2025. Secara teknikal, saham ini mencatat high volume breakout pada Jumat lalu, menjadi indikasi awal tren pembalikan arah atau reversal," kata dia.
4. Obligasi Pemerintah Seri PBS038
IPOT juga merekomendasikan obligasi syariah pemerintah (SBSN) seri PBS038 yang menawarkan kupon 6,875 persen per tahun dengan jatuh tempo 15 Desember 2049.
Dengan imbal hasil hingga jatuh tempo (Yield to Maturity/YTM) sebesar 6,6 persen, instrumen ini dinilai lebih menarik dibandingkan rata-rata yield obligasi pemerintah 10 tahun (ID10) yang saat ini berada di area 6 persen.
Volatilitas Pasar dan Arah IHSG
IPOT memperkirakan volatilitas IHSG pada pekan ini berada di kisaran 1,5 persen hingga 2 persen, dengan kecenderungan menguat menuju akhir bulan. Arus dana asing yang terus masuk, kebijakan moneter yang akomodatif, dan ekspektasi laporan keuangan positif menjadi katalis utama penggerak pasar.
“Dalam kondisi seperti ini, investor dapat mengombinasikan saham berpotensi growth dengan obligasi defensif seperti PBS038 untuk menjaga keseimbangan portofolio. Kuncinya adalah disiplin dalam manajemen risiko,” tutur David.
Menurut dia, dukungan kondisi makro yang stabil dan potensi hasil laporan keuangan yang solid, IPOT menilai pekan terakhir Oktober 2025 sebagai momentum penting untuk memperkuat posisi di pasar modal Indonesia.
IHSG diperkirakan tetap bergerak dalam tren naik dengan peluang uji level 8.400, menjadikan earning season kali ini sebagai fase krusial bagi investor dalam menentukan strategi investasi akhir tahun.(*)