KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Rabu, 12 November 2025, naik 24,11 poin atau 0,29 persen ke level 8.390,63.
Sepanjang sesi pagi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 8.397,22 sebelum terkoreksi hingga titik terendah 8.379,76. Total volume transaksi tercatat 13,77 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp441,58 miliar dari 73.120 kali transaksi.
Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih senilai Rp649,29 miliar di seluruh pasar, dengan penjualan di pasar reguler sebesar Rp638,77 miliar. Porsi transaksi asing mencapai 25,40 persen, sementara investor domestik mendominasi 74,60 persen.
Saham-saham yang menjadi top gainers pada sesi pagi antara lain Uang Pakuan Tbk. (UANG) yang melonjak 24,85 persen ke Rp4.220 per saham, Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) naik 21,54 persen ke Rp3.950, Mitra Pack Tbk. (PTMP) menguat 20,93 persen ke Rp104, Urban Jakarta Propertindo Tbk. (URBN) naik 14,29 persen ke Rp208, dan Trisula Textile Industries Tbk. (BELL) naik 14,06 persen ke Rp73 per saham.
Sementara itu, saham yang terkoreksi paling dalam yakni Duta Anggada Realty Tbk. (DART) turun 11,82 persen ke Rp194, Berkah Prima Perkasa Tbk. (BLUE) melemah 8,82 persen ke Rp3.100, Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (RISE) turun 7 persen ke Rp9.300, Falmaco Nonwoven Industri Tbk. (FLMC) turun 5,88 persen ke Rp224, dan Soraya Berjaya Indonesia Tbk. (SPRE) turun 5,88 persen ke Rp112 per saham.
Dari sisi sektoral, penguatan indeks didorong oleh sektor infrastruktur yang naik 1,64 persen, diikuti teknologi naik 1,06 persen dan transportasi menguat 0,98 persen. Sektor non-siklis juga naik 0,56 persen, industri 0,05 persen, dan keuangan 0,03 persen.
Adapun tekanan datang dari sektor properti yang turun 0,66 persen, energi melemah 0,12 persen, dan kesehatan turun 0,18 persen. Penguatan IHSG hari ini ditopang oleh arus modal domestik yang stabil di tengah tekanan jual asing. Secara teknikal, indeks masih bergerak dalam tren konsolidasi dengan level support di 8.350 dan resistance terdekat di 8.420.
Menurut analis Indo Premier Sekuritas, strategi buy on weakness masih relevan diterapkan untuk pekan ini, terutama pada saham-saham berfundamental kuat di sektor perbankan, konsumsi, dan infrastruktur.
Ketiga sektor tersebut dinilai memiliki daya tahan tinggi terhadap volatilitas eksternal, dengan dukungan dari aliran dana asing dan stabilitas makroekonomi domestik. Analis menambahkan, sentimen positif dari laporan keuangan kuartal ketiga dan ekspektasi penurunan suku bunga global turut memperkuat optimisme pelaku pasar di awal pekan ini.
IPOT memperkirakan, IHSG akan memasuki fase konsolidasi terbatas pada pekan perdagangan 10 hingga 14 November 2025 setelah pekan sebelumnya menembus rekor tertinggi di level 8.394.
Aksi beli bersih investor asing senilai Rp3,3 triliun dan data ekonomi domestik yang solid menjadi pendorong utama reli IHSG di tengah tekanan pasar global.(*)