Logo
>

IHSG Terkoreksi Tipis, Tiga Saham Bank ini Senyum Manis

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Terkoreksi Tipis, Tiga Saham Bank ini Senyum Manis

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada akhir perdagangan Kamis, 8 Agustus 2024, IHSG terkoreksi tipis namun saham tiga bank besar, yaitu Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) tersenyum manis.

    Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan kinerja yang positif. Saham BBCA ditutup menguat di harga Rp10.225 per saham, mengalami kenaikan sebesar 1,24 persen dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya, yaitu Rp10.100 per saham. Saham ini dibuka lebih tinggi pada Rp10.150 per saham dan mencapai harga tertinggi di Rp10.225 serta terendah di Rp10.075, dengan kenaikan harian sebesar Rp125 per saham.

    Namun, jika dilihat dari pergerakan selama seminggu terakhir, harga saham BBCA mengalami penurunan sebesar -1,45 persen dibandingkan harga pada 1 Agustus 2024 yang sebesar Rp10.375 per saham. Meski demikian, secara tahunan, harga saham BBCA telah mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 11,14 persen dari Rp9.200 per saham pada 8 Agustus 2023.

    Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBCA mencapai Rp551,60 miliar, dengan volume perdagangan sebanyak 541.621 lot. Dari segi fundamental, saham BBCA memiliki laba bersih per saham (EPS) sebesar Rp436, dengan rasio harga terhadap laba (PER) mencapai 23,17 kali, dan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 5,17 kali.

    BBRI Ditutup Rp4.660 per Saham

    Saham Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga mencatat kenaikan pada akhir perdagangan Kamis, 8 Agustus 2024. Saham BBRI ditutup di harga Rp4.660 per saham, mengalami peningkatan sebesar 0,87 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp4.620.

    Meskipun dibuka sedikit lebih rendah pada Rp4.600 per saham, BBRI berhasil mencapai harga tertinggi Rp4.690 dan terendah Rp4.590 selama sesi perdagangan, dengan kenaikan harian sebesar Rp40 per saham.

    Namun, dalam rentang 7 hari terakhir, harga saham BBRI mengalami penurunan sebesar -1,89 persen dari Rp4.750 pada 1 Agustus 2024. Lebih jauh lagi, jika dibandingkan dengan harga setahun yang lalu pada 8 Agustus 2023, saham BBRI telah mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar -17,16 persen dari harga Rp5.625 per saham.

    Total nilai transaksi saham BBRI tercatat mencapai Rp611,20 miliar, dengan volume perdagangan sebanyak 1.313.434 lot. Secara fundamental, BBRI memiliki laba bersih per saham (EPS) sebesar Rp392, dengan rasio harga terhadap laba (PER) sebesar 11,79 kali, dan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 2,29 kali.

    BMRI Naik 0,37 Persen

    Saham Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menunjukkan penguatan pada penutupan perdagangan hari ini. Saham BMRI ditutup di harga Rp6.800 per saham, naik 0,37 persen dari penutupan sebelumnya di Rp6.775. Saham ini dibuka dengan harga yang sama dengan penutupan, yaitu Rp6.800 per saham.

    Sepanjang sesi perdagangan, saham BMRI bergerak di antara harga tertinggi Rp6.850 dan terendah Rp6.725, mencatatkan kenaikan harian sebesar Rp25 per saham. Jika dilihat dari tujuh hari yang lalu, saham BMRI mengalami peningkatan sebesar 0,74 persen dari harga Rp6.750 pada 1 Agustus 2024.

    Lebih mengesankan lagi, dalam setahun terakhir, saham BMRI telah naik 15,25 persen dari harga Rp5.900 pada 8 Agustus 2023. BEI mencatat total nilai transaksi saham BMRI mencapai Rp552,90 miliar, dengan volume perdagangan sebanyak 814.085 lot.

    Secara fundamental, saham BMRI memiliki laba bersih per saham (EPS) sebesar Rp569, dengan rasio harga terhadap laba (PER) sebesar 11,91 kali, dan rasio harga terhadap nilai buku (PBV) tercatat sebesar 2,49 kali.

    Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tipis, berakhir di bawah level 7.200. IHSG melemah 0,24 persen, atau turun 17,01 poin, menjadi 7.195,12 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Penurunan IHSG dipengaruhi oleh tujuh indeks sektoral yang berada di zona merah. Sektor barang baku mencatat penurunan terbesar sebesar 1,93 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur yang terpangkas 0,80 persen, dan sektor transportasi serta logistik yang turun 0,76 persen. Sektor barang konsumsi nonprimer tergerus 0,59 persen, sektor energi turun 0,34 persen, sektor barang konsumsi primer melemah 0,12 persen, dan sektor perindustrian turun tipis 0,05 persen.

    Namun, empat sektor lainnya mengalami kenaikan meskipun IHSG melemah. Sektor properti dan real estat melonjak 1,64 persen, sektor keuangan naik 0,41 persen, sektor teknologi menguat 0,22 persen, dan sektor kesehatan meningkat 0,09 persen.

    Di antara saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45, top gainers hari ini adalah:

    1. PT Bank Jago Tbk (ARTO): Naik 5,22 persen
    2. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA): Naik 2,59 persen
    3. PT Astra International Tbk (ASII): Naik 2,38 persen

    Sementara itu, top losers LQ45 terdiri dari:

    1. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN): Turun 8,61 persen
    2. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA): Turun 4,35 persen
    3. PT Indosat Tbk (ISAT): Turun 4,18 persen

    Total volume transaksi di bursa mencapai 15,47 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp8,7 triliun. Sebanyak 295 saham melemah, 265 saham menguat, dan 226 saham stagnan.

    Dalam sepekan terakhir, IHSG tercatat mengalami penurunan sebesar 1,79 persen, dan sejak awal tahun, IHSG turun 1,07 persen.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79