KABARBURSA.COM - Pada penutupan perdagangan Selasa, 24 Desember 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berakhir di zona merah. IHSG mencatatkan penurunan sebesar 0,43 persen atau tergerus 30,699 poin, mengakhiri perdagangan di level 7.065,746.
Meskipun sempat bergerak dalam kisaran yang variatif sepanjang sesi, IHSG pada akhirnya gagal bertahan di level positif. Indeks utama ini dibuka pada level 7.096 dan sempat menyentuh angka tertinggi di level 7.120, sebelum terkoreksi ke posisi penutupan.
Secara sektor, kinerja yang bervariasi mewarnai perdagangan hari ini. IDXENERGY menjadi sektor dengan pergerakan terbaik, naik 0,56 persen, didorong oleh penguatan harga energi. Sementara itu, sektor teknologi (IDXTECHNO) mencatatkan penurunan paling dalam, merosot 1,68 persen.
Sektor lainnya, seperti IDXINDUST dan IDXNONCYC, mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,35 persen dan 0,89 persen, sementara sektor kesehatan (IDXHEALTH) berhasil mencatatkan kenaikan 2,30 persen. Kejatuhan terbesar terjadi pada sektor sektor sektor yang bersifat lebih siklikal, seperti IDXCYCLIC yang terkoreksi 1,19 persen. Ini artinya, sektor siklikal terpengaruh sentimen negatif yang cukup signifikan.
Pada sisi saham individual, terjadi fluktuasi tajam dengan beberapa saham mencatatkan lonjakan harga yang signifikan. Di antara saham-saham top gainers, AYLS tampil sebagai yang paling menonjol dengan lonjakan 34,28 persen atau naik 36 poin ke level 141. Saham lainnya yang tercatat menguat tajam antara lain JAST, POLU, HADE, dan PGLI, dengan masing-masing saham mencatatkan kenaikan yang cukup mencolok.
Sementara itu, sejumlah saham top losers menderita penurunan tajam, seperti BTEK yang tergerus 25,00 persen ke level 3, serta INPC yang melemah 18,12 persen, turun ke level 262. Koreksi juga dialami saham DPUM, SKBM, dan LABA, yang masing-masing tercatat turun lebih dari 14 persen.
Selain itu, indeks-indeks utama lainnya juga tercatat melemah, dengan LQ45 merosot 0,63 persen ke level 830,487, dan Jakarta Islamic Index (JII) terkoreksi 0,30 persen ke level 484,430. Sementara itu, IDX30 mencatat penurunan 0,55 persen, ditutup pada level 424,357, dan IDX80 mengalami pelemahan lebih tajam, turun 0,65 persen ke level 120,394.
Melihat keseluruhan pergerakan pasar hari ini, meskipun terdapat beberapa sektor yang mencatatkan penguatan, penurunan di beberapa sektor lainnya serta turunnya beberapa saham besar menyebabkan IHSG menutup perdagangan di zona merah.
Fluktuasi yang terjadi dalam bursa saham Indonesia mencerminkan kondisi pasar yang penuh tantangan menjelang akhir tahun 2024.
Tidak Terpengaruh Santa Claus Rally
Sepertinya, pergerakan IHSG tidak terpengaruh pada momentum Santa Claus Rally. Senior Market Analyst Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengatakan Santa Claus Rally sejatinya sudah terjadi pada awal Desember 2024 saat IHSG menguat signifikan.
Santa Claus Rally adalah fenomena pasar saham yang merujuk pada kecenderungan harga saham untuk mengalami kenaikan pada periode akhir Desember hingga awal Januari. Biasanya, periode ini berlangsung selama lima hari perdagangan terakhir di bulan Desember dan dua hari perdagangan pertama di bulan Januari tahun berikutnya.
“Santa Claus Rally itu terjadi di awal Desember di mana IHSG ini berhasil mengalami penguatan dari kisaran 7050 sampai ke 7530. Ini terjadi hingga pada 11 Desember,” kata Nafan kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Senin, 23 Desember 2024.
Sayang, setelah itu Santa Claus Rally tiba-tiba mereda sehingga membuat IHSG melemah selama beberapa hari. Nafan menjelaskan, hal tersebut terjadi lantaran adanya faktor global, salah satunya terkait isu potensi The Fed dalam menerapkan hawkish.
“Karena itu telah memicu terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah, di mana kurs rupiah sempat berada di Rp16,200-an. Ini yang membuat IHSG mengalami out flow sehingga Santa Claus Rally efeknya mereda,” tutur Nafan.
Terlepas dari itu, Nafan melihat peluang IHSG untuk menguat di sisa 2024 cukup terbuka lebar. Hal ini berkaca ketika IHSG ditutup menguat sebesar 6 poin atau naik 0,09 persen ke level 6,983 pada perdagangan Jumat, 20 Desember 2024.
Tidak hanya itu, pada Senin, 23 Desember 2024, IHSG juga dibuka perkasa sebesar 64 poin atau meningkat 0,92 persen ke level 7,048.
“Santa Claus efek yang juga merupakan agenda window dressing ini mulai terjadi dan begitu dirasakan. Semoga euforia masih kuat,” pungkasnya.
Terkoreksi Sejak Awal
Sejak akhir sesi perdagangan pertama, IHSG sudah mengalami pelemahan tipis sebesar 0,05 persen atau 4 poin4. IHSG sesi pertama ditutup di level 7.092, setelah dibuka menguat pada posisi 7.096.
Meskipun sempat berada di zona hijau dengan level tertinggi 7.120, pasar saham tidak mampu mempertahankan momentum positif tersebut dan berakhir melemah.
Pergerakan pasar saham Indonesia pada hari ini menunjukkan adanya perbedaan kinerja antar-sektor. Sektor transportasi berhasil mencatatkan penguatan tipis sebesar 0,04 persen, disusul sektor energi yang melesat 1,28 persen.
Untuk sektor kesehatan naik 1,25 persen, sektor infrastruktur yang tumbuh 0,38 persen, dan sektor properti yang mengalami kenaikan 0,34 persen.
Kendati demikian, sebagian besar sektor mencatatkan penurunan, terutama sektor teknologi yang merosot tajam hingga 1,44 persen. Sektor konsumer primer juga turun 1,09 persen, diikuti dengan sektor bahan baku yang melemah 0,06 persen. Sektor industri dan keuangan masing-masing turun 0,63 persen dan 0,02 persen.
Dalam hal pergerakan saham per individu, emiten-emiten besar turut mencatatkan transaksi yang signifikan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tercatat sebagai emiten dengan nilai transaksi tertinggi pada hari itu, mencapai Rp432,31 miliar, disusul PT Adi Sarana Armada Tbk (AADI) yang mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp334,92 miliar.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.