Logo
>

Jepang Alami Rugi Rp5,13 Triliun akibat Peretasan Bitcoin

Ditulis oleh Syahrianto
Jepang Alami Rugi Rp5,13 Triliun akibat Peretasan Bitcoin

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Platform pertukaran mata uang kripto di Jepang, DMM Bitcoin, berencana mengumpulkan JPY50 miliar atau sekitar USD321 juta (sekitar Rp5,13 triliun). Dana ini akan digunakan untuk membeli aset digital terbesar guna memulihkan kepercayaan pelanggan setelah mengalami peretasan besar.

    Dalam pernyataan pada Rabu, 5 Juni 2024, platform tersebut menyatakan akan berhati-hati agar tidak mempengaruhi pasar Bitcoin dengan rencana pembeliannya. DMM Bitcoin juga menambahkan bahwa penyelidikan mengenai penyebab arus keluar yang tidak sah minggu lalu masih berlangsung.

    Arus keluar tersebut setara dengan 4.503 Bitcoin, yang berdasarkan harga pasar mata uang digital tersebut sebesar USD71.000 pada pukul 10:45 pagi waktu Tokyo, bernilai sekitar USD320 juta (Rp5,12 triliun). Nilai ini menggambarkan besarnya kerugian yang dialami oleh DMM Bitcoin akibat peretasan tersebut, sehingga mendorong perusahaan untuk segera mengumpulkan dana demi memulihkan kepercayaan pelanggan dan menutup kerugian aset digital yang hilang. Upaya ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjaga stabilitas dan keamanan dalam perdagangan mata uang kripto di platform mereka.

    Menurut Chainalysis, yang melacak aliran aset digital di seluruh blockchain, peretasan ini merupakan peretasan kripto terbesar ketujuh yang pernah terjadi. Peristiwa ini menyoroti meningkatnya ancaman terhadap platform perdagangan kripto, yang meskipun telah memperkuat keamanan mereka, tetap menjadi target empuk bagi para peretas.

    Dalam konteks sejarah peretasan kripto, insiden seperti ini menambah daftar panjang serangan yang telah menyebabkan kerugian finansial besar dan merusak kepercayaan pengguna. Upaya mitigasi dan peningkatan keamanan menjadi sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, serta untuk melindungi investasi pengguna dalam ekosistem mata uang digital.

    Badan Jasa Keuangan Jepang (Japan's Financial Services Agency) telah memerintahkan DMM Bitcoin untuk memberikan laporan mengenai penyebab insiden yang terjadi serta kebijakan kompensasi yang akan diberikan kepada para pelanggan yang terdampak. Selain itu, Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, menegaskan komitmen pemerintah untuk berupaya mencegah terulangnya insiden keamanan serupa di bursa kripto. Pemerintah akan menerapkan langkah-langkah ketat untuk memastikan keamanan dan kepercayaan pengguna dalam perdagangan mata uang digital di masa depan.

    Potensi Kenaikan Bitcoin

    Persetujuan ETF Ethereum yang telah dilakukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS0 pada bulan Mei lalu telah menumbuhkan kembali minat investor di pasar kripto. Dari pergerakan pasar dalam beberapa minggu terakhir, pemulihan harga Bitcoin menuju sentimen positif hingga akhir tahun.

    Berdasarkan data dari Coingecko.com, harga Bitcoin (BTC) tengah berada di level USD69.173, yang merupakan kenaikan sebesar 1,2 persen dalam 24 jam.

    Sebagaimana diketahui pasca persetujuan ETF Ethereum (ETH), harga Bitcoin menunjukkan potensi untuk naik kembali, melampaui USD70.000. Jika level support ini bisa dipertahankan, para trader mungkin menargetkan level tertinggi sepanjang masa USD73.837, bahkan USD80.000.

    Melansir dari coingape.com, Ethereum yang merupakan koin terbesar kedua juga mengalami peningkatan hingga USD3.830 selama jam kerja di AS pada hari Senin, 2 Juni 2024. Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan ini di awal minggu, termasuk peningkatan aliran dana digital dan pasar futures yang kuat.

    Menurut laporan CoinShares, aliran masuk ke produk investasi digital terus meningkat selama empat minggu berturut-turut. Pekan lalu saja, aliran dana mencapai USD185 juta, dengan total USD2 miliar di bulan Mei dan USD15 miliar sepanjang tahun ini.

    Bitcoin memimpin dengan aliran masuk USD148 juta, sementara short-bitcoin mengalami aliran keluar sebesar USD3.5 juta. Ethereum juga mendapat aliran masuk sebesar USD33.5 juta, didorong oleh persetujuan ETF spot dari SEC yang akan mulai diperdagangkan pada Juli 2024.

    Pasar derivatif menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam open interest (OI) sejak Januari. Masih dari Coinglass, OI sekarang mencapai USD38.8 miliar, naik dari USD17.2 miliar di awal tahun. Dalam hal ini, Chicago Mercantile Exchange (CME) memimpin dengan USD10.5 miliar OI, diikuti oleh Binance dengan USD8.12 miliar, dan Bybit dengan USD5.22 miliar.

    Peningkatan ini mencerminkan sentimen positif di pasar, meskipun Bitcoin berosilasi antara USD67.000 dan USD70.000 selama hampir dua minggu. Investor tetap optimis bahwa tren ini akan kembali menguat dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Bitcoin mendekati breakout di atas USD70.000, didukung oleh indikator teknis yang kuat. Momentum bullish ini terjadi setelah BTC rebound dari level dukungan yang kuat.

    Exponential Moving Average (EMA) 20-hari di USD67.430 memperkuat area dukungan ini. Indikator MACD juga menunjukkan sinyal bullish lain jika garis MACD biru melintasi garis sinyal oranye.

    Namun, Bitcoin perlu menutup hari di atas USD70.000 untuk konfirmasi lebih lanjut. Jika tidak, fluktuasi antara USD67.000 dan USD70.000 mungkin akan terus terjadi minggu ini. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.