KABARBURSA.COM - Saham PT Unilever Indonesia Tbk ( UNVR) tercatat sejak awal tahun 2024 sahamnya terus menurun dari awal tahun 3550 menurun drastis hingga level 2370. Pelemahan saham UNVR disebabkan salah satunya dikarenakan sentimen geopolitik Iran dan Irak.
Reza Priyambada Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk menerangkan terkait dengan geopolitik Iran dan Israel berpengaruh terhadap kepada sentimen UNVR.
Di sisi lain, Reza menambahkan produk lainya seperti Starbucks, McD, dan lainnya juga berpengaruh namun tidak signifikan.
"Balik lagi ke UNVR. Klo dilihat kinerjanya secara laporan keuangan memang terlihat adanya penurunan. Hal ini bisa dilihat dari sisi pendapatan dimana kemungkinan maraknya produk konsumer-body treatment membuat persaingan sangat ketat dan kompetitif sehingga untuk mempertahankan pangsa pasar ialah dengan menurunkan harga jual melalui diskon atau membuat varian produk baru, " terang Reza kepada Kabar Bursa, Jumat 19 April 2024.
Selain itu faktor lainya, Reza menambahkan meningkatnya harga bahan baku bisa saja mempengaruhi UNVR sehingga pada akhirnya membuat potensi kenaikan laba menjadi berkurang.
Dari segi lainya, Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto menuturkan, boikot Israel berpengaruh kepada kinerja keuangan Unilever.
"Perusahaan telah memberikan aksi edukasi masyarakat terkait produk yang "diboikot" hingga akhir kuartal 1 tahun 2024. Perusahaan akan lebih fokus dalam inovasi pengembangan produk untuk 2024 guna mengembalikan pangsa pasarnya, " terang Rully.
Hingga akhir tahun 2023, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan laba bersih Rp4,8 triliun sepanjang tahun 2023. Angka tersebut turun sebesar 10,51 persen dibandingkan dengan laba bersih pada 2022 senilai Rp5,36 triliun.
Selain itu, UNVR mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun, turun 6,32 persen dari periode sebelumnya yaitu Rp41,21 triliun pada tahun 2022.
Penjualan pada 2023, berasal dari divisi kebutuhan rumah tangga dan perawatantubuh sebanyak Rp25,15 triliun, lalu divisi makanan dan minuman Rp13,46 triliun.
Kedua divisi tersebut turun dari pencapaian periode sebelumnya tahun 2022 senilai Rp27,25 triliun dan Rp13,96 triliun.