KABARBURSA.COM - PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) berharap memperkuat kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, investor, dan pemberi pinjaman internasional dalam penyediaan infrastruktur air di ajang World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.
Direktur Utama PT PII, M. Wahid Sutopo, menyatakan bahwa penyediaan infrastruktur air bersih adalah langkah penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim seperti penurunan permukaan tanah akibat penggunaan air tanah yang masif, masalah yang sudah dirasakan di beberapa kota besar di Indonesia. Seperti dalam keterangan di Jakarta pada Sabtu 25 Mei 2024.
Melalui IIGF Institute, unit think-tank di bawah PT PII, perusahaan ini terlibat dalam berbagai diskusi yang menyoroti pentingnya dukungan terhadap infrastruktur sektor air, terutama dari segi pembiayaan. Salah satu forum yang diikuti adalah diskusi bertema "Making the Green Investment Case for Innovation to Achieve Water Resilience and Improved Governance" pada 23 Mei 2024.
Wahid Sutopo menjadi narasumber dalam forum tersebut bersama dengan perwakilan dari berbagai lembaga internasional, termasuk Bank Dunia dan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH). Dalam paparannya yang berjudul "Opportunity of Utilizing Green Financing Instruments in The Water Sector", ia menyoroti peran PT PII dalam mendukung proyek infrastruktur air di Indonesia. PT PII telah memberikan penjaminan pada enam proyek air melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), yaitu SPAM Umbulan, SPAM Jatiluhur, SPAM Karian Serpong, SPAM Bandar Lampung, SPAM Semarang Barat, dan SPAM Pekanbaru, dengan total investasi sebesar Rp 7,87 triliun dan kapasitas 15.580 L/S yang melayani sekitar 5 juta masyarakat Indonesia.
Wahid menekankan bahwa perencanaan strategis, keterlibatan pemangku kepentingan, strukturisasi pembiayaan, dan operasional yang baik adalah faktor kunci keberhasilan proyek sektor air melalui skema KPBU.
Direktur Bisnis PT PII, Andre Permana, dalam paparannya yang berjudul "Critical Elements on Enabling Water Financing for Sustainability", menyampaikan pentingnya alokasi risiko yang seimbang di antara para pihak serta komitmen dan kapasitas pemerintah atau badan otoritas dalam keberhasilan proyek infrastruktur sektor air yang berkelanjutan.
Selain partisipasi dalam agenda utama WWF 2024, PT PII juga menjajaki kolaborasi dengan Kedutaan Besar Perancis untuk Indonesia melalui French Business Delegation Forum di French Pavilion. Dalam forum tersebut, PT PII membahas mandatnya sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI yang mendukung infrastruktur berkelanjutan melalui skema creative financing, serta implementasi khusus dalam mendukung infrastruktur sektor air.
SPAM Regional
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian-Serpong akan menerima pendanaan setelah kesepakatan tercapai di World Water Forum ke-10 di Bali pada Selasa, 21 Mei 2024. Di samping itu, terdapat nota kesepahaman mengenai Proyek Infrastruktur Pasokan Air Net-Zero di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Ini merupakan dua hasil konkret dari forum ini sejak digelar World Water Forum ke-10,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
SPAM Regional Karian-Serpong, Proyek Strategis Nasional dengan kapasitas 4.600 liter/detik, diharapkan memberikan akses air minum kepada 1,84 juta penduduk di Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten, terutama di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Proyek SPAM Regional Karian-Serpong memiliki nilai investasi sebesar Rp2,4 triliun.
“Dengan penandatanganan kesepakatan pendanaan ini, saya optimis proyek ini akan segera selesai,” ujar Basuki.
Nota kesepahaman mengenai Proyek Infrastruktur Pasokan Air Net-Zero di IKN Nusantara ditandatangani oleh Kementerian PUPR dan K-Water, perusahaan milik Korea Selatan melalui agenda WWF itu.
Basuki menegaskan bahwa dukungan Pemerintah Korea akan mempercepat pembangunan SPAM lainnya di IKN tahun ini.
Sebelumnya, dalam World Water Forum ke-10, disepakati kompendium berisi 113 proyek air dengan nilai mencapai USD9,4 miliar atau Rp150,4 triliun (asumsi kurs Rp16.000).
“Salah satu pencapaian forum ini adalah Indonesia berhasil menyusun daftar proyek terkait air yang menjadi andalan dari berbagai negara, sebanyak 113 proyek senilai USD9,4 miliar,” ujar Basuki dalam konferensi pers setelah mengesahkan deklarasi dalam rapat tingkat menteri WWF ke-10 di Nusa Dua, Bali.
Menteri PUPR itu menyatakan, proyek dalam kompendium tersebut menjadi andalan bagi berbagai negara.
Proyek yang disoroti oleh Basuki adalah percepatan penyediaan air minum bagi 3 juta rumah tangga dan pengolahan air limbah domestik bagi 300 ribu rumah tangga.