KABARBURSA.COM – PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), pengelola jaringan bioskop Cinema XXI, melaporkan kinerja kuartal III 2025 dengan nada optimistis.
Perseroan mengklaim pendapatan stabil di Rp4,3 triliun dan laba bersih Rp444,9 miliar, serta menegaskan ketahanan bisnis di tengah pasar hiburan yang disebut “menantang”.
Direktur Utama CNMA Suryo Suherman menyampaikan, perusahaan tetap fokus pada pertumbuhan berkelanjutan melalui optimalisasi operasional dan ekspansi yang terukur.
“Dengan disiplin operasional dan inovasi berkelanjutan, kami berupaya untuk dapat menjaga kinerja hingga akhir tahun,” ujarnya, dalam siaran pers, Rabu, 29 Oktober 2025.
Namun, laporan keuangan menunjukkan arah sebaliknya. Hingga September 2025, laba usaha CNMA turun 13,5 persen menjadi Rp714,9 miliar, dari Rp827,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara laba bersih juga menyusut 16 persen menjadi Rp444,9 miliar.
Pendapatan memang naik tipis 0,4% secara tahunan, tetapi laba kotor justru turun 2,8 persen menjadi Rp2,09 triliun. Ini menandakan bahwa pertumbuhan omzet tidak cukup menutup kenaikan beban operasional dan biaya promosi.
Tekanan juga terlihat pada arus kas dan efisiensi. EBITDA CNMA turun menjadi Rp1,27 triliun dari Rp1,33 triliun, sementara arus kas dari aktivitas operasi menyusut dari Rp1,19 triliun menjadi Rp1,14 triliun.
Artinya, kemampuan perseroan menghasilkan kas dari bisnis inti mulai melandai di saat tekanan biaya meningkat.
Meski demikian, manajemen tetap melanjutkan strategi bagi hasil. CNMA akan membagikan dividen interim Rp5 per saham dan selama periode berjalan telah menggelontorkan Rp333 miliar untuk dividen tunai serta Rp228,7 miliar untuk pembelian saham tresuri.
Langkah tersebut diklaim sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham. “Pembagian dividen ini menjadi wujud komitmen kami untuk memberikan nilai berkelanjutan kepada pemegang saham, sambil tetap menjaga keseimbangan antara ekspansi dan profitabilitas,” ujar Suryo.
Namun, di tengah menurunnya kas operasi, strategi ini justru mengurangi ruang likuiditas untuk memperkuat ekspansi ke depan. Padahal, perluasan jaringan pada kuartal III hanya menambah dua bioskop baru, di Padang dan Pematang Siantar, dengan total 1.369 layar di 67 kota. Tambahan ini hanya sekitar 0,1% dari total layar nasional yang dikelola CNMA.
Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa pertumbuhan CNMA mulai mendatar. Kenaikan pendapatan lebih banyak ditopang oleh penyesuaian harga tiket dan peningkatan belanja makanan-minuman per penonton, bukan oleh lonjakan jumlah penonton baru.
Dengan laba bersih menurun, efisiensi menipis, dan arus kas operasi melemah, pernyataan soal “ketahanan dan disiplin operasional” yang disampaikan manajemen tampak belum didukung oleh fakta keuangan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.