Logo
>

Laba Naik Dua Kali Lipat, Mengapa Harga Saham INPP Justru Anjlok?

Pendapatan berulang ini bersumber dari portofolio hotel, pusat perbelanjaan, dan kawasan gaya hidup yang telah beroperasi dan terus memberikan kontribusi stabil

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Laba Naik Dua Kali Lipat, Mengapa Harga Saham INPP Justru Anjlok?
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Indonesian Paradise Property Tbk atau dalam kode saham INPP mengumumkan saat merayakan ulang tahun ke-23. Perusahaan properti ini mencatatkan peningkatan pendapatan signifikan sepanjang paruh pertama 2025, terutama berkat ekspansi yang ia lakukan terutama proyek-proyek barunya seperti Antasari Place di Jakarta dan 23 Paskal Extension di Bandung. 

    President Director & CEO Paradise, Anthony Prabowo Susilo, menyebut pada semester pertama 2025, Paradise Indonesia membukukan total pendapatan sebesar Rp872,11 miliar, dengan penjualan properti (property sales) yang melonjak hingga 38 persen dari total pendapatan. 

    Kontributor utama datang dari proyek Antasari Place Tower 1 yang telah diserahterimakan, beserta kawasan ritel komersial di sekitarnya. Proyek tersebut juga meluncurkan serviced apartment Citadines Antasari Jakarta, yang akan memperkuat sumber pendapatan berulang (recurring income) Perseroan ke depan. 

    “Di usia ke-23, Paradise Indonesia ingin merayakan perjalanan ini bukan hanya sebagai keberhasilan perusahaan, tetapi juga sebagai keberhasilan kita semua. Melalui tema SEJALAN, kami menegaskan bahwa setiap langkah yang kami ambil akan selalu berpijak pada kolaborasi, keberlanjutan, dan kebermanfaatan bagi semua pihak,” ujar Anthony di Jakarta, dikutip Selasa, 28 Oktober 2025. 

    Anthony menegaskan bahwa dengan struktur keuangan yang kuat dan manajemen kas yang solid tanpa ketergantungan pada pembiayaan eksternal, Paradise Indonesia kini menjadi salah satu pengembang dengan porsi pendapatan berulang tertinggi di industri properti nasional. 

    Pendapatan berulang ini bersumber dari portofolio hotel, pusat perbelanjaan, dan kawasan gaya hidup yang telah beroperasi dan terus memberikan kontribusi stabil bagi arus kas perusahaan. 

    Memasuki usia ke-23 tahun, Paradise Indonesia mengusung tema SEJALAN yang menggambarkan langkah sinergis perusahaan bersama masyarakat, mitra, dan pemerintah menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. 

    Ia menjelaskan perseroan berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan bisnis dan menghadirkan proyek-proyek yang bernilai tambah tinggi bagi ekonomi kota-kota di Indonesia. 

    Sepanjang 2025, Paradise Indonesia menorehkan pencapaian penting dengan penyelesaian dua proyek besar: Antasari Place di Jakarta dan 23 Paskal Extension di Bandung. 

    Kedua proyek ini tak hanya memperkuat posisi perusahaan di segmen properti premium, tetapi juga memperluas sumber pendapatan berulang dari sektor ritel dan perhotelan. 

    Selain itu, Paradise Indonesia tengah mengembangkan dua proyek baru yang menjadi bagian dari strategi ekspansi jangka panjang, yakni 23 Semarang Shopping Center yang ditargetkan beroperasi pada 2026, serta pengembangan kawasan gaya hidup berkonsep low-density di Balikpapan. 

    “Langkah ini bukan hanya soal memperbanyak proyek, tetapi juga tentang bagaimana kami bisa meningkatkan kualitas dan menciptakan nilai strategis di setiap pengembangan yang kami lakukan,” ujar Anthony. 

    “Paradise Indonesia akan terus hadir sebagai pengembang yang tidak hanya menciptakan ruang untuk hidup dan beraktivitas, tetapi juga menghadirkan manfaat bagi masyarakat luas,” kata Anthony. 

    Namun, menilik data perdagangannya saham INPP tercatat melemah signifikan dalam tiga bulan terakhir, turun sebesar 13,21 persen ke level 690 per lembar pada penutupan perdagangan terakhir. 

    Dalam periode yang sama, saham sempat menyentuh level tertinggi di 980 sebelum terkoreksi ke titik terendah 645. Penurunan harga saham itu terjadi di tengah fundamental perusahaan yang tetap solid. 

    Berdasarkan laporan kinerja hingga kuartal II 2025, INPP membukukan laba bersih sebesar 497 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 335 miliar. 

    Jika disetahunkan (annualised), laba tahun berjalan mencapai 886 miliar, melonjak lebih dari dua kali lipat dari 335 miliar pada tahun 2024. Dari sisi kuartalan, perseroan mencatatkan laba 356 miliar pada kuartal I 2025 dan 87 miliar pada kuartal II. 

    Kinerja tersebut menunjukkan adanya fluktuasi musiman pada pendapatan dari sektor properti dan perhotelan yang menjadi fokus bisnis utama perusahaan. INPP juga tetap menjaga komitmennya dalam memberikan imbal hasil bagi pemegang saham. 

    Total dividen dalam 12 bulan terakhir (TTM) tercatat sebesar 11 per saham, meningkat dari 6 per saham pada tahun sebelumnya. Payout ratio berada di level 13,88 persen dengan dividend yield 1,59 persen, meningkat dibandingkan 0,74 persen di tahun 2024. 

    Secara valuasi, kapitalisasi pasar INPP kini mencapai 7,716 triliun, dengan jumlah saham beredar 11,18 miliar lembar dan free float 8,83 persen. Meski harga sahamnya terkoreksi dalam jangka pendek, kinerja keuangan yang terus tumbuh.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".