KABARBURSA.COM - PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES) mencapai kenaikan laba kotor sebesar 17,21 persen pada kuartal III tahun 2024, dengan margin laba kotor sebesar 33,45 persen.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan, Sekretaris Perusahaan BLES Andrew mengatakan, kenaikan margin laba kotor ini mengindikasikan BLES berhasil meningkatkan efisiensi produksinya jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2023 yang mencatat margin laba kotor sebesar 30,28 persen.
Sampai dengan kuartal III tahun ini BLES membukukan laba kotor sebesar Rp345 miliar dari nilai penjualan sebesar Rp1,032 triliun. Periode yang sama di tahun lalu, Superior Prima Sukses mencatat laba kotor sebesar Rp295 miliar dari nilai penjualan sebesar Rp973 miliar.
Andrew menambahkan, kinerja bottom line di kuartal III ini juga menunjukkan pertumbuhan di mana laba bersih dan EBITDA Perseroan masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 19,31 persen dan 12,10 persen jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
"Total nilai aset BLES di kuartal III tahun 2024 pun bertambah sebesar 19,56 persen jika dibandingkan dengan periode Desember tahun 2023," ungkapnya pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Manajemen menyampaikan bahwa kinerja Perseroan di kuartal III ini antara lain didukung dengan telah beroperasinya kembali pabrik 1 Mojokerto dan pabrik 2 Lamongan, yang sebelumnya di kuartal II dilakukan upgrading capacity.
Lebih lanjut, kata Andrew, Total kapasitas terpasang BLES saat ini adalah 4,6 juta m3 per tahun dari sebelumnya di tahun 2023 sebesar 3,2 juta m3 per tahun. Ditambahkan pula, bahwa saat ini BLES sedang melakukan pembangunan pabrik 5 di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pabrik yang direncanakan beroperasi di pertengahan tahun 2025 memiliki kapasitas terpasang sebesar 1 juta m3 per tahun, sehingga total kapasitas terpasang BLES menjadi 5,6 juta m3 per tahun.
Di saat BLES merilis laporan kinerja keuangan kuartal III ini, PT Tancorp Investama Mulia, sebuah perusahaan investasi milik Hermanto Tanoko, membeli saham Superior Prima Sukses sebanyak 73,2 juta lembar saham.
Dalam keterbukaan informasi, Tancorp Investama Mulia membeli saham tersebut seharga Rp236 hingga Rp246 per lembar saham. Transaksi dilakukan pada 17-24 Oktober 2024. Dengan demikian, Hermanto Tanoko menghabiskan dana mencapai Rp17 miliar.
Adapun tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk investasi. Dengan transaksi itu, maka kepemilikan saham Tancorp Investama Mulia di emiten bata ringan tersebut terus menggemuk. Hermanto Tanoko kini memiliki 985 juta saham BLES atau setara 11,08 persen dari total saham beredar perseroan.
Dia sebelumnya juga membeli saham BLES sebanyak 66,8 juta pada rentang harga Rp220-Rp234 per saham. Nominal pembelian itu mencapai Rp15 miliar di luar pajak dan komisi. Transaksi tersebut dilakukan dalam kurun waktu 8-16 Oktober 2024.
Saham BLES Hari ini
Saham BLES mengalami kenaikan harga pada perdagangan hari ini, mencatatkan peningkatan sebesar 2,52 persen atau naik 6 poin ke level 244. Volume perdagangan tercatat cukup tinggi, mencapai 6,46 juta lot, jauh di atas rata-rata volume bulanan sebesar 10,44 juta lot.
Saham BLES hari ini dibuka pada harga 242, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya di 238. Sepanjang sesi perdagangan, harga saham sempat menyentuh level tertinggi di 248, sedangkan level terendah berada di 240. Nilai transaksi mencapai Rp1,6 miliar dengan rata-rata harga di 242.
Dalam jangka waktu tiga bulan terakhir, saham BLES mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, mencatatkan imbal hasil positif sebesar 20,79 persen. Sementara itu, dalam satu bulan terakhir, saham ini naik 1,67 persen, mengindikasikan tren positif yang terus berlanjut meski dalam skala yang moderat.
BLES memiliki batas atas harga (ARA) di level 296 dan batas bawah harga (ARB) di level 179 untuk sesi perdagangan hari ini. Meski harga terus bergerak, frekuensi dan volume transaksi menunjukkan bahwa saham ini menarik minat para pelaku pasar yang cukup tinggi.
Secara keseluruhan, jika BLES memiliki bisnis yang mudah dipahami, keuntungan kompetitif, manajemen yang baik, kinerja keuangan yang stabil, dan harga sahamnya berada di bawah nilai intrinsik, maka saham ini bisa menarik untuk dikoleksi menurut pendekatan Warren Buffett.
Namun, investor harus melakukan due diligence, seperti mengevaluasi laporan keuangan secara mendalam dan mempertimbangkan stabilitas pasar tempat BLES beroperasi, sebelum memutuskan untuk berinvestasi. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.