Logo
>

Meneropong Peluang RAJA usai Aksi Borong Saham Para Direksi

Ditulis oleh Syahrianto
Meneropong Peluang RAJA usai Aksi Borong Saham Para Direksi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM — PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tengah menjadi sorotan pasar modal Indonesia, tak hanya karena kinerja keuangannya yang melesat, tetapi juga aksi pembelian saham oleh jajaran direksi.

    Berdasarkan beberapa keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pada awal November 2024, Direktur Utama Djauhar Maulidi membeli 2 juta lembar saham dengan harga Rp1.720–Rp 1.725, meningkatkan kepemilikannya menjadi 4 juta saham. Langkahnya diikuti Direktur Ogi Rulino dan Sumantri, yang masing-masing membeli 1,75 juta dan 2,5 juta saham pada harga Rp1.355.

    Secara keseluruhan, ketiga direksi ini mengeluarkan total dana sebesar Rp9,20 triliun untuk membeli saham RAJA. Pembelian saham ini seiring dengan laporan keuangan kuartal ketiga 2024 yang menunjukkan hasil positif, dengan laba bersih yang melonjak 60,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dari Rp178,6 miliar menjadi Rp287,3 miliar.

    Pembelian ini juga bertepatan dengan laporan keuangan kuartal ketiga 2024 yang memperlihatkan peningkatan laba bersih sebesar 60,9 persen dari Rp178,6 miliar pada tahun 2023 menjadi Rp287,3 miliar. Pencapaian ini didorong oleh kenaikan pendapatan yang mencapai Rp2,1 triliun, meningkat 23,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Dengan pertumbuhan infrastruktur energi yang sedang berkembang di Indonesia, RAJA memiliki peluang untuk terus meningkatkan pendapatan, khususnya jika perusahaan melakukan ekspansi atau investasi pada aset dan teknologi yang dapat menunjang distribusi energi yang lebih efektif.

    Data keuangan RAJA menunjukkan indikator solid, dengan total aset mencapai Rp5,25 triliun dan kas Rp655,1 miliar. Meski ada beban utang yang cukup tinggi, perusahaan menjaga rasio utang terhadap ekuitas di angka 1,35 dan rasio debt-to-EBITDA sebesar 4,82, menunjukkan kemampuan perusahaan mengelola kewajiban finansial. Tingginya margin EBITDA sebesar 29,8 persen menunjukkan efisiensi operasional, yang turut mengerek harga saham RAJA di pasar.

    Return on Equity (ROE) RAJA mencapai 12,85 persen, sementara Return on Assets (ROA) sebesar 5,47 persen. Meskipun angka ini belum sepenuhnya optimal untuk industri energi, masih ada ruang untuk perbaikan terutama jika RAJA dapat meningkatkan efisiensi aset dan menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi dari modal sendiri. ROE dan ROA yang baik akan semakin menarik bagi investor dan memperkuat kredibilitas perusahaan dalam menghasilkan nilai tambah.

    Saham RAJA pun juga mencuri perhatian setelah harga sahamnya menguat signifikan pada sesi perdagangan Kamis, 14 November 2024. Hingga pukul 14:19 WIB, saham RAJA tercatat naik sebesar 2,80 persen atau 55 poin menjadi Rp2.020 per lembar. Kenaikan ini turut disertai volume perdagangan yang tinggi, mencapai 48,47 juta lembar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp100 miliar.

    Pergerakan saham RAJA hari ini dimulai dengan harga pembukaan di level Rp1.975, sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp1.965 per lembar. Sepanjang sesi perdagangan, saham ini sempat menyentuh titik tertinggi di Rp2.170, mendekati ambang batas atas (ARA) di Rp2.450. Sementara itu, harga terendahnya tercatat di Rp1.965 per lembar.

    Analisis Teknikal terhadap Saham RAJA

    Menurut Maybank Sekuritas, saham RAJA menunjukkan pola teknikal yang kuat untuk rebound. Dengan harga terkini Rp1.910, saham ini memiliki rekomendasi "beli" dengan target resistensi pada Rp2.000–Rp2.100 dan dukungan di Rp1.850–Rp1.800.

    Analis Maybank juga mencatat adanya pola doji di level support Fibonacci 61,8 persen di Rp1.815, yang dapat menjadi indikasi pembalikan arah dalam jangka pendek.

    Selain itu, RAJA diperkirakan telah menyelesaikan wave [iv] dan berpotensi melanjutkan ke wave [v] menuju target di kisaran Rp2.240 hingga Rp2.640.

    “Dengan skor Minervini Trend sebesar 8 dari 8, RAJA memiliki tren yang solid. Namun, jika harga turun di bawah Rp 1.800, investor disarankan melakukan stop loss,” jelas Maybank Sekuritas dalam laporannya.

    Dukungan analisis teknikal ini semakin memperkuat sentimen positif yang dipicu oleh aksi beli para direksi dan kinerja keuangan perusahaan yang solid.

    Secara keseluruhan, gabungan dari pembelian saham oleh direksi, kinerja keuangan yang kuat, dan sinyal teknikal positif membuat RAJA menjadi pilihan menarik bagi investor. “Jika tren pertumbuhan ini terus berlanjut, RAJA memiliki prospek cerah di pasar, terutama di sektor energi dan utilitas,” tambah analis tersebut.

    Dengan perkembangan ini, saham RAJA berpotensi menjadi pilihan investasi jangka panjang yang menarik di tengah optimisme pasar yang terus menguat. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.