KABARBURSA.COM - Indeks Nasdaq mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan Kamis, tertekan oleh kerugian signifikan pada saham Nvidia, Apple, dan Tesla.
Investor beralih ke perusahaan kecil setelah data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan memicu spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September.
Melansir, S&P 500 turun 0,88 persen untuk mengakhiri sesi pada 5.584,54 poin. Nasdaq turun 1,95 persen menjadi 18.283,41 poin, sementara Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,08 persen menjadi 39.753,75 poin.
S&P 500 mengalami penurunan setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan harga konsumen AS turun secara tak terduga pada bulan Juni. Kenaikan tahunan adalah yang terkecil dalam setahun, mendekatkan The Fed pada pemangkasan suku bunga di bulan September. Dow Jones Industrial Average selesai dengan kenaikan tipis.
Pedagang melihat lebih dari 90 persen kemungkinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan September, naik dari sekitar 74 persen pada hari Rabu, menurut CME Fedwatch.
Meskipun ada tanda-tanda inflasi yang mereda, perusahaan-perusahaan paling berharga di Wall Street kehilangan posisi mereka. Saham Microsoft dan Amazon masing-masing turun lebih dari 2 persen, sementara Meta Platforms merosot sekitar 4 persen.
Saham Tesla anjlok 8,4 persen, penurunan persentase satu hari terbesar sejak Januari, setelah perusahaan tersebut menunda peluncuran robotaksi sekitar dua bulan hingga Oktober. Saham Apple turun 2,3 persen setelah mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu. BofA Global Markets menaikkan target harga untuk Apple, mengharapkan penjualan iPhone yang kuat sebagian didorong oleh fitur AI baru.
Saat saham-saham terkait teknologi jatuh pada Kamis, saham-saham perusahaan kecil justru menguat. Indeks Russell 2000 untuk saham berkapitalisasi kecil, yang secara signifikan tertinggal dari indeks patokan pada tahun 2024, melonjak 3,6 persen untuk ditutup pada level tertinggi sejak Maret 2022. Investor bertaruh bahwa pemotongan suku bunga akan memperbaiki kondisi bagi perusahaan kecil.
"Apa yang saya pikirkan oleh investor sekarang adalah bahwa Fed siap untuk mulai memangkas suku bunga. Dan mereka mengatakan, 'Itu sudah cukup baik bagi saya. Saya tidak harus menunggu mereka benar-benar melakukannya'," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research.
Volume perdagangan di bursa AS sangat tinggi, dengan 12,6 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 11,5 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya. Penurunan pada Kamis mengakhiri tujuh hari berturut-turut penutupan rekor tertinggi untuk Nasdaq dan enam hari berturut-turut untuk S&P 500. Ini adalah penurunan persentase satu hari terbesar Nasdaq sejak 30 April.
Data Inflasi Terbaru
S&P 500 dan Nasdaq menorehkan pencapaian tertinggi sepanjang masa pada Senin 8 Juli 2024 semalam waktu Indonesia. Para investor bersiap menyambut data inflasi terbaru, komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell, serta dimulainya musim laporan pendapatan kuartalan.
Menurut Reuters, S&P 500 naik 0,10 persen, mengakhiri sesi di 5.572,85 poin. Nasdaq menguat 0,28 persen, mencapai 18.403,74 poin, sementara Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,08 persen, menjadi 39.344,79 poin.
Ini merupakan penutupan rekor tertinggi kelima berturut-turut bagi Nasdaq dan keempat berturut-turut bagi S&P 500. Dari 11 sektor dalam indeks S&P 500, enam mengalami penurunan, dengan sektor layanan komunikasi merosot 1,01 persen, diikuti penurunan 0,59 persen di sektor energi.
Saham Nvidia melesat hampir 2 persen, Intel melonjak lebih dari 6 persen, dan Advanced Micro Devices bertambah 4 persen, yang mengangkat indeks semikonduktor Philadelphia sebesar 1,9 persen.
Para pedagang akan memperhatikan data harga konsumen yang akan dirilis pada Kamis 11 Juli 2024 dan data harga produsen yang dijadwalkan pada Jumat 12 Juli 2024, untuk menilai upaya The Fed dalam memerangi inflasi.
Investor khawatir bahwa penundaan penurunan suku bunga dapat merusak pasar tenaga kerja dan mendorong ekonomi ke dalam resesi. Mereka akan memantau dengan seksama kesaksian setengah tahunan Powell di hadapan komite Senat dan DPR AS pada hari Selasa dan Rabu.
Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird, menyatakan bahwa investor mendambakan nada dovish dan pengakuan bahwa risiko dua sisi lebih seimbang saat ini, terutama terkait pasar tenaga kerja.
Ekspektasi penurunan suku bunga sedini September meningkat setelah laporan nonfarm payrolls pada Jumat lalu, yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan pekerjaan AS pada Juni – data terbaru yang mencerminkan kelemahan dalam kondisi pasar tenaga kerja.
Pedagang kini melihat lebih dari 75 persen peluang penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada September, naik dari 60 persen pekan lalu, menurut CME’s FedWatch.
Citigroup, JPMorgan Chase, dan Wells Fargo dijadwalkan memulai musim laporan pendapatan kuartal kedua Wall Street pada Jumat. Saham Citigroup naik 1,1 persen, sementara Wells Fargo turun 1 persen.
Analis rata-rata memperkirakan perusahaan S&P 500 akan meningkatkan laba per saham agregat mereka sebesar 10,1 persen pada kuartal kedua, naik dari peningkatan 8,2 persen pada kuartal pertama, menurut LSEG I/B/E/S.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, memperkirakan Bank Sentral AS, The Fed, akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25-5,50 persen pada pertemuan Juli 2024.
The Fed tetap berhati-hati dalam menurunkan suku bunga sebelum inflasi konsisten mendekati target 2 persen.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.