KABARBURSA.COM - Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, Kamis, 15 Februari 2024, terlihat sangat potensial seiring dengan hasil quick count Pilpres 2024 dan Pemilu 2024. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memimpin di semua lembaga quick count yang menghitung suara di Pilpres 2024.
Hingga pukul 23.48 WIB, Rabu, 14 Februari 2024, hasil quick count Pemilu 2024 menunjukkan bahwa Prabowo-Gibran unggul di Charta Politika, Poltracking, Voxpolcenter, dan Indikator. Contohnya, hasil quick count Pilpres 2024 dari Charta Politika menunjukkan perolehan suara Anies-Muhaimin sebesar 25,63 persen, Prabowo-Gibran sebesar 57,83 persen, dan Ganjar-Mahfud sebesar 16,53 persen. Sementara itu, rupiah ditutup melemah 9 poin atau 0,06 persen menuju level Rp15.603,5 per dolar AS pada Selasa, 13 Februari 2024. Indeks dolar AS juga turun sebesar 0,01 persen ke posisi 104,16.
Di samping itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang, misalnya, melemah 0,15 persen, rupee India turun sebesar 0,01 persen, dan ringgit Malaysia mengalami penurunan 0,04 persen. Namun, yuan China menguat sebesar 0,04 persen, won Korea naik 0,26 persen, dan baht Thailand menguat 0,56 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa hasil survei Ekspektasi Konsumen bulan Januari, yang dirilis oleh Federal Reserve Bank of New York, menunjukkan inflasi satu dan lima tahun ke depan tetap stabil pada angka masing-masing 3 persen dan 2,5 persen. Namun, proyeksi kenaikan inflasi tiga tahun ke depan turun menjadi 2,4 persen, dari sebelumnya 2,6 persen pada Desember. Menurutnya, hal ini merupakan indikator terendah sejak Maret 2020.
Ibrahim juga menambahkan bahwa jajak pendapat Reuters menunjukkan para ekonom memperkirakan penjualan ritel untuk bulan Januari akan mengalami penurunan sebesar 0,1 persen, setelah sebelumnya mencatatkan kenaikan sebesar 0,6 persen. "Perubahan ekspektasi mengenai kapan dan seberapa cepat bank sentral akan menurunkan suku bunga seiring dengan penurunan inflasi merupakan pendorong yang signifikan terhadap pasar mata uang saat ini," ujar Ibrahim pada Selasa, 13 Februari 2024. Menurutnya, data ketenagakerjaan yang kuat pada Februari 2024 telah mengesampingkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada bulan Maret. Oleh karena itu, pasar memperkirakan pergerakan pada bulan Mei sebagai hal yang lebih mungkin terjadi.
Dari sisi internal, Pilpres 2024 di Indonesia diperkirakan akan memiliki pengaruh pada kondisi ekonomi. Sentimen Pemilu dan Pilpres diyakini akan mewarnai pergerakan pasar keuangan, terutama mata uang garuda. "Terlebih Pilpres kali ini sangat penting mengingat sekitar 204,81 juta warga Indonesia yang terdaftar memilih akan menentukan siapa presiden Indonesia berikutnya," kata Ibrahim.
Ibrahim menilai ketatnya persaingan antarcalon presiden dan wakil presiden akan sangat mempengaruhi laju pasar keuangan dalam negeri pekan ini. Diperkirakan pasar akan volatil sebelum pemilu dan kemungkinan bergerak menguat atau melemah tajam pada Kamis, 15 Februari 2024, tergantung pada hasil quick count Pilpres. Hasil tersebut setidaknya menunjukkan apakah Pilpres akan berlangsung satu atau dua putaran. "Pelaksanaan pilpres satu atau dua putaran ini akan mempengaruhi sentimen investasi, terutama dari investor asing. Pasalnya, belum ada kejelasan mengenai kebijakan yang akan diambil ke depan," tutur Ibrahim.
Dia memperkirakan pergerakan mata uang rupiah pada perdagangan Kamis, 15 Februari 2024, bakal bergerak secara fluktuatif di rentang Rp15.580 – Rp15.670 per dolar AS.
Hari ini, Kamis, 15 Februari 2024, 15:04 WIB, rupiah ditutup melemah, turun 19 poin atau 0,12 persen ke level Rp15.622,5 per dolar AS. Indeks dolar AS terkoreksi 0,06 persen ke level 104,662. Pada 13:50 WIB rupiah turun 28,5 poin. Pada pukul 13.45 WIB, rupiah turun 28,5 poin atau 0,18 persen ke level 15.632 per dolar AS. Indeks dolar AS terkoreksi 0,06 persen ke level 104,656.