Logo
>

Tersulut Permintaan Tinggi, Saham JPFA Lompat 7,24 Persen

Ditulis oleh Deden Muhammad Rojani
Tersulut Permintaan Tinggi, Saham JPFA Lompat 7,24 Persen
Ilustrasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk atau JPFA. Foto: Dok JPFA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk atau JPFA terpantau mengalami kenaikan signifikan hingga 7,24 persen. Hal ini tersulut dari catatan kinerja keuangan yang mengesankan dan juga permintaan produk yang tinggi sepanjang Ramadan.

    Mengutip data Stockbit pada Senin, 3 Maret 2025, saham JPFA kembali menunjukkan performa positif dengan mencatat kenaikan harga yang signifikan. Saham JPFA ditutup di level Rp2.000, naik 135 poin atau 7,24 persen dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya di Rp1.865. 

    Saham ini dibuka di level Rp1.940 dan sempat mencapai harga tertinggi Rp2.020 serta harga terendah Rp1.930 sepanjang hari.

    Dalam jangka pendek, saham JPFA mencatatkan return positif sebesar 1,78 persen dalam sepekan. Dalam tiga bulan terakhir, kenaikan mencapai 16,96 persen, sementara dalam enam bulan terakhir, saham ini tumbuh 25,39 persen. 

    Secara tahunan, saham JPFA mengalami lonjakan sebesar 70,94 persen, mencerminkan tren kenaikan yang stabil.

    Dari perspektif jangka panjang, saham JPFA telah mencatatkan return sebesar 26,98 persen dalam tiga tahun terakhir, 42,86 persen dalam lima tahun terakhir, dan mencapai pertumbuhan yang luar biasa sebesar 122,22 persen dalam satu dekade. 

    Dengan kenaikan harga saham yang konsisten, JPFA terus menarik perhatian para investor, terutama di tengah tren kenaikan harga komoditas dan peningkatan konsumsi protein hewani di Indonesia.

    Sepanjang tahun ini, saham JPFA telah meningkat 3,09 persen year-to-date (YTD). Dalam 52 minggu terakhir, saham ini mencapai harga tertinggi di level 2.230 dan harga terendah di 1.075. Ini menunjukkan bahwa saham JPFA telah mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dari titik terendahnya dalam setahun terakhir.

    Faktor utama yang mendukung kenaikan harga saham JPFA meliputi peningkatan kinerja keuangan perusahaan, pertumbuhan konsumsi ayam dan pakan ternak di Indonesia, serta efisiensi operasional yang diterapkan oleh manajemen. 

    Dengan fundamental yang terus membaik dan sentimen pasar yang positif, JPFA menjadi salah satu saham sektor konsumen yang menarik untuk dipantau oleh para investor.

    Meskipun mengalami kenaikan yang signifikan, volatilitas tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan, terutama bagi investor jangka pendek. Dengan harga yang mendekati level tertinggi dalam setahun terakhir, investor disarankan untuk mempertimbangkan strategi yang sesuai dengan profil risiko masing-masing sebelum mengambil keputusan investasi lebih lanjut.

    Catatan Keuangan Impresif

    JPFA juga mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan sepanjang tahun 2024. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp923 miliar pada kuartal IV-2024 (+50 persen QoQ), berbalik untung dari kerugian yang dialami pada kuartal IV-2023. 

    Dengan hasil ini, total laba bersih sepanjang 2024 mencapai Rp3 triliun, meningkat 225 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini melampaui ekspektasi pasar, setara dengan 111 persen dan 108 persen dari estimasi FY24F Stockbit dan konsensus.

    Investment Analyst Stockbit Reynaldo Mulya menilai, hasil kuartal IV-2024 sebagai pencapaian yang sangat baik, terutama ditopang oleh segmen broiler dan Day Old Chick (DOC). 

    "Laba bersih FY24 didukung oleh pertumbuhan pendapatan di seluruh segmen serta ekspansi margin pada segmen broiler dan DOC, sejalan dengan perkiraan kami sebelumnya,” jelas Reynaldo dalam keterangan resminya, Senin 3 Maret 2025.

    Segmen Broiler Catatkan Laba Usaha Tertinggi Sepanjang Masa

    Segmen broiler menjadi pendorong utama kinerja JPFA, dengan laba usaha berbalik positif menjadi Rp916 miliar pada kuartal IV-2024. Angka ini menandai laba usaha kuartalan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan di segmen tersebut. 

    Secara keseluruhan, laba usaha segmen broiler sepanjang FY24 mencapai Rp1,6 triliun, berbalik untung setelah mengalami kerugian sejak 2019-2023.

    Kinerja ini didukung oleh peningkatan harga rata-rata broiler yang mencapai Rp20.200/kg (+10 persen QoQ, +10 persen YoY) pada kuartal IV-2024, dengan rata-rata harga sepanjang FY24 bertahan di Rp20.000/kg, lebih tinggi dibandingkan FY23 yang berada di Rp19.400/kg.

    Sementara itu, segmen DOC mencatatkan laba usaha sebesar Rp305 miliar (-19 persen QoQ), meskipun harga rata-rata DOC meningkat 14 persen QoQ menjadi Rp6.144/ekor. Secara tahunan, laba usaha segmen DOC melonjak 482 persen YoY menjadi Rp1,4 triliun pada FY24.

    Segmen Feed Mengalami Pelemahan

    Di sisi lain, segmen pakan ternak (feed) mengalami tekanan, dengan laba usaha turun menjadi Rp300 miliar pada kuartal IV-2024 (-54 persen QoQ, -52 persen YoY). 

    Penurunan ini terjadi akibat melemahnya margin segmen feed ke level 3,7 persen pada kuartal IV-2024, dibandingkan 7,9 persen pada kuartal III-2024 dan 7,1 persen pada kuartal IV-2023.

    Pelemahan margin disebabkan oleh kenaikan harga rata-rata jagung sebesar 5 persen QoQ menjadi Rp4.762/kg, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang berada di Rp4.522/kg. 

    Meski harga bungkil kedelai relatif stabil, depresiasi rupiah terhadap dolar AS sebesar -2 persen QoQ menjadi Rp15.873 berkontribusi pada peningkatan biaya bahan baku yang dikeluarkan perusahaan.

    Kendati mengalami penurunan laba usaha sebesar -13 persen YoY selama FY24, segmen feed tetap menjadi kontributor utama bagi total laba usaha JPFA, dengan pencapaian Rp2,4 triliun sepanjang tahun.

    Kilas Balik Kinerja JPFA di Tahun-tahun Sebelumnya

    Kinerja gemilang JPFA pada 2024 menunjukkan pemulihan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada periode 2019-2023, segmen broiler mengalami tekanan akibat volatilitas harga komoditas dan tingginya biaya operasional. 

    Namun, dengan strategi bisnis yang lebih adaptif, peningkatan harga jual, serta efisiensi produksi, JPFA berhasil membalikkan kondisi menjadi lebih menguntungkan.

    Ke depan, JPFA diperkirakan akan terus mempertahankan momentum pertumbuhan dengan mengoptimalkan produksi dan memperkuat rantai pasok bahan baku untuk mengurangi dampak fluktuasi harga. 

    Investor pun menaruh ekspektasi tinggi terhadap keberlanjutan kinerja positif ini, terutama di tengah meningkatnya permintaan produk protein hewani di pasar domestik dan internasional. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Deden Muhammad Rojani

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.