Logo
>

Siap-siap! IHSG Berpotensi Tembus ke Level 8.000

Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh kombinasi sentimen global dan domestik

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Siap-siap! IHSG Berpotensi Tembus ke Level 8.000
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: dok KabarBursa.com

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup meroket hingga 2,44 persen ke level 7.791 pada perdagangan Selasa, 12 Agustus 2025. Capaian ini dinilai bisa membuat indeks menuju ke level lebih jauh yakni 8.000.

Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana mengatakan penguatan IHSG pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh kombinasi sentimen global dan domestik.

"Mulai dari kabar positif perpanjangan gencatan tarif antara Amerika Serikat dan China selama 90 hari, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, hingga derasnya arus dana asing pasca rebalancing indeks MSCI," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 12 Agustus 2025.

Adapun pada perdagangan kemarin, Bursa Efek Indonesia mencatat net buy asing jumbo sebesar Rp2,28 triliun, dengan fokus pembelian di saham-saham perbankan berkapitalisasi besar seperti BBRI (Rp718 miliar), BBCA (Rp569 miliar), dan BMRI (Rp511 miliar).

Hendra menyampaikan data estimasi passive flow menunjukkan Indonesia menjadi penerima arus modal terbesar di dunia dari rebalancing MSCI, yakni mencapai USD 1,17 miliar, mengungguli China (USD 298 juta) dan India (USD 110 juta). 

"Fenomena ini memperlihatkan bahwa semakin banyak saham Indonesia yang masuk indeks global, semakin besar pula peluang masuknya modal asing yang dapat menopang reli IHSG," ungkapnya. 

Dari sisi teknikal, Hendra mengungkap IHSG kini berada dalam fase bullish kuat dengan support terdekat di MA5 (7.626) serta resistance terdekat berada di level 7.806–7.911.

Jika mampu menembus level tersebut, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menuju harmonic resistance di kisaran 8.174–8.354 yang bertepatan dengan upper channel jangka panjang. 

"Momentum positif ini masih mendapat dukungan dari stabilnya nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.280/USD serta penguatan mayoritas bursa global," terangnya. 

Untuk perdagangan hari ini Rabu, 13 Agustus 2025, Hendra melihat peluang penguatan IHSG masih terbuka, terutama jika aliran dana asing berlanjut. 

Namun, ia mengimbau agar investor perlu mengantisipasi potensi aksi ambil untung menjelang resistance all time high. Menurutnya, fokus pergerakan masih akan tertuju pada saham perbankan big cap yang menjadi magnet dana asing.

Seperti BBRI (target 4.230), BBCA (9125), dan BMRI (5200), serta saham-saham yang mendapat sentimen positif sektoral seperti PTRO (spec buy, target 4.000), ADRO (buy, target 2.000) dan WIRG (buy, target 150). 

"Secara keseluruhan, selama IHSG bertahan di atas 7.750, tren penguatan jangka pendek hingga target psikologis 8.000 tetap terjaga, dengan catatan waspada jika muncul guncangan sentimen global yang dapat memicu volatilitas pasar," pungkasnya. 

IHSG Meroket 2,44 Persen ke 7.791, Sektor Teknologi Memimpin

Mengutip RTI Business, IHSG sepanjang sesi kemarin bergerak konsisten di zona hijau hingga sempat menyentuh level 7.800. Sebanyak 382 saham terpantau menguat, 249 saham melemah, dan 170 saham stagnan. 

Volume perdagangan pada penutupan kemarin mencapai 30,178 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp19,603 triliun.

Secara sektoral, teknologi menjadi yang terkuat dengan kenaikan 5,52 persen. Sektor industri turut mencatat kenaikan signifikan sebesar 5,01 persen, sementara sektor keuangan naik 2,91 persen. 

Kenaikan juga terlihat pada infrastruktur (+1,99 persen), energi (+0,92 persen), kesehatan (+0,99 persen), transportasi (+0,01 persen), barang siklikal (+0,28 persen), dan barang nonsiklikal (+0,14 persen). Sebaliknya, sektor barang baku mengalami penurunan 0,87 persen dan sektor properti melemah 0,25 persen.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.