Logo
>

Siap-siap Rilis Data Inflasi AS, Simak Prediksinya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Siap-siap Rilis Data Inflasi AS, Simak Prediksinya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Malam ini, sorotan pasar global akan tertuju pada Amerika Serikat, ketika data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) yang sangat dinanti-nantikan akhirnya diumumkan. Selain inflasi PCE, Badan Statistik AS juga akan merilis data penting lainnya, termasuk pendapatan dan pengeluaran masyarakat.

    Setelah terkejut dengan angka pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal II-2024 yang melampaui ekspektasi, meski tetap meninggalkan ruang bagi kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve di akhir kuartal ini, para pelaku pasar kini bersiap menghadapi kemungkinan kejutan baru yang mungkin kurang menyenangkan.

    Sejauh ini, pasar tampaknya lebih optimis bahwa tekanan harga di AS telah mereda, dengan tingkat pendapatan yang mengalami penurunan meski pengeluaran tetap meningkat. Konsensus pasar, sebuah riset memperkirakan inflasi PCE untuk bulan Juni akan naik 0,1 persen dari bulan sebelumnya, mencapai 0,1 persen, sementara secara tahunan, inflasi PCE diperkirakan naik 2,4 persen, turun dari 2,6 persen pada bulan Mei.

    Inflasi inti PCE diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 0,2 persen secara bulanan, meningkat dari 0,1 persen sebelumnya. Namun, secara tahunan, inflasi inti diperkirakan akan menurun menjadi 2,5 persen dari 2,6 persen pada bulan sebelumnya.

    Prediksi menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat AS akan melemah, hanya tumbuh 0,4 persen pada bulan Juni, turun dari 0,5 persen di bulan sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran pribadi diperkirakan akan meningkat menjadi 0,3 persen, naik dari 0,2 persen pada bulan Mei.

    Data yang akan diumumkan malam ini kemungkinan akan menunjukkan perekonomian AS berjalan dalam kondisi "hangat"  tidak terlalu panas namun juga tidak terlalu dingin. "Kami memperkirakan bahwa tingkat pengeluaran dan pendapatan akan tumbuh pesat, bahkan ketika inflasi inti PCE melambat mendekati target bank sentral di 2 persen. Data-detail ini kemungkinan akan menunjukkan bahwa keuangan rumah tangga AS semakin tertekan," ujar Anna Wong, Ekonom senior bersama para ekonom Estelle Ou dan Stuart Paul.

    Meskipun upah menunjukkan pertumbuhan yang solid, konsumen di AS mungkin harus menggunakan tabungan mereka untuk menutupi pengeluaran di tengah tingginya harga kebutuhan pokok. Dampaknya, ekonom memperkirakan tingkat tabungan nasional akan mengalami penurunan lebih lanjut.

    Secara keseluruhan, laporan data malam ini kemungkinan akan meyakinkan pejabat The Fed bahwa mereka dapat menunda pemangkasan suku bunga hingga September, daripada melakukan penurunan pada FOMC bulan Juli ini.

    Angka inflasi yang dirilis pada periode menjelang 26 Juli 2024 akan menjadi penentu utama sentimen pasar. Jika inflasi menunjukkan tanda-tanda melambat, maka sentimen pasar cenderung positif. Sebaliknya, jika inflasi masih tinggi atau bahkan meningkat, maka sentimen pasar akan cenderung negatif.

    Kebijakan moneter The Federal Reserve (Fed) sangat berpengaruh terhadap ekspektasi inflasi. Jika The Fed memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga, maka sentimen inflasi cenderung meningkat. Sebaliknya, jika The Fed memberikan sinyal akan mempertahankan atau menurunkan suku bunga, maka sentimen inflasi cenderung menurun.

    Peristiwa global seperti konflik geopolitik, gangguan rantai pasok, atau perubahan kebijakan fiskal di negara lain juga dapat mempengaruhi sentimen inflasi AS.

    Perubahan sentimen inflasi AS memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai pasar, jika inflasi terkendali dan The Fed mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif, maka pasar saham cenderung menguat. Sebaliknya, jika inflasi tinggi dan The Fed menaikkan suku bunga, maka pasar saham cenderung melemah.

    Harga obligasi cenderung bergerak berlawanan arah dengan suku bunga. Jika inflasi tinggi dan The Fed menaikkan suku bunga, maka harga obligasi cenderung turun. Dolar AS cenderung menguat jika inflasi di AS lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain, atau jika The Fed menaikkan suku bunga.

    Prediksi Inflasi Akhir Pekan AS

    Diperkirakan naik 0,16 persen pada Juni, sedikit meningkat dari 0,1 persen pada Mei. Dengan mempertimbangkan data PDB kuartal II, revisi pada bulan Mei kemungkinan akan menjadi 0,13 persen dari sebelumnya 0,08 persen. Inflasi inti PCE Juni diperkirakan akan mencapai 2,6 persen secara tahunan, sama seperti bulan Mei.

    Diperkirakan sebesar 0,04 persen secara bulanan, sama seperti Mei, dan 2,4 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan 2,6 persen pada Mei. Pertumbuhan diperkirakan akan terbatas pada 0,4 persen pada Juni, dibandingkan dengan 0,5 persen pada bulan sebelumnya.

    Diperkirakan meningkat menjadi 0,4 persen dari 0,2 persen sebelumnya, dengan pengeluaran pribadi riil tumbuh 0,2 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan 0,3 persen.

    Diperkirakan akan mencapai 3,7 persen pada Juni, mendekati level terendah historis. Mei kemungkinan juga akan direvisi turun menjadi 3,7 persen dari 3,9 persen.

    Kesimpulannya, laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi untuk Juni diperkirakan akan mendukung pandangan Gubernur The Fed, Christopher Waller, bahwa ekonomi AS mungkin mengalami soft landing, sehingga tidak ada urgensi untuk memangkas suku bunga segera. Prediksi tetap bahwa The Fed kemungkinan akan menunggu hingga September untuk memulai penurunan suku bunga acuan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi