KABARBURSA.COM - Ekonom meyakini bahwa Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni mendatang. Meskipun pasar telah memperhitungkan pelemahan rupiah sebagai dampak dari ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, namun fundamental ekonomi Indonesia, tingkat inflasi, dan cadangan devisa dinilai masih dalam kondisi yang stabil dan aman.
Menurut Fixed Income dan Macro Strategist Mega Capital Sekuritas, Lionel Priyadi, dari segi momentum, diperlukan dorongan agar nilai tukar rupiah bisa mencapai level Rp16.500/USD. Jika target tersebut tidak tercapai, kemungkinan besar BI akan memilih untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini.
Lionel juga menyebutkan bahwa potensi terjadinya pelemahan rupiah hingga mencapai Rp16.500/USD bisa terjadi jika kondisi global semakin memburuk, seperti terjadinya perang yang berkepanjangan, memburuknya tingkat inflasi di Amerika Serikat, atau neraca perdagangan Indonesia yang menunjukkan kinerja yang buruk pada bulan Maret.
“Sejauh ini belum ada momentum negatif besar seperti itu,” tambahnya.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, untuk ”menyelamatkan” rupiah, pemerintah mengimbau eksportir untuk lebih maksimal memarkir devisa hasil ekspornya di dalam negeri.
Suahasil menyebut, dengan memperkuat pasokan cadangan devisa (cadev) di dalam negeri, rupiah semestinya bisa lebih kuat menghadapi tekanan pasar keuangan global saat ini.
”Kami mengimbau seluruh devisa hasil ekspor (DHE) kita dari para eksportir agar dibawa pulang ke Indonesia. Ini memang sudah sesuai aturan kalau DHE mesti ditaruh di dalam negeri untuk waktu lebih panjang,” kata Suahasil dalam konferensi pers tentang kondisi perekonomian Indonesia terkini, Kamis 18 April 2024.
Suahasil berharap, di tengah kondisi saat ini, lebih banyak eksportir yang mau menyimpan hasil devisanya di dalam negeri. Ia mengatakan, eksportir yang menaruh devisa hasil ekspornya lebih lama dalam bentuk deposito di sistem keuangan dalam negeri akan diberikan insentif pajak berupa pembebasan atas bunga depositonya.
Dalam penutupan perdagangan di pasar spot, Kamis 18 April 2024, rupiah ditutup menguat 0,25 persen ke level Rp16.179/USD. Kurs tengah BI, JISDOR, hari ini juga ditutup menguat 63 poin ke Rp16.177/USD.
Rupiah berhasil menguat untuk pertama kali dalam pekan 'berdarah' ini setelah dua hari perdagangan berturut-turut nilai tukar jatuh menyentuh level terlemah empat tahun.
Pada Rabu 17 April 2024 pukul 10:09 WIB, USD1 setara dengan Rp16.235 di perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,37 persen dibandingkan kemarin dan menempati posisi terlemah sejak April 2020 atau empat tahun terakhir.