KABARBURSA.COM - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melanjutkan tren pertumbuhan volume yang lemah pada kuartal I dan II-2024, setelah penurunan yang terjadi sejak kuartal IV-2023. Meski telah mengintensifkan promosi dan penyesuaian harga, perusahaan masih menghadapi berbagai tantangan.
Faktor Penyebab Pelemahan
Sentimen konsumen yang negatif akibat ketidakpastian geopolitik dan daya beli yang lemah berperan besar dalam situasi ini. Hal ini memicu pergeseran konsumen ke produk pesaing yang menawarkan nilai lebih baik. Meski begitu, laba bersih UNVR pada semester I-2024 mencapai Rp 2,5 triliun, meski turun 11 persen dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini masih berada dalam ekspektasi analis, yakni 49 persen dan 54 persen dari konsensus dan estimasi tahun ini, menurut laporan BRI Danareksa Sekuritas.
Respon dan Strategi Perusahaan
Manajemen UNVR memperkirakan bahwa sentimen negatif ini bisa berlanjut hingga semester II-2024. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan berencana melanjutkan promosi dan pemotongan harga guna mendongkrak volume penjualan.
Proyeksi Masa Depan
BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan volume UNVR akan lebih rendah, menjadi -0,2 persen untuk 2024 dan 1 persen untuk 2025, dibandingkan proyeksi sebelumnya yang masing-masing sebesar 0,5 persen dan 2,6 persen. Selain itu, asumsi harga jual rata-rata UNVR juga diturunkan menjadi -5,6 persen untuk 2024 dan 0,9 persen untuk 2025, dari proyeksi sebelumnya yang masing-masing -4,2 persen dan 0,9 persen.
Proyeksi laba bersih UNVR untuk 2024 dan 2025 mengalami sedikit penyesuaian menjadi Rp4,5 triliun dan Rp4,6 triliun, masing-masing turun 5,4 persen yoy dan naik 0,3 persen yoy. Di bursa, saham UNVR diperdagangkan dengan rasio harga terhadap laba (PE) sebesar 21 kali untuk 2025, dengan pertumbuhan laba per saham (EPS) sebesar 0,3 persen yoy.
Meskipun saham UNVR masih tergolong premium dibandingkan perusahaan sejenis, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rating jual untuk saham ini. Target harga saham UNVR diturunkan menjadi Rp 2.200 dari sebelumnya Rp 2.300.
Menanti Kebangkitan UNVR
Unilever Indonesia (UNVR) mencatatkan kinerja yang menggembirakan pada kuartal pertama 2024, meskipun menghadapi berbagai tantangan. Dengan laba bersih mencapai Rp1,4 triliun, perusahaan menunjukkan kemampuan adaptasinya dalam menghadapi dinamika pasar.
Pada kuartal ini, Unilever mencatatkan pertumbuhan volume dasar (UVG) sebesar 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhan pendapatan domestik meningkat 24,7 persen dari kuartal terakhir tahun lalu, terjadi penurunan 4,7 persen dibandingkan kuartal pertama 2023.
Penjualan bersih mencapai Rp10,1 triliun, menunjukkan stabilitas dalam kinerja keuangan perusahaan. Laba sebelum pajak (PBT) mengalami peningkatan signifikan sebesar 131 basis poin dibandingkan tahun lalu, mencapai 18,4 persen.
Marjin kotor juga meningkat sebesar 61 basis poin menjadi 49,9 persen, didukung oleh peningkatan iklan yang mencapai 9,0 persen dari penjualan. Pertumbuhan laba bersih sebesar 3,1 persen dibandingkan tahun lalu didorong oleh peningkatan marjin kotor dan biaya jasa yang lebih rendah.
Strategi Pertumbuhan dan Inovasi
Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap, menyatakan bahwa hasil kuartal ini mencerminkan ketangkasan perusahaan dalam beradaptasi dengan berbagai tantangan.
Dia pun mengungkapkan Unilever Indonesia mengedepankan strategi pertumbuhan yang berfokus pada penguatan merek-merek utama mereka.
“Merek-merek ini, yang dikenal sebagai power brands, menyumbang hampir 80 persen dari total penjualan perusahaan,” kata dia.
Tidak hanya itu, dia mengatakan Unilever juga akan menciptakan pasar baru dengan meluncurkan produk inovatif yang memperkuat portofolio mereka di segmen premium dan value.
Lalu, untuk memastikan efektivitas penjualan, Unilever menjalankan transformasi Go-To-Market. “Transformasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua saluran penjualan selalu siap menghadapi tantangan masa depan,” tambah dia.
Selain itu, perusahaan juga berfokus pada peningkatan margin kotor dan inisiatif penghematan untuk memulihkan kinerja bisnis yang sempat tertekan. Di sisi lain, keberlanjutan menjadi inti dari strategi bisnis Unilever.
“Fokus pada iklim, plastik, alam, dan mata pencaharian,” terangnya.
Harga Wajar Saham UNVR
Di tengah dinamika pasar saham yang tak menentu, mencari titik terang untuk menentukan investasi terbaik memang menjadi tantangan. Bagi para investor yang melirik saham Unilever Indonesia (UNVR), ada kabar baik yang bisa dijadikan pegangan. Berdasarkan analisis valuasi dan proyeksi Earnings Per Share (EPS), kini harga wajar saham UNVR bisa dihitung dengan metode Price to Earnings (PE) Ratio.
Menurut nalisis Warren Buffet, UNVR berfokus pada perusahaan dengan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, manajemen yang baik, dan valuasi yang wajar. Emiten ini menunjukkan keunggulan kompetitif melalui portofolio merek yang kuat dan strategi pertumbuhan yang efektif. Namun, valuasi saham yang tinggi mungkin menjadi pertimbangan bagi investor yang mengikuti prinsip Buffet.
Tidak haya itu, Buffet juga menekankan pentingnya Return on Equity (ROE) yang tinggi, dan UNVR memiliki ROE sebesar 100 persen, yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari ekuitas pemegang saham.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.