KABARBURSA.COM - PT United Tractors Tbk (UNTR) mengakui bahwa mereka tidak dapat memenuhi permintaan batu bara pada tahun ini, meskipun ada proyeksi peningkatan permintaan batu bara secara global.
Presiden Direktur UNTR, Frans Kesuma, menyatakan bahwa sepanjang tahun ini, perseroan tetap mempertahankan target produksi batu bara hingga 12 juta ton. Meskipun demikian, target ini naik sekitar 5 persen dari target tahun sebelumnya, yang mencapai 11,8 juta ton.
"Produksi [batu bara], yang kami punya, kan, tidak banyak. Meski target meningkat, tetapi kita juga ada keterbatasan," ujar Frans di Jakarta, Rabu 24 April 2024.
Dalam kaitan Frans mengatakan, bahwa aset-aset tambang perusahaan saat ini juga telah didera berbagai kendala operasional.
"Pada prinsipnya, kapasitas kami terbatas untuk meningkatkan. Kami hanya punya tambang yang bergantung dari sungai, dan cukup jauh letaknya dari open sea," ujar dia.
Dengan demikian, kata Frans, rencana peningkatan produksi batu bara pun akan semakin sulit dilakukan.
Terlebih, hal itu juga sejalan dengan rencana perseoran yang memang berkeinginan untuk meninggalkan bisnis batu bara secara bertahap, seiring dengan tren transisi energi.
"Kami sudah sampaikan, kami tidak akan cari tambang batu bara lain."
Per Selasa kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini berada di USD136,75/ton. Turun 0,91 persen dari hari sebelumnya.
Meski begitu, dapan sepekan ke belakang, harga batu bara masih naik 1,04 persen. Sejak awal bulan ini, harga juga masih naik 0,50 persen. Kenaikan harga tersebut sejalan dengan tingginya permintaan batu bara global.
Mengutip Bloomberg News, kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara global naik ke rekor tertinggi pada tahun lalu, didorong oleh lonjakan pembangkit listrik baru di China dan melambatnya jumlah pembangkit listrik yang pensiun di seluruh dunia, menurut laporan baru dari Global Energy Monitor.
Kapasitas pembangkit batu bara dunia tumbuh sebesar 2 persen menjadi 2.130 gigawatt, dengan China menyumbang sekitar dua pertiga dari peningkatan tersebut, diikuti oleh Indonesia, dan India.
China menambahkan lebih dari 47 GigaWatt (GW) pembangkit listrik tenaga batu bara baru pada tahun lalu dan hanya menghentikan 3,7 GW, menurut laporan tersebut.
Indonesia menambah 5,9 GWpembangkit listrik, termasuk beberapa pembangkit listrik untuk menggerakkan industri pengolahan logam yang sedang berkembang. Sementara India meningkatkan kapasitasnya sebesar 5,5 GW
Adapun, UNTR sendiri mencatatkan penjualan penambangan batu bara sepanjang 2023 mencapai 11,79 juta ton atau naik 18,67 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 9,93 juta ton.