KABARBURSA.COM - Mudik atau pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi bersama keluarga besar jadi momen spesial dalam merayakan Lebaran Idul Fitri.
Namun, bagi yang memiliki rencana mudik dengan mobil pribadi, ada baiknya melakukan sejumlah persiapan untuk kelancaran selama menempuh perjalanan. Selain itu, pemilik kendaraan juga perlu mengetahui waktu tempuh sebelum memulai keberangkatan.
Jasa Marga memperkirakan bahwa puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 libur Lebaran 2025 yakni pada 28 Maret mendatang dengan jumlah kendaraan yang berpotensi naik 50 persen dibandingkan lalu lintas normal.
Sedangkan, puncak arus balik Lebaran 2025 dengan mayoritas kendaraan kembali menuju Jakarta dan sekitarnya, diprediksi pada H+5 libur Lebaran atau Minggu, 6 April 2025 dengan jumlah 276.006 kendaraan. Jumlah tersebut naik 62 persen apabila dibandingkan lalu lintas normal.
Oleh sebab itu, Jusri Pulubuhu selaku Founder dan Lead Instructor dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, persiapan yang matang perlu menjadi perhatian sebelum memulai keberangkatan.
"Mudik Lebaran adalah momen yang dinantikan banyak orang untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, perjalanan yang panjang, kemacetan, dan kelelahan dapat menjadi tantangan tersendiri. Untuk memastikan perjalanan mudik Anda aman dan nyaman bisa melakukan persiapan sebelum berangkat," ujarnya lewat keterangan resmi, Sabtu, 15 Maret 2025.
Persiapan sebelum berangkat terbilang penting untuk menghindari kendala yang bisa saja terjadi dalam perjalanan. "Persiapannya yaitu periksa kondisi kendaraan, pastikan kendaraan dalam kondisi prima dengan mengecek rem, ban, oli, aki, lampu, dan air radiator," ucap Jusri.
Setelah itu, pengemudi juga perlu melalukan manajemen perjalanan dengan merencanakan rute perjalanan. "Gunakan aplikasi peta digital untuk mengetahui jalur alternatif, titik istirahat, dan SPBU terdekat di jalur mudik," kata Jusri.
Jangan lupa, melakukan mudik dengan mobil pribadi juga membutuhkan persiapan fisik hingga perangkat pendukung perjalanan.
"Siapkan perlengkapan darurat seperti membawa kotak P3K, alat perbaikan kendaraan sederhana, senter, dan cadangan air minum. Pastikan juga fisik dalam kondisi prima, tidur yang cukup sebelum melalukan perjalanan, konsumsi makanan sehat, dan hindari begadang," sebut Jusri.
"Pemudik juga sebaiknya membawa perlengkapan pribadi seperti obat-obatan, masker, hand sanitizer, dan dokumen penting terutaman SIM, STNK, dan KTP. Siapkan e-toll dan saldo yang cukup agar lebih praktis saat melewati jalan tol," tambahnya.
Bahaya Kelelahan Mengemudi terhadap Keselamatan
Jusri menyatakan, mengemudi dalam keadaan lelah tentu sangat berbahaya karena dapat mengurangi konsentrasi dan respons pengemudi terhadap situasi di jalan.
"Kelelahan memiliki beberapa dampak negatif seperti menurunnya refleks dan waktu reaksi, sehingga kelelahan membuat pengemudi lambat merespons kejadian mendadak, seperti kendaraan yang tiba-tiba mengerem," ucapnya.
Kelelahan saat mengemudi dapat menyebabkan mengantuk dan berisikon menimbulkan microsleep. "Microsleep adalah kondisi tertidur sesaat selama 1 hingga 3 detik yang bisa menyebabkan kecelakaan fatal," kata Jusri.
Selain itu ia menilai, kelelahan juga akan mengganggu fokus dan pengambilan keputusan dalam berkendara. Jusri menjelaskan, pengemudi yang lelah cenderung mudah melakukan kesalahan, seperti salah memperhitungkan jarak hingga kecepatan.
"Sehingga hal ini meningkatkan risiko kecelakaan. Sebab banyak kecelakaan di jalan tol terjadi akibat pengemudi yang mengantuk dan kehilangan kendali atas kendaraannya," imbuh Jusri.
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, Pakar Safety Driving tersebut menyebutkan cara Mengatasi kelelahan saat mengemudi. "Pemudik bisa istirahat setiap 2 sampai 3 jam sekali saat melakukan perjalanan, istirahatnya minimal 15 sampai 30 menit. Kemudian pengemudi bisa melakukan aktivitas menyetir secara bergantian jika ada pengemudi lain," jelas Jusri.
Di samping itu, pastikan juga pemudik minum air putih yang cukup dan menghindari konsumsi makanan berat yang dapat menyebabkan kantuk. "Tapi jika pemudik merasa sangat mengantuk, lebih baik menepi dan tidur sejenak," ucap Jusri.
Mengatasi Gangguan Mengemudi di Kondisi Kemacetan Panjang
Jusri memaparkan, kemacetan panjang memiliki dampak yang membuat pengemudi mudah stres dan kehilangan fokus. Namun, kondisi tersebut bisa diatasi agar pengemudi bisa tetap tenang dan konsentrasi membawa kendaraan.
"Pertama Atur ekspektasi dan siapkan mental. Pengemudi harus menyadari bahwa macet adalah hal yang wajar saat mudik, sehingga Anda tidak mudah terpancing emosi. Lalu bisa juga dengan mendengarkan musik atau podcast. Sebab musik yang menenangkan atau menonton podcast yang menarik dapat membantu mengurangi stres selama macet," terangnya.
Lebih lanjut, langkah pencegahan strees dapat dilakukan lewat cara lain yaitu mengatur pola pernapasan dan aktivitas fisik lainnya, sampai tindakan pemilihan jalur.
"Gunakan teknik pernapasan relaksasi tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan untuk mengurangi ketegangan. Sesekali lakukan peregangan ringan seperti gerakkan bahu, tangan, atau leher agar tubuh tetap rileks dan tidak tegang," terang pria ramah tersebut.
"Pastikan juga pemudik atau pengemudi tetap terhidrasi dan makan secukupnya. Alasannya, dehidrasi dapat menyebabkan kelelahan dan sulit berkonsentrasi. Gunakan juga jalur alternatif jika memungkinkan, atau cek kondisi lalu lintas secara real-time melalui aplikasi navigasi untuk mencari jalur mudik yang lebih lancar," pungkas Jusri.
Dengan melakukan berbagai persiapan tersebut, perjalanan mudik diyakini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan selamat sampai tujuan. (*)