KABARBURSA.COM - Meskipun total penjualan turun, penjualan kendaraan listrik murni (BEV) Build Your Dream masih menunjukkan pertumbuhan positif. Pada September, BYD menjual 205.050 unit BEV, naik 24,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Hingga kuartal ketiga 2025, penjualan BEV BYD mencapai 1,6059 juta unit, unggul sekitar 388.000 unit dari Tesla yang mencatat 1,2179 juta unit.
Pada kuartal ketiga saja, BYD mengirimkan 582.500 unit BEV, tumbuh 31,4 persen dibandingkan tahun lalu, meski menurun tipis 4 persen dari kuartal sebelumnya. Sementara itu, Tesla mengirimkan 497.100 unit, naik 7,4 persen secara tahunan dan 29,4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Selain BEV, pertumbuhan submerek BYD ikut membantu menahan penurunan lebih tajam. Fang Cheng Bao, yang berfokus pada SUV tangguh, mencatat lonjakan penjualan 345 persen menjadi 24.121 unit.
Denza, merek premium BYD, naik 20,5 persen menjadi 12.407 unit, sedangkan Yangwang, merek supercar, meningkat 145 persen menjadi 758 unit pada September.
Lebih lanjut, BYD juga memperkuat ekspansi global. Pada September, penjualan luar negeri naik 115,8 persen menjadi 71.256 unit. Pada kuartal ketiga, ekspor mencapai 232.806 unit, melonjak 146,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan asal Shenzhen ini bahkan membangun armada logistik sendiri, dengan delapan truk pengangkut mobil besar berkapasitas angkut tahunan kumulatif satu juta kendaraan. Armada terbaru, BYD Jinan, mulai beroperasi pekan ini.
Penjualan BYD Melemah
BYD Group mengalami penurunan penjualan pada September 2025, sementara deretan startup kendaraan listrik di Tiongkok justru menorehkan capaian penjualan tertinggi sepanjang sejarah mereka.
Fenomena ini memperlihatkan perubahan peta persaingan di pasar kendaraan listrik terbesar dunia. Produsen besar seperti BYD kini berada dalam tekanan, sedangkan pemain baru tampil semakin agresif merebut pasar.
Sepanjang September, penjualan BYD terkoreksi 5,9 persen secara tahunan menjadi 393.060 unit, setelah dua bulan sebelumnya nyaris tidak tumbuh. Kontraksi terutama datang dari merek BYD sendiri, yang turun 11,4 persen menjadi 355.774 unit, melanjutkan penurunan 3,6 persen pada Agustus.
Segmen kendaraan hibrida plug-in (PHEV) menjadi titik terlemah. Penjualan PHEV BYD merosot 25,6 persen pada September, hanya menyisakan 188.010 unit.
Tren penurunan ini sudah berlangsung enam bulan berturut-turut sejak April. Selama tiga bulan terakhir, rata-rata penjualan merek BYD di Tiongkok terpangkas sekitar 20 persen, dipicu perang harga yang makin intens.
Sebaliknya, para pemain baru justru mencatat lonjakan signifikan. Leapmotor berhasil untuk pertama kalinya menembus angka 60.000 unit dalam penjualan bulanan, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pabrikan lain seperti Nio, Xiaomi, dan Xpeng juga masing-masing meraih rekor penjualan bulanan tertinggi sepanjang kiprah mereka.
Tak hanya berhadapan dengan Tesla, BYD juga menghadapi tekanan dari sesama produsen besar Tiongkok, Geely. Pada kuartal ketiga, Geely melepas 442.672 kendaraan listrik (BEV + PHEV), atau naik 96,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh performa merek Galaxy.(*)