Logo
>

Diskon EV Kebablasan, Pemerintah China Bertindak

Pemerintah China akhirnya turun tangan merespons perang harga mobil listrik yang makin panas dan dianggap merusak ekosistem industri otomotif nasional.

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
 Diskon EV Kebablasan, Pemerintah China Bertindak
Ilustrasi persaingan mobil listrik China yang diwarnai perang harga. (Foto: Doc Chery)

KABARBURSA.COM – Pemerintah Tiongkok tidak tinggal diam dengan perang harga antar produsen mobil listrik di China yang terus memanas akhir-akhir ini. Baru-baru ini regulator memanggil beberapa eksekutif merek kendaraan listrik lokal untuk bertemu di Beijing, China.

Mengutip dari Carscoops, pemerintah menginstruksikan agar para produsen tersebut memperbaiki persaingan usaha secara menyeluruh. Karena, praktik persaingan tidak sehat ini dianggap merugikan industri otomotif di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Perang harga yang terjadi di Tiongkok membuat harga kendaraan listrik dan hybrid dipotong berulang kali selama dua tahun terakhir demi berebut pasar. Bahkan, Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok menyebut perang harga hanya akan membuat persaingan semakin sengit.

Bahkan asosiasi tersebut menyebut BYD sebagai pelopor dalam pemotongan harga mobil sehingga mendorong beberapa merek lain mengikuti sehingga memicu gelombang perang harga. Perang ini membuat pasar otomotif di China menjadi ajang memberi diskon demi meningkatkan penjualan.

Namun, dampak perang harga terus berlangsung membuat penjualan mobil listrik di China. Namun, Pemerintah China tak ingin mengambil risiko terlalu besar dengan mendiamkan perang dagang tidak sehat ini. 

Meski pemerintah telah mengambil langkah, Kepala Eksekutif Xpeng, He Xiaopeng pesimis jika perang harga ini dapat mereda. “Persaingan akan semakin ketat dalam lima tahun ke depan,” kata He Xiaopeng. 

Sekadar informasi, selama dua tahun terakhir harga mobil baru di China turun hingga 19 persen dan sekarang telah mencapai 165 ribu yuan.

Bom Waktu Perang Harga Meledak

Industri otomotif China tengah berada dalam sorotan akibat konflik internal yang dipicu oleh perang harga yang semakin brutal. Ketegangan ini memuncak dalam gelaran Chongqing Auto Forum 2025, ketika para eksekutif dari sejumlah produsen besar seperti BYD, Geely, dan Great Wall Motor (GWM) saling melontarkan kritik tajam di hadapan publik.

Situasi tersebut menjadi potret jelas merenggangnya solidaritas antar pemain utama di sektor kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) Tiongkok, yang sebelumnya dikenal cukup kompak menghadapi pasar global. Namun kini, tekanan kompetitif yang semakin tinggi membuat hubungan itu mulai retak. Salah satu dampaknya terlihat dari margin keuntungan yang terus mengalami penurunan akibat perang diskon besar-besaran.

Mengutip laporan Car News China, konflik terbuka itu bermula dari pernyataan Li Yunfeiselaku Manajer Umum Divisi Branding dan Humas BYD. Dalam forum, Li mengeluarkan kritik pedas terhadap pesaingnya, meski tak menyebut merek secara langsung. Ia menggunakan istilah seperti “trik kotor,” “kampanye busuk,” hingga menyebut adanya taktik manipulatif yang digunakan untuk membentuk persepsi publik terhadap kompetitor.

Padahal, dua tahun sebelumnya, Wang Chuanfu, pendiri sekaligus Chairman BYD, sempat menyerukan pentingnya kolaborasi dalam memajukan industri otomotif nasional. “Bersama-sama, kita adalah industri otomotif Tiongkok,” ucap Li mengutip pernyataan yang pernah disampaikan atasannya itu.

Namun, situasi saat ini membuat seruan tersebut seolah kehilangan makna. Tanggapan keras pun datang dari Victor Young, Wakil Presiden Senior Geely Holding, yang menyebut BYD tidak konsisten dan menuding narasi yang dibangun perusahaan tersebut hanya bertujuan mengalihkan perhatian. “Bukankah ini seperti pencuri yang berteriak 'pencuri'?” sindirnya, sambil menyinggung laporan pengaduan desain tangki bahan bakar BYD oleh GWM.

Konflik ini bukan hanya antara BYD dan Geely. Beberapa pekan sebelumnya, Ketua GWM Wei Jianjun bahkan menyamakan kondisi industri otomotif China saat ini dengan “bom waktu yang berdetak,” sebagai gambaran dari efek destruktif perang harga yang terjadi.

Ketegangan juga merembet ke merek teknologi lain. Yu Chengdong dari Huawei sempat menyindir sejumlah produsen EV yang menurutnya “hanya jago di satu produk.” Pernyataan itu segera dibalas oleh Lei Jun dari Xiaomi yang menilai ucapan tersebut sebagai fitnah dan bentuk kecemburuan.

Di tengah panasnya suasana, Li Xueyong, Wakil Presiden Eksekutif Chery, memberikan pandangan yang sedikit berbeda. Ia mengakui kerasnya kompetisi pasar EV di dalam negeri, namun melihat tekanan ini sebagai peluang untuk mendorong inovasi.

Ia menekankan bahwa tantangan seperti ini bisa memperkuat daya saing produsen dalam jangka panjang, selama mereka tetap fokus pada pengembangan kemampuan inti masing-masing.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Citra Dara Vresti Trisna

Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.