Logo
>

Neta Diujung Kebangkrutan, Restrukturisasi Jadi Upaya Terakhir

Para karyawan hanya diimbau untuk menunggu proses likuidasi kebangkrutan yang melanda Neta Auto

Ditulis oleh Harun Rasyid
Neta Diujung Kebangkrutan, Restrukturisasi Jadi Upaya Terakhir
Brand mobil listrik Neta Auto di China mengalami krisis, di pasar global dan Indonesia bagaimana? Foto: dok. Neta Auto Indonesia.

KABARBURSA.COM – Neta Auto sebagai salah satu merek otomotif China terus diterpa kabar miring soal kebangkrutan dan krisis yang mengakibatkan konflik dari pihak manajemen.

Car News China melaporkan, para karyawan Neta menghadap Chairman Neta Auto, Fang Yunzhuo di kantornya yang berlokasi di Shanghai, China pada 11 Juni 2025. Terdapat lebih dari 100 orang yang hadir guna menuntut tunggakan upah yang belum dibayarkan.

Hasil pertemuan tersebut, para karyawan hanya diimbau untuk menunggu proses likuidasi kebangkrutan yang melanda Neta Auto. 

Kejadian yang terekam lewat video ini menggambarkan salah satu dampak dari krisis yang menimpa Neta Auto dalam beberapa tahun terakhir, termasuk gangguan arus kas, keluarnya para eksekutif, dan tekanan dari pihak pemasok. 

Usai kejadian tersebut, perusahaan induk Neta Auto yakni Hozon New Energy Automobile Co., Ltd. mengambil langkah restrukturisasi yang dimulai pada 12 Juni 2025.

Lewat keterangan resmi yang diterima Kabarbursa.com, restrukturisasi merupakan bagian dari upaya penyelamatan yang dipimpin oleh pemerintah China dan diawasi langsung oleh Pengadilan Menengah Rakyat Jiaxing, Zhejiang, Tiongkok.

Restrukturisasi Neta bertujuan menyelesaikan krisis utang perusahaan melalui jalur hukum, sekaligus menarik investor strategis, memperbaiki sistem manajemen, dan membuka jalan bagi keberlanjutan jangka panjang bisnis Hozon New Energy.

Penyebab Krisis Neta: Persaingan Ketat dan Beban Utang Menggunung

Beberapa tahun terakhir, Hozon New Energy menghadapi tekanan besar akibat ketatnya persaingan di industri kendaraan energi baru (NEV). Penurunan penjualan, tekanan utang, dan kendala rantai pasokan menjadi faktor utama yang memicu krisis operasional Neta di negara asalnya tersebut.

Ironisnya, krisis yang dialami Neta justru berbandung terbalik dari pencapaian merek mobil listrik ini pada beberapa tahun belakangan.

Pada 2022, Neta pernah memimpin pasar kendaraan listrik dengan penjualan tahunan mencapai 152 ribu unit. Lalu di tahun 2023, penjualan Neta turun menjadi 127.500 unit. 

Koreksi penjualan ekstrem terjadi pada 2024, di mana Neta hanya mampu menjual 64.500 unit. Bisnis Neta di China semakin di ujung tanduk pada 2025 dengan hanya menjual 110 unit.

Lebih lanjut, krisis tersebut mengakibatka. Neta Auto menjadi sasaran berbagai penegakan hukum pengadilan di Tiongkok sejak tahun 2024. Hal ini karena rantai modal perusahaan terputus dan gagalnya pembayaran utang.

Menurut informasi karyawan di China, Neta Auto telah menunggak upah karyawan sejak November tahun lalu. Pada periode tersebut, Neta Auto juga mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran dengan lebih dari 2.900 orang terdampak.

Jumlah tersebut hampir 50 persen dari angka tenaga kerja Neta pada kondisi normal.

Meskipun telah menang secara hukum di pengadilan, mantan karyawan Neta tidak dapat menagih upah yang tertunggak karena perusahaan dilaporkan tidak memiliki cukup aset untuk disita. 

Pada Maret 2025, pihak pengadilan di Tiongkok membekukan kurang dari 500 yuan (Rp1,1 jutaan) dari dua rekening bank perusahaan yang terafiliasi dengan Neta Auto.

Selanjutnya pada 13 Mei lalu, Shanghai Yuxing Advertising Co., Ltd. mengajukan permohonan peninjauan kebangkrutan terhadap Hozon New Energy, dengan tuduhan bahwa Neta Auto berutang sebesar 5,31 juta yuan atau senilai Rp12 miliar. 

Utang tersebut akibat layanan periklanan yang gagal memenuhi perjanjian pembayaran kembali. 

Namun, Neta Auto menanggapi bahwa kabar tersebut adalah permohonan sepihak oleh pihak pemasok atau supplier. Neta menepis anggapan kebangkrutan dan masih menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

Fokus Restrukturisasi Neta Auto

Restrukturisasi ini difokuskan untuk memastikan kelangsungan produksi, menjaga stabilitas pengiriman, dan melindungi hak-hak seluruh pemangku kepentingan, termasuk konsumen dan kreditor.

Hozon New Energy mengklaim, restrukturisasi Neta Auto dijalankan empat pilar utama.

1. Kepemimpinan Profesional dan Transparansi Proses yang Adil

Restrukturisasi Hozon dipimpin oleh tim profesional untuk memastikan proses yang adil dan sesuai hukum. Fokus utama diarahkan pada penyelesaian utang rantai pasokan dan perlindungan layanan bagi para pemilik mobil Neta.

2. Memperkenalkan Tim Investasi Strategis dan Likuidator.

Perusahaan akan menggandeng likuidator untuk menarik investor industri kelas atas yang siap menyuntikkan modal. Dana segar yang didapatkan bakal digunakan untuk memulihkan produksi, mempercepat riset dan pengembangan (R&D), serta memperluas pasar global. 

Jajaran manajemen akan direformasi, termasuk penunjukan CEO baru dari kalangan profesional dengan pengalaman di perusahaan otomotif internasional.

3. Operasional Tetap Berjalan di Pasar Domestik dan Internasional

Untuk pasar domestik China, Pabrik Neta di Tongxiang, dan fasilitas lainnya akan beroperasi kembali secara bertahap dalam enam bulan ke depan. Sistem dealer juga akan diperkuat melalui konversi utang menjadi ekuitas serta dukungan finansial.

Sedangkan untuk pasar internasional, termasuk Indonesia, operasional global Neta tetap berjalan normal. Perjanjian jaminan pasokan dan layanan purna jual diklaim telah diamankan untuk memastikan kontinuitas dukungan kepada dealer di luar China.

4. Komitmen terhadap Pemilik Mobil Neta

Layanan purna jual, pembaruan perangkat lunak (OTA), dan pasokan suku cadang untuk seluruh model Neta bakal menjadi prioritas Hozon New Energy. Aplikasi pada kendaraan dan layanan sistem lainnya dipastikan berjalan normal.

Rencana Neta Ke Depannya

Dalam rencana jangka menengah, Hozon akan kembali mengembangkan platform teknologi baru dengan fokus pada arsitektur sasis skateboard dan sistem penggerak cerdas. 

Targetnya, tiga model baru akan diluncurkan secara global sebelum 2027. Mobil baru Neta  menyasar segmen di harga 150.000 sampai 250.000 yuan atau setara Rp340 jutaan hingga Rp560 jutaan, termasuk varian premium.

Di saat yang sama, Hozon akan mempererat kolaborasi dengan mitra besar di China seperti CATL dan Huawei, serta memanfaatkan dana investor baru untuk penetrasi pasar berkembang secara global.

Selain itu, Neta Auto juga menjanjikan transparansi penuh dalam setiap perkembangan restrukturisasi melalui situs dan kanal resminya.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Harun Rasyid

Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.