Logo
>

Pakar Soroti Risiko dari Baterai BYD Seal yang Berasap

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Pakar Soroti Risiko dari Baterai BYD Seal yang Berasap
Ilustrasi insiden mobil listrik BYD berasap di Palmerah.

KABARBURSA.COM – Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menilai insiden mobil listrik BYD berasap di Palmerah tidak dapat disepelekan. Menurutnya, reaksi kimia dalam baterai mobil listrik dapat berpotensi bahaya bagi lingkungan dan penumpang.

“Reaksi kimia dalam baterai berpotensi berbahaya jika terjadi thermal runaway, yakni peningkatan suhu drastis akibat overcharging, kerusakan fisik, atau kegagalan sistem pendingin,” kata Yannes kepada KabarBursa.com, Senin, 19 Mei 2025.

Reaksi kimia, kata Yannes, dapat memicu pelepasan gas beracun. Bahkan, menurutnya, reaksi kimia di baterai mobil listrik berpotensi menghasilkan asap tebal, letupan dan bahkan kebarakan.

“Kejadian seperti asap tebal, jika memang demikian yang sesungguhnya terjadi, kemungkinan besar masuk dalam perhitungan prosentase risiko pabrikan,” ujarnya.

Akademisi dari Institut Teknologi Bandung itu menjelaskan, jika memang benar insiden BYD di Palmerah benar-benar hanya asap tanpa api itu menunjukkan sistem pengaman mungkin berfungsi sebagian, mencegah eskalasi ke kebakaran.

Oleh karena itu, ia menuntut pihak BYD untuk melakukan investigasi yang fair dan transparan agar dapat mempertahankan kepercayaan publik terhadap merek asal China tersebut.

“Transparansi adalah jalan terbaik untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap berbagai band besar di otomotif, terutama yang berkaitan dengan keamanan kendaraan listrik, khususnya terkait sistem controller, baterai dan sistem keselamatan,” ujarnya.

“Jika kelak investigasi menemukan adanya cacat produksi atau kesalahan sistem, BYD harus bertindak cepat dengan melakukan recall atau memperbarui perangkat lunak BMS-nya,” imbuhnya.

Menurutnya, tindakan ini menunjukkan bahwa BYD proaktif dalam menjaga keamanan konsumen, yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap reputasinya. Respons BYD yang cepat, kata dia, juga bisa menjadi pembeda kompetitif di pasar EV, dan menunjukkan bahwa BYD serius menjaga kualitas produknya.

Kemungkinan Penyebab Insiden BYD Berasap

Insiden kemunculan asap dari sebuah unit BYD Seal di kawasan Palmerah tengah menjadi sorotan. CEO Dokter Mobil sekaligus pendiri bengkel spesialis kendaraan listrik dan hybrid DOMO Hybrid EV, Lung Lung, angkat bicara mengenai kemungkinan penyebabnya.

Menurutnya, kondisi mobil sebelum insiden terjadi perlu dipastikan terlebih dahulu. “Mobil ini kan sempat terparkir tiga hari, kita harus tahu kondisinya apakah sedang mengecas atau tidak? Jika tercolok charging, kemungkinan kemampuan automatic cut off dalam charging-nya ini bermasalah,” ujarnya kepada KabarBursa.com, Sabtu, 17 Mei 2025.

Ia menjelaskan bahwa bila fitur automatic cut off tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka pengisian daya bisa terus berjalan tanpa henti. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan baterai overheat dan akhirnya memunculkan asap.

“Kalau ini yang problem, dia akan ngecas terus sampai baterainya panas. Tapi, jika tidak sedang tercolok atau sedang charging, ini yang agak ribet. Karena Blade Battery BYD bukan barang baru dan bukan barang jelek. Dia menurut saya, masih paling bagus di pasaran, sehingga kemungkinan untuk korsleting tidak mungkin,” jelasnya.

Ia juga menyebut kemungkinan lain seperti gangguan pada sistem pendingin atau water pump. Bila komponen tersebut bermasalah, sistem baterai bisa terkuras atau mengalami panas berlebih.

“Tetapi sampai dia mengeluarkan asap, berarti ada sesuatu yang overheating, bisa jadi soket atau kabel nempel. Agak susah sih kalau berspekulasi karena info di lapangan juga kurang,” terang Lung Lung.

Dari beberapa kemungkinan tersebut, ia menyimpulkan bahwa dua hal yang paling mungkin menjadi pemicu adalah overcharging atau masalah pada sistem pendingin.

“Paling opsinya itu antara overcharging atau sistem pendingin yang menguras baterainya. Jadi apakah dari water coolant-nya atau kipas pendinginnya, itu bisa jadi,” imbuhnya.

Satu hal yang perlu diperhatikan dari insiden ini, kata Lung Lung, adalah fakta bahwa baterai yang sudah mengeluarkan asap tak bisa diperbaiki. Konsekuensinya, baterai harus diganti secara menyeluruh.

“Iya, baterai sementara harus ganti dan tidak bisa diperbaiki,” katanya.

Namun ketika ditanya soal estimasi harga pengganti baterai BYD Seal, ia mengaku belum memiliki data pasti. “Harganya masih gelap karena tidak ada di pasaran,” pungkasnya.

Berapa Harga Baterai BYD Seal?

Merujuk pada estimasi dari pihak BYD Asia Pasifik, harga baterai kendaraan listrik bisa mencapai 30–40 persen dari harga mobil. Bila mengacu pada banderol BYD Seal saat ini yang berada di kisaran Rp639 juta hingga Rp735 juta (OTR Jakarta), maka biaya penggantian baterai dapat berkisar:

  • Rp191 juta hingga Rp225 juta (jika 30 persen dari harga mobil)
  • Rp255 juta hingga Rp294 juta (jika 40 persen dari harga mobil)

Angka ini menjadikan baterai BYD Seal sebagai salah satu komponen paling mahal yang nilainya setara dengan mobil Low MPV seperti Toyota Avanza atau Mitsubishi Xpander.

Meski demikian, pemilik kendaraan tidak perlu panik sepenuhnya. Agen pemegang merek biasanya menyertakan garansi purnajual yang mencakup baterai dan komponen penting lainnya.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Citra Dara Vresti Trisna

Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.