KABARBURSA.COM - Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menilai, peningkatan penjualan mobil yang terjadi pada Agustus 2025 tidak dapat jadi indikator peningkatan perekonomian di Indonesia. Yannes menilai, peningkatan penjualan mobil terjadi akibat sokongan dari ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.
“Jadi bia kita lihat bahwa pasar otomotif Indonesia pada Agustus 2025 menunjukkan kelesuan berkelanjutan, meskipun ada tanda pemulihan temporer (retail naik 5,1 persen MoM) akibat dorongan GIIAS 2025, di sini dapat dilihat bahwa stabilitas makro ekonomi terus jadi tantangan serius Indonesia,” kata Yannes kepada KabarBursa.com, beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan, peningkatan penjualan mobil pada event GIIAS 2025 hanya bersifat sementara dan tidak mencerminkan pemulihan struktural.
“Menurut saya, dorongan ini bersifat jangka pendek saja dan tidak dapat menjadi katalis pemulihan berkelanjutan bagi industri otomotif,” ujarnya.
Pameran seperti GIIAS, lanjut dia, efektif untuk mengurangi overstock dealer dan meningkatkan visibilitas model baru, tetapi tidak mengatasi akar masalah struktural, seperti kenaikan PPN 12 persen, suku bunga BI Rate 5 persen, dan kompetisi impor yang menekan permintaan domestik.
Mobil Jepang masih Mendominasi
Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pasar otomotif nasional pada Agustus 2025 masih didominasi merek-merek asal Jepang, meski tren penjualannya bervariasi dibandingkan produsen dari Korea Selatan maupun Eropa.
Toyota tetap menjadi pemimpin pasar. Penjualan ritel Agustus tercatat 20.733 unit, naik tipis 2,7 persen dibanding Juli 2025 yang berjumlah 20.185 unit. Namun bila dibandingkan periode sama tahun lalu (25.624 unit), angka tersebut terkoreksi cukup dalam, yakni turun 19,1 persen. Secara akumulatif Januari–Agustus 2025, Toyota membukukan 167.811 unit, melemah 12,6 persen secara tahunan (year-on-year/YoY).
Daihatsu berada di posisi berikutnya dengan capaian 11.008 unit pada Agustus. Angka itu turun 1,9 persen dibanding Juli, serta merosot 22,1 persen dibanding Agustus 2024. Secara kumulatif, penjualannya juga menurun 24,2 persen YoY menjadi 88.944 unit.
Honda mencatat kenaikan penjualan bulanan 6,3 persen dengan torehan 5.317 unit. Namun secara tahunan, kinerjanya tertekan cukup tajam, turun 37,6 persen dibanding Agustus 2024. Dari Januari hingga Agustus, total penjualan Honda hanya mencapai 49.513 unit atau terkoreksi 27,1 persen YoY.
Suzuki menunjukkan tren berbeda. Sepanjang Agustus, penjualannya mencapai 5.700 unit, naik 3,6 persen dibanding Juli. Bahkan, jika dibandingkan Agustus 2024, Suzuki masih tumbuh 5,5 persen. Meski begitu, secara kumulatif Januari–Agustus 2025, penjualannya tetap melemah 14,9 persen menjadi 38.973 unit.
Sementara itu, produsen asal Korea Selatan, Hyundai Motor Indonesia (HMID), membukukan 1.409 unit pada Agustus. Angka ini relatif stagnan, hanya naik 0,5 persen dibanding bulan sebelumnya, tetapi turun 9,4 persen dibanding Agustus 2024. Secara kumulatif, penjualan Januari–Agustus 2025 tercatat 14.394 unit atau terkoreksi 9,8 persen YoY.(*)