Logo
>

Pertamina: Etanol di BBM Bukan Tren Baru, Cek Faktanya

Pertamina Patra Niaga buka fakta etanol di BBM sebagai praktik global ramah lingkungan, dukung transisi energi dan target NZE 2060.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Pertamina: Etanol di BBM Bukan Tren Baru, Cek Faktanya
Pertamina Patra Niaga tegaskan etanol di BBM sebagai praktik global ramah lingkungan, berikut faktanya. Foto: dok. Pertamina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Pertamina Patra Niaga menegaskan penggunaan etanol dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) bukan hal yang perlu dikhawatirkan.

    Etanol dalam BBM Pertamina juga disebutkan bukanlah inovasi baru, melainkan praktik internasional yang sudah lama teruji dan terbukti.

    Adapun terdapatnya etanol dalam BBM di industri energi dunia maupun Pertamina, juga menjadi langkah dalam menekan emisi karbon, memperbaiki kualitas udara, sekaligus mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia.

    Bagi yang belum tahu, etanol berasal dari sumber nabati seperti tebu dan jagung, yang menjadikannya lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil murni. Dengan campuran etanol di dalam BBM, emisi gas buang kendaraan dapat ditekan sehingga kualitas udara lingkungan diharapkan menjadi lebih sehat.

    Etanol di BBM Jadi Standar Energi Global

    Lebih lanjut, penggunaan etanol dalam BBM telah menjadi standar di berbagai negara dunia.

    Amerika Serikat misalnya yang menerapkan program Renewable Fuel Standard (RFS) dengan kadar umum E10 (10 persen etanol) hingga E85 untuk kendaraan fleksibel.

    Selain itu Brasil justru menjadi pelopor etanol berbasis tebu, dengan implementasi nasional campuran E27. Brasi kini menjadi salah satu negara dengan ekosistem kendaraan berbahan bakar etanol terbesar di dunia.

    Kemudian, Uni Eropa juga telah mengadopsi campuran etanol melalui Renewable Energy Directive (RED II). Campuran E10 kini menjadi standar di banyak negara seperti Prancis, Jerman, dan Inggris untuk menekan polusi udara.

    India menargetkan campuran etanol hingga 20 persen (E20) pada 2030 sebagai strategi menuju transportasi rendah karbon sekaligus mendukung petani tebu.

    Pertamina: Praktik Global yang Sudah Terbukti

    Maka dari itu, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menyatakan jika penggunaan etanol dalam BBM sudah menjadi praktik mapan secara global.

    “Penggunaan etanol dalam BBM bukan hal baru, melainkan praktik yang sudah mapan secara global. Implementasi ini terbukti berhasil mengurangi emisi gas buang, menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil murni, serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat lokal melalui pemanfaatan bahan baku pertanian,” ujar Roberth lewat keterangan resmi, Jumat 3 Oktober 2025.

    Pertamina Menuju Net Zero Emission 2060

    Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon, sesuai dengan target Net Zero Emission 2060. Penerapan BBM berbasis etanol menjadi bukti bahwa Indonesia serius mengikuti praktik terbaik internasional, sekaligus memperkuat posisi negara di peta energi berkelanjutan global.

    Hadirnya campuran etanol di BBM, Indonesia tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga memperlihatkan langkah menuju masa depan energi yang lebih hijau dan rendah emisi.

    Pertamina Patra Niaga Umumkan Penyesuaian Harga BBM

    Belum lama ini Pertamina Patra Niaga selaku Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) resmi melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi mulai 1 Oktober 2025.

    Menurut informasi dari keterangan resmi, harga BBM Pertamina golongan non-subsidi yakni Pertamax Series dipastikan tetap atau tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. 

    Sementara untuk BBM diesel non-subsidi Pertamina dari Dex Series tercatat mengalami penyesuaian.

    Berdasarkan informasi resmi, harga BBM non-subsidi terbaru di Pulau Jawa dan Bali per 1 Oktober 2025 adalah sebagai berikut:

    - Pertamax (RON 92): Rp 12.200/liter

    - Pertamax Green (RON 95): Rp 13.000/liter

    - Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.100/liter

    - Dexlite (CN 51): Rp 13.700/liter

    - Pertamina Dex (CN 53): Rp 14.000/liter
     

    Artinya, masyarakat pengguna Pertamax Series masih bisa menikmati harga BBM yang stabil, sedangkan konsumen bahan bakar diesel perlu memperhatikan adanya perubahan harga pada produk Dexlite dan Pertamina Dex.

    Dexlite yang memiliki CN (Cetane Number) 51 sebelum 1 Oktober ditawarkan Rp13.600 per liter, atau mengalami kenaikan Rp100.

    Sementara Pertamina Dex mengalami penyesuaian sebesar Rp150 per liter. Sebab sebelum awal Oktober ini dipasarkan Rp13.850 per liter.

    Adapun penyesuaian harga BBM Pertamina kali ini, merupakan implementasi dari Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

    Pertamina Patra Niaga memastikan, informasi lengkap mengenai harga terbaru BBM Pertamina di seluruh wilayah Indonesia dapat diakses melalui laman resmi Pertamina Patra Niaga atau dengan menghubungi Pertamina Call Center 135.

    Penyesuaian harga BBM non-subsidi memang kerap menjadi sorotan publik, terutama karena memengaruhi biaya operasional kendaraan pribadi maupun logistik. Dengan tetapnya harga Pertamax Series, pengguna bensin beroktan tinggi bisa sedikit lega.

    Di sisi lain, kenaikan harga BBM pada Dex Series yang berkisar Rp100 hingga Rp150 per liter akan relatif berdampak. Khususnya bagi para pengguna kendaraan diesel, baik kendaraan pribadi hingga sektor transportasi barang.

    Langkah Pertamina Patra Niaga ini sejalan dengan mekanisme evaluasi berkala, yang menyesuaikan harga BBM non-subsidi dengan dinamika pasar minyak global serta nilai tukar rupiah. (info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.