KABARBURSA.COM - Tesla akhirnya meluncurkan mobil baru yakni Model Y varian termurah. Meski lebih terjangkau, varian baru dari Tesla Model Y diklaim memiliki jarak tempuh lebih jauh.
Peluncuran Tesla Model Y varian termurah ini tampaknya untuk menyaingi mobil listrik China terutama BYD yang memiliki teknologi tak kalah canggih serta harga ekonomis di kelasnya. Diketahui BYD memang menjadi rival utama Tesla di pasar mobil listrik dunia.
Berdasarkan laporan Carscoops, varian baru Tesla Model Y ini disebut Long Range Rear Wheel Drive (RWD) yang mengusung penggerak roda belakang.
Harga Tesla Model Y Long Range RWD dibanderol USD4.000 atau Rp66 juta lebih murah dibanding varian Long Range All-Wheel Drive (AWD) yang memiliki penggerak semua roda.
Tesla Model Y Long Range RWD menawarkan tambahan jarak tempuh hingga 30 mil atau sekitar 48 kilometer (km) dari varian yang sebelumnya telah dipasarkan perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk tersebut.
Hadirnya varian ini, membuat harga Tesla Model Y kini mulai dari USD44.990 atau sekitar Rp743,2 jutaan (kurs 1 USD = Rp16.520 per 11 Mei 2025).
Harga Tesla Model Y varian murah tersebut bisa lebih miring lagi jika konsumen memenuhi syarat untuk menerima potongan pajak sebesar USD7.500 atau sebesar Rp132 jutaan. Harga unitnya bakal menjadi USD37.490 atau Rp619,3 jutaan.
Banderol tersebut membuat harga Model Y sebanding dengan harga mobil listrik pesaingnya di Amerika Serikat (AS), yakni Hyundai Ioniq 5 atau KIA EV6 namun sedikit lebih mahal dari Ford Mustang Mach-E.
Akan tetapi dari sisi jarak tempuh, Tesla Model Y RWD unggul berkat klaim jarak tempuh yang mencapai 357 mil atau hingga 574 km. dalam sekali pengisian daya. Sementara varian AWD hanya memiliki jarak tempuh 327 mil yang setara 526 km.
Penurunan Performa Tesla Model Y tanpa Pengurangan Fitur
Sebagai imbas dari harga yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi, mau tak mau Tesla Model Y RWD harus mengalami penurunan performa akselerasi.
Tesla Model Y Long Range RWD tercatat memiliki akselerasi 0-96 km per jam dalam 5,4 detik, lebih lambat dari 4,6 detik yang dimiliki versi AWD standar. Meski begitu, Tesla membuka kemungkinan menghadirkan fitur Acceleration Boost untuk varian ini di masa mendatang.
Dari sisi fitur, Model Y RWD tetap setara dengan versi AWD. Pembeli akan mendapatkan pelek 19 inci model Crossflow, warna bodi Stealth Grey, serta interior standar berwarna hitam. Opsi warna cat lain dan interior putih tetap tersedia dengan biaya tambahan.
Dalam pembeliannya, Tesla menyebut pengiriman pertama Model Y RWD diperkirakan akan berlangsung dalam tiga hingga lima minggu. Namun seperti biasa, waktu pengiriman bisa berubah sesuai dengan kondisi produksi dan logistik internal Tesla.
Selain itu, rival BYD Atto 3 tersebut juga masih berpeluang untuk ditambahkan fitur Full Self-Driving dengan biaya ekstra sebesar USD8.000 atau Rp132,1 jutaan bagi konsumen yang ingin mencoba pengalaman berkendara semi-otonom.
Lebih lanjut, usai memperkenalkan Tesla Model Y termurah ini, merek otomotif pionir mobil listrik dunia ini disebut-sebut sedang menyiapkan peluncuran mobil listrik baru Tesla termurah.
Waktunya diproyeksikan terjadi pada akhir 2025 atau awal 2026. Selain itu, versi paling bertenaga dari Model Y yakni varian Performance juga diprediksi bakal debut di AS sebelum akhir tahun ini.
Efek Elon Musk, Bisnis Tesla di New York Terancam Tutup
Bisnis Tesla menghadapi ancaman besar di negara bagian New York, AS. Sebab sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) baru yang diusulkan Senator Negara Bagian New York, Patricia Fahy, berpotensi mencabut hak Tesla untuk menjual kendaraan listrik secara langsung kepada konsumen.
Regulasi baru ini memaksa bisnis penjualan Tesla untuk beralih ke model penjualan melalui dealer waralaba. Jika RUU tersebut disahkan, Tesla bukan hanya kehilangan lima lisensi yang selama ini mengizinkannya melakukan penjualan langsung, tetapi juga harus menghentikan operasi showroom yang dimilikinya.
Parahnya lagi, Tesla bakal kehilangan wilayah strategis untuk penjualan lini mobil listriknya. Alasannya, New York merupakan salah satu pasar kendaraan listrik terbesar dan paling progresif di AS.
Langkah hukum ini tidak semata-mata ditujukan kepada Tesla sebagai perusahaan, melainkan lebih kepada figur CEO-nya, Elon Musk.
Senator Fahy terang-terangqn mengkritik Elon Musk sekaligus menuduhnya telah menghambat pembangunan energi bersih dan mendukung kebijakan Presiden Donald Trump yang dianggap merugikan upaya perubahan iklim.
“Dia (Musk) bagian dari pemerintahan yang menghentikan semua pendanaan untuk infrastruktur kendaraan listrik dan energi terbarukan,” ujar Fahy dikutip dari New York Times, Selasa, 29 April 2025.
Langkah-langkah kontroversial Elon Musk, seperti pemutusan hubungan kerja massal dan campur tangan dalam urusan pajak, juga dinilai semakin memperkeruh hubungan Tesla dengan legislator New York.
Sejak 2014, Tesla sebenarnya beroperasi di bawah pengecualian hukum. Brand otomotif berlogo T ini diperbolehkan membuka lima showroom untuk menjual mobil listrik secara langsung, tanpa perantara dealer.
Namun, RUU baru ini berambisi mencabut hak keistimewaan tersebut dan menawarkan lisensinya kepada merek kendaraan listrik lain seperti Lucid Motors, Rivian, dan Scout. Tak hanya itu, legislator Demokrat di New York juga mendorong langkah audit terhadap kesepakatan antara Tesla dan pemerintah negara bagian, terkait operasional pabrik di Buffalo yang disewakan dengan tarif simbolis USD1 atau sekitar Rp16 ribuan per tahun, serta subsidi hampir USD1 miliar (Rp16,801 triliun).
Mereka juga bameminta dana pensiun kota dan negara bagian untuk menarik seluruh investasi di Tesla. Jika tekanan ini berhasil, konsumen di New York harus rela menempuh perjalanan ke luar negara bagian untuk pembelian mobil Tesla.
Tesla saat ini mungkin masih mempertahankan showroom untuk sekadar menampilkan mobil yang dijual. Namun saat transaksi pembelian, tidak lagi bisa dilakukan di New York.(*)