Logo
>

10 Tahun Jokowi Berkuasa, BRI “Setor” Rp90,79 Triliun

Ditulis oleh KabarBursa.com
10 Tahun Jokowi Berkuasa, BRI “Setor” Rp90,79 Triliun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, membuktikan komitmennya sebagai perusahaan BUMN yang berhasil menciptakan economic value serta men-deliver social value secara bersamaan kepada seluruh stakeholder, salah satunya kepada negara.

    Selama 10 tahun pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), BRI menjadi BUMN dengan setoran dividen terbesar ke kas negara diantara perusahaan BUMN lainnya.

    Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang diolah selama periode 2014-2023, emiten berkode saham BBRI ini menjadi emiten dengan setoran dividen paling jumbo yakni Rp90,79 triliun.

    Setoran dividen BRI ke kas negara selama periode 2014-2023 berkisar di rentang Rp3,6 triliun hingga Rp23,23 triliun.

    Berikut rincian setoran dividen BRI ke kas negara terhitung sejak 2014 hingga 2023:

    Di tahun Jokowi menjabat sebagai Presiden RI, yakni 2014, BRI menyetorkan dividen ke negara sebesar Rp3,60 triliun. Tahun berikutnya, 2015, naik menjadi Rp4,13 triliun.

    “2016 sebesar Rp4,36 triliun, 2017 sebesar Rp6,00 triliun, 2018 sebesar Rp7,47 triliun, dan 2019 tahun Rp9,52 triliun,” kata BRI dalam siaran persnya yang diterima Kabar Bursa, Rabu, 18 September 2024.

    Di tahun 2020, dividen yang disetorkan BRI kembali naik, yakni sebesar Rp11,77 triliun.

    Di masa pandemi COVID-19, tahun 2021, setoran deviden BRI yang disetorkan kepada negara anjlok di angka Rp6,92 triliun. Tahun berikutnya meningkat kembali menjadi Rp14,04 triliun, dan tahun 2023 sebesar Rp23,23 triliun.

    Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, pembagian dividen ini merupakan bentuk komitmen BRI dalam meng-create economic value utamanya bagi para shareholders.

    Melalui strategi dan inisiatif yang didukung pengelolaan modal yang baik, pihaknya optimistis akan terus meng-create value dan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham.

    “Ini adalah bukti nyata bahwa BUMN yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat menjalankan peran economic dan social value secara simultan. Melalui pembayaran pajak dan dividen, laba tersebut akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas. Selanjutnya, laba ini digunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah,” ujar Sunarso.

    Sunarso menegaskan BRI akan tetap membagikan dividen dengan menjaga dividend payout ratio yang optimal karena permodalan perseroan masih kuat.

    “BRI memiliki tambahan modal Rp 41 triliun yang berasal dari right issue pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian. Selain itu, rasio kecukupan modal BRI masih sangat kuat, dimana CAR (Capital Adequacy Ratio) BRI tercatat sebesar 25,13 persen pada akhir Triwulan II 2024,” ujarnya.

    Dengan permodalan yang kuat, BRI tidak perlu untuk menahan laba dan dapat membagikannya sebagai dividen.

    “Saya sebagai CEO yakin bahwa sampai 5 tahun ke depan berapa pun laba BRI, layak dibagi dalam bentuk dividen. Karena apa? Karena memang tidak dibutuhkan untuk menahan laba untuk memperkuat modal, karena modalnya sudah sangat kuat,” jelas Sunarso.

    Pada kesempatan terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa Kementerian BUMN mendapat target dividen pada tahun 2025 sebesar Rp90 triliun.

    “Untuk dividen tahun 2025, kami ditargetkan Rp90 triliun, jadi ada peningkatan dari Rp85 triliun (2024) jadi Rp90 triliun. Saya rasa angka yang fantastis,” ujar Erick Thohir.

    Erick Thohir menyadari bahwa setoran dividen BUMN ke kas negara tidak hanya didasarkan pada peningkatan laba, tetapi juga pada penguatan kinerja melalui efisiensi. Pada saat yang sama, dilakukan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).

    “Mungkin banyak pihak tidak suka, karena peningkatan ini tidak mungkin hanya bergantung pada laba, misalnya dari sumber daya alam. Mau tidak mau, efisiensi juga diperlukan,” ujarnya.

    Terapkan ESG, Saham BRI Diburu Investor

    Sementara itu, ekonom senior Ryan Kiryanto, menilai penerapan prinsip environmental, social dan governance (ESG) berdampak kepada profit perusahaan. Profit tersebut digaransi oleh prinsip ESG yang dikerjakan dengan baik.

    “Di Belanda dan di negara-negara maju korporasi-korporasi swasta atau private sector berlomba-lomba menerapkan ESG seoptimal mungkin,” kata Ryan dikutip Kabar Bursa, Minggu, 15 September 2024.

    Oleh karena itu, ada beberapa lembaga yang berperan untuk menilai prinsip ESG yang diterapkan oleh pemerintah seperti Fitch Rating Services, sementara di Indonesia ada Yayasan Kehati.

    “Itu semua adalah lembaga yang bertugas melakukan assessment untuk menilai apakah entitas ini telah menerapkan ESG apa belum. Nanti akan ada skor, semakin rendah skor semakin rendah risiko atau istilahnya low risk,” kata Ryan.

    Semakin rendah tingkat risiko akibat dari penerapan ESG maka saham perusahaan tersebut semakin dicari-cari investor. Pemodal itu, ujar dia, mencari emiten-emiten perusahaan yang sudah komplai dengan prinsip ESG.

    Karena perusahaan tersebut sudah teruji dalam hal kemampuan membukukan laba, kemampuan cashflow, repayment capital akan lancar. Hal inilah yang menurutnya BBRI dapat mencatatkan untung hampir 30 triliun.

    Capaian ESG BRI

    Sementara itu Director of Compliance PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk A. Solichin Lutfiyanto mengungkapkan bahwa upaya menempuh ESG adalah perjalanan panjang untuk dapat berhasil. Upaya BRI dalam mengimplemetasikan ESG telah dilakukan sejak 2013.

    “Kami telah mengadopsi prinsip ESG sejak 2013. BRI terus berkomitmen pada keberlanjutan dengan meraih skor penilaian internasional yang memuaskan,” ujarnya.

    Dia juga menyampaikan beberapa pencapaian positif yang telah dicapai BRI, termasuk peringkat bergengsi dari ASEAN Corporate Governance Scored Card (ACGS), yang menempatkan BRI dalam tiga besar Perusahaan Terbuka (PLCs) di Indonesia, serta penghargaan dalam kategori ASEAN Asset Class PLCs.

    Pencapaian lainnya adalah penurunan skor ESG Risk Rating. Penurunan ini memungkinkan BRI mempertahankan status risiko rendah selama dua tahun berturut-turut, dengan skor 17,8, yang jauh lebih baik dibandingkan skor risiko tinggi pada tahun 2020.

    Solichin menekankan bahwa mendapatkan skor ESG yang baik bukanlah tugas yang mudah, melainkan memerlukan usaha dan perbaikan yang terus-menerus.

    “BRI selalu berkomitmen untuk menyajikan laporan yang transparan dan akurat sebagai bukti dedikasi kami terhadap prinsip ESG,” jelasnya.

    Dia juga menambahkan bahwa pencapaian ESG ini hanyalah langkah awal, dan BRI akan terus berupaya agar tetap berada di jalur yang tepat untuk memenuhi standar internasional.

    Solichin menekankan bahwa ketika membicarakan ESG, penting untuk memahami apakah hal ini dilakukan karena mengikuti tren, kebutuhan, atau merupakan aspirasi perusahaan. Menurutnya, jika BRI hanya mengikuti ESG karena tren semata, perusahaan tidak akan peduli dengan skor yang didapat.

    “Yang penting adalah kami berada di pasar. Sekarang semua pasar konsen dengan ESG, jadi kami ikut masuk. Pasar dan pelanggan saat ini memang memperhatikan ESG,” jelasnya.

    Dia juga menyebutkan bahwa yang mendorong implementasi ESG adalah pelanggan dan regulator. Namun, menurutnya, tanpa kemauan internal, dampaknya akan minim.

    “Perjalanan kami panjang, dimulai pada tahun 2013 saat pertama kali memiliki aspirasi ini. Tetapi, jika kita lihat terutama setelah tahun 2022, CEO kami, Pak Ransom, mengatakan bahwa ESG adalah bagian dari strategi korporat. Karena itu bagian dari strategi korporat, CEO mengatakan harus ada divisi khusus yang menangani ESG,” jelasnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi