KABARBURSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia kembali menorehkan surplus pada Agustus 2025. Nilainya USD5,49 miliar, memperpanjang catatan emas surplus yang telah berlangsung 64 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Secara akumulatif, sepanjang Januari–Agustus 2025, surplus menembus USD29,14 miliar, melonjak USD10,13 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya USD19,01 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menyebut surplus Agustus lebih banyak digerakkan perdagangan nonmigas yang mencatat kontribusi USD7,15 miliar.
Dari sisi ekspor, kinerja delapan bulan pertama 2025 mencapai USD185,13 miliar, tumbuh 7,7 persen year-on-year (yoy) dibandingkan USD171,86 miliar tahun sebelumnya. Ekspor nonmigas menjadi pilar utama dengan capaian USD176,09 miliar, naik 9,15 persen yoy, sementara ekspor migas justru terjun 14,14 persen yoy menjadi hanya USD9,04 miliar.
Habibullah menekankan, dorongan terbesar berasal dari sektor pengolahan, yang menorehkan kenaikan 12,26 persen. Secara khusus pada Agustus 2025, nilai ekspor Indonesia mencapai USD24,96 miliar, tumbuh 5,78 persen yoy dari USD23,60 miliar.
Di sisi lain, nilai impor kumulatif Januari–Agustus 2025 tercatat USD155,99 miliar, naik tipis 2,05 persen yoy dari USD152,85 miliar. Barang modal menjadi penyumbang utama kenaikan, dengan lonjakan 17,94 persen yoy menjadi USD31,32 miliar, setara 3,12 persen dari total impor.
Namun, pada Agustus 2025 saja, impor justru terkoreksi. Nilainya hanya USD19,47 miliar, turun 6,56 persen yoy dibandingkan USD20,84 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Gambaran ini menegaskan bahwa ekspor nonmigas masih menjadi tulang punggung surplus perdagangan nasional, sementara impor tetap terkendali, meski permintaan barang modal terus menguat sebagai indikasi geliat investasi.(*)