Logo
>

Anak Muda Harus Manfaatkan Teknologi untuk Berinvestasi

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Anak Muda Harus Manfaatkan Teknologi untuk Berinvestasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ketua Komisi Penelitian, Pendataan, dan Ratifikasi Pers Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro, mengajak generasi muda memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memulai investasi. Menurutnya, perkembangan teknologi telah membuat investasi lebih mudah diakses dibandingkan masa lalu.

    "Kalau dulu, berinvestasi harus datang ke bursa, apalagi jika tinggal di luar Jakarta seperti di Surabaya, itu sulit sekali. Sekarang, semuanya jadi lebih mudah. Karena itu, jumlah investor di Indonesia terus bertambah," ujar Atmaji dalam acara Kabar Bursa Investor Leaders Capital Market Forum yang digelar di Jakarta, Kamis, 21 November 2024.

    Atmaji menjelaskan, bahwa kemajuan teknologi telah membuka peluang besar bagi masyarakat untuk berinvestasi melalui berbagai aplikasi digital. Aplikasi-aplikasi ini memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi, mulai dari saham, reksa dana, hingga surat berharga lainnya.

    "Dengan adanya teknologi, aktivitas investasi kini bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Ini memberikan peluang bagi generasi muda untuk terjun ke dunia investasi tanpa harus menghadapi hambatan seperti dulu," katanya.

    Ia juga memaparkan, pertumbuhan signifikan dari segi jumlah investasi dan nilai aset yang dikelola. Data terbaru mencatat peningkatan total aset yang dikelola oleh sistem PSI (Penyimpanan Sentral Efek Indonesia), baik melalui platform CPES maupun S-Invest, sejak Januari 2024. Instrumen seperti saham, reksa dana, dan surat berharga lainnya menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil.

    "Dari waktu ke waktu, kita melihat pertumbuhan aset yang konsisten. Hal ini mencerminkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya investasi dan memanfaatkan teknologi untuk mengelolanya," tambah Atmaji.

    Pernyataan Atmaji sejalan dengan upaya pemerintah dan pelaku pasar untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Teknologi dinilai menjadi alat penting dalam mendorong inklusi keuangan dan memperluas basis investor domestik.

    Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengungkap bahwa investor di Indonesia masih tergolong kecil.

    Berdasarkan sajian data yang ia paparkan, jumlah investor di Indonesia hanya sebanyak 10.31 juta pada tahun 2022. Jika dibandingkan dengan negara lain, tutur Liza, investor di Australia jauh lebih besar jumlahnya.

    Ia menyebut, 45,6 persen penduduk Australia merupakan investor atau sekitar 9 juta pada tahun 2022. Di sisi lain, Liza menyebut 55 persen diantaranya merupakan investor berusia produktif.

    Sementara di Korea Selatan, Liza mengungkap ada sebanyak 14.24 juta investor di tahun 2022. Ia menyebut angka tersebut sama dengan 27 persen dari keseluruhan penduduk Korea Selatan.

    “Indonesia, di tahun 2022, jumlah kita someone mirip, 10.3 juta investor di tahun 2022. Tapi dibandingkan dengan populasi produktif, itu cuma 6,6 persen saja. Apalagi dibandingkan dengan jumlah total populasi. Justru lebih sedikit lagi. Karena 59 persen dari investor itu didominasi usia 20 sampai 30 tahun,” ungkap Liza.

    Dua tahun setelahnya, kata Liza, peningkatan investor di Indonesia juga masih tergolong rendah, di mana investor pasar modal Indonesia tahun 2024 hanya bertambah 3 juta. Di samping itu, ia juga menyebut pertambahan jumlah investasi juga terpantau stagnan secara persentase.

    “6,6 persen dari jumlah penduduk usia produktif 16 sampai 64 tahun. Dan dari total populasi Indonesia, cuma kurang dari 5 persen, persisnya cuma 4,6 persen,” paparnya.

    Liza menilai, hal itu terjadi lantaran masyarakat Indonesia masih memandang kegiatan investasi berdasarkan dogma cenderung konservatif. Ia mengungkap, tak jarang masyarakat menganggap kegiatan investasi di pasar modal mengandung unsur judi hingga dianggap haram.

    “Ada pemikiran bahwa stock market itu adalah judi padahal kita punya beberapa tools analisis yang bisa digunakan untuk bertransaksi di pasar modal,” katanya.

    Literasi Pasar Modal RI Tertinggal 

    Literasi pasar modal di Indonesia masih sangat tertinggal. Hal tersebut dapat dilihat dari masih sedikitnya masyarakat yang memahami pasar modal, saham, maupun investasi.

    Salah satu holding grup Kabar Grup Indonesia (KGI), Kabar Bursa, menggelar agenda Capital Market Forum di Perpustakaan Nasional, Jakarta, pada Kamis 21 November 2024. Adapun agenda tersebut bertajuk “Bebas Finansial Berkat Saham di Usia Muda, Mungkin Gak Sih?”

    CEO sekaligus Founder KGI Network Upi Asmaradhana, menyebut, Capital Market Forum digelar dengan maksud untuk mendorong literasi investasi di Indonesia. Ia mengatakan, literasi pasar modal di Indonesia masih tergolong minim, yaitu sebesar 4 persen.

    “Acara ini juga sebagai bentuk dari upaya Kabar Bursa untuk meningkatkan literasi pasar modal di Indonesia. Karena, kita tahu bahwa literasi tentang pasar modal di Indonesia itu hanya sekitar 4 persen,” kata Upi dalam sambutannya, Kamis, 21 November 2024.

    Kabar Bursa sendiri, lanjut dia, mencoba untuk mengambil bagian dalam upaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi pasar modal di Indonesia. Karenanya, ia berharap melalui kegiatan hari ini, Kabar Bursa dapat menjadi salah satu motor yang penggerak peningkatan literasi pasar modal di Indonesia.

    “Kami berharap, acara hari ini menjadi bagian dari sumbangsih kecil Kabar Bursa di dalam memajukan ekonomi di Indonesia,” ujarnya.

    Secara umum, Upi menyebut, Kabar Bursa merupakan platform yang hadir khusus untuk memberi informasi yang mendalam dengan tujuan mengedukasi masyarakat dan menjadi rujukan informasi yang kredibel. Hal itu dinilai sejalan dengan tantangan media massa ke depan, yaitu sebagai rujukan informasi ekonomi.

    “Jadi, kabar bursa ini memang diperuntukkan untuk menjadi semacam panduan atau guidance di dalam mengambil keputusan strategis bagi para investor. Seperti tagline Kabar Bursa, yaitu “Navigasi Investasi Indonesia," jelasnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.