Logo
>

Analis: Efek Prabowo Lebih Berdampak ke IHSG Ketimbang Trump

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Analis: Efek Prabowo Lebih Berdampak ke IHSG Ketimbang Trump

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Proyeksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menjadi topik hangat di kalangan pelaku pasar setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Namun, CEO PT Sucor Sekuritas, Bernadus Setya Ananda Wijaya, mengatakan optimisme IHSG justru lebih bergantung pada bagaimana Presiden Prabowo Subianto mengarahkan kebijakan ekonominya.

    Dalam wawancara eksklusif di program Bursa Pagi Pagi, Rabu, 22 Januari 2025, Bernard--sapaan akrabnya---menilai efek Trump terhadap pasar domestik memang ada, tapi kebijakan proteksionisnya bisa jadi pedang bermata dua. “Donald Trump ini kebijakannya cukup unik. Dia ingin membesarkan Amerika di mata dunia, salah satunya menurunkan corporate tax untuk mendorong ekonomi di Amerika Serikat. Tetapi negatifnya, proteksionisme berlebihan, seperti perang tarif, bisa berdampak kurang baik, terutama bagi Indonesia yang tergabung dalam BRICS,” jelas Bernard, seperti disiarkan Channel YouTube KabarBursa.com.

    Alih-alih tersulut efek Trump, pria asal Yogyakarta yang pernah masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia ini melihat tantangan sebenarnya justru datang dari dalam negeri. Ia menyoroti pentingnya kebijakan ekonomi Presiden Prabowo yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen. “Untuk jangka menengah hingga panjang, target IHSG di 8.000 sangat mungkin, tetapi ini bergantung pada seberapa cepat Bapak Prabowo mengeksekusi program-program kerjanya,” kata Bernard.

    Ia menggarisbawahi beberapa program Prabowo yang bisa menjadi motor penggerak ekonomi, seperti program makan bergizi gratis, kenaikan UMR 6,5 persen, dan kenaikan gaji guru sebesar 20 persen. Bernard optimistis jika kebijakan-kebijakan ini dapat dijalankan dengan baik, daya beli masyarakat yang sempat tergerus akibat pandemi bisa kembali pulih.

    “Saat ini, daya beli masyarakat masih menurun, dan kita membutuhkan terobosan untuk mengembalikannya. Jika program-program Bapak Prabowo ini dieksekusi dengan baik, tentu ini akan memberikan sentimen positif untuk market kita di Indonesia,” katanya.

    Namun, ia juga mengingatkan pemerintah perlu memperbaiki koordinasi antar kementerian yang masih dirasa terlalu gemuk. Alih-alih mempercepat, kabinet yang gemuk ini justru dikhawatirkan menghambat program-program ekonomi Prabowo.

    Di sisi teknikal, Bernard mencatat IHSG masih tertahan di level moving average 50 pada kisaran 7.200. Jika level ini tidak mampu ditembus, ada kemungkinan IHSG akan menguji area gap di 7.150. “Aktivitas profit taking masih mungkin terjadi, apalagi IHSG sempat volatile di area net senilai Rp380 miliar,” kata Bernard.

    Untuk jangka panjang, Bernard tetap optimistis. “Dengan EPS growth double digit dan pertumbuhan ekonomi mencapai target 8 persen, kita bisa melihat IHSG menuju level 8.000,” kata Bernard.

    Strategi Delapan Persen Belum Jelas

    [caption id="attachment_93507" align="alignnone" width="675"] Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menandatangani berita acara usai pengucapan sumpah sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada sidang paripurna MPR di gedung Nusantara Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad, 20 Oktober 2024. Foto: YouTube Setneg.[/caption]

    Analis Senior Indonesia Strategic and Economics Action Institution, Ronny P Sasmita, menilai target ambisius Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen belum memiliki strategi yang jelas. “Untuk saat ini, pertumbuhan delapan persen versi Prabowo sebaiknya diperlakukan hanya sebatas visi misi saja dulu, karena kita belum mendengar secara detail strateginya untuk mencapai itu seperti apa,” katanya kepada KabarBursa.com beberapa waktu lalu.

    Ia pun menilai janji Prabowo untuk mencapai pertumbuhan delapan persen dalam tiga tahun pemerintahannya terdengar sangat diplomatis dan manis, tetapi tidak realistis. Ronny berkaca pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), meskipun sudah melakukan berbagai upaya dan strategi selama hampir 10 tahun untuk mengejar pertumbuhan tujuh persen, dia hanya berhasil mencapai angka di kisaran lima persen.

    Ronny mengatakan pemerintahan Prabowo-Gibran berpotensi terjebak dalam pola yang sama jika tidak ada perubahan kebijakan dan strategi pembangunan yang signifikan. “Jika tidak menghadirkan strategi pembangunan yang revolusioner dan perubahan kebijakan secara signifikan, pemerintahan Prabowo Gibran berpotensi meneruskan tren pertumbuhan di era Jokowi, yakni terperangkap di dalam kisaran 5 persenan,” katanya.

    Untuk mencapai target delapan persen, menurut Ronny, pemerintah harus aktif terlibat dalam membangun daya saing sektor manufaktur dan jasa, serta melakukan revitalisasi sektor pertanian dan akselerasi pembangunan sumber daya manusia. “Pemerintah harus mengefektifkan belanja pemerintah di satu sisi dan memastikan bahwa belanja tersebut menghasilkan multiplier effect kepada perekonomian nasional,” katanya.

    Ronny lantas mengingatkan pemerintah untuk memerangi korupsi dan pungutan liar secara serius dan berkelanjutan guna menurunkan tingkat Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia. Ia mengatakan angka 8 persen seharusnya tidak hanya diumbar, tetapi juga disertai dengan strategi dan langkah yang jelas untuk mencapainya.

    “Indonesia tentu memiliki potensi mencapai itu, jika prakondisinya terpenuhi. Tapi itu di atas kertas dan sudah sejak lama dibicarakan oleh semua orang. Nyatanya sampai hari ini angka tersebut masih berada di atas kertas. Jadi Prabowo sudah tak perlu lalu membaca apa yang sudah ada di atas kertas, tapi jabarkan langkah-langkah untuk mewujudkan angka di atas kertas tersebut,” kata Ronny.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).