KABARBURSA.COM - Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) mengumumkan kerja sama strategis dengan Alta Elite Sdn Bhd dari Malaysia dalam rangka meningkatkan peran Indonesia sebagai industri kontainer di kawasan ASEAN. Kerja sama yang dituangkan dalam Memorandum of Cooperation (MOC) ini menandai langkah signifikan bagi kedua belah pihak untuk memajukan pertukaran ekonomi dan perdagangan antar negara, serta memperkuat posisi Indonesia di arena internasional.
Latar Belakang Kerja Sama
Ketua ASDEKI Khairul Mahalli, menjelaskan kerja sama ini bertujuan agar Indonesia tidak hanya menjadi tujuan investasi tetapi juga pemain aktif di pasar internasional.
"Kami ingin Indonesia dapat berkiprah di negara lain, khususnya di koridor ASEAN. Ini memicu BUMN dan anak perusahaannya untuk bermain di luar negeri, tidak hanya jago kandang," ujarnya kepada KabarBursa, Jumat, 20 Juli 2024.
Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia untuk lebih berani berekspansi ke luar negeri, memanfaatkan modal dan sumber daya yang dimiliki untuk bersaing di pasar global. Khairul menambahkan, banyak pelabuhan di Indonesia yang sudah bekerja sama dengan perusahaan asing, seperti Jakarta International Container Terminal dengan CK Hutchison Holdings Limited dari Hong Kong dan Kuala Tanjung dengan mitra-mitra internasionalnya.
Mengutip dokumen MOC yang diterima KabarBursa, tujuan kerja sama antara ASDEKI dan Alta Elite adalah memperdalam kerja sama antara Malaysia, Indonesia, dan Tiongkok, untuk mempromosikan pertukaran bisnis yang luas, layanan timbal balik, dan interaksi ekonomi melalui platform yang dibangun bersama. Prinsip-prinsip yang diusung dalam MOC ini mencakup kesetaraan, saling melengkapi, kerja sama persahabatan, dan kemajuan.
Selain itu, kerja sama ini mencakup kegiatan berbagi informasi, membina kemitraan ekonomi dan perdagangan, serta memfasilitasi pertukaran personel. Dengan membentuk mekanisme kolaboratif terstandar, ASDEKI dan Alta Elite berharap dapat menciptakan peluang baru di sektor kontainer logistik yang akan bermanfaat bagi perekonomian kedua negara.
Deklarasi Harmonisasi Depo Kontainer ASEAN
Sebagai bagian dari kerja sama ini, ASDEKI telah merencanakan untuk mengadakan konvensi pertama depo-depo kontainer se-ASEAN pada September 2024. Khairul mengatakan salah satu agenda utama dalam konvensi ini adalah deklarasi harmonisasi depo kontainer di seluruh ASEAN. Untuk mewujudkan hal ini, ASDEKI melakukan kunjungan dan roadshow secara intensif ke berbagai pihak terkait.
"Deklarasi untuk harmonisasi depo kontainer se-ASEAN. Belum pernah dijalankan, maka kita mau Indonesia menjadi motornya," kata Khairul.
Dampak Ekonomi dan Investasi
Khairul menjelaskan kontainer memainkan peran vital dalam perdagangan, baik domestik maupun internasional. "No trading without container. Semua gerak langkah perdagangan, baik dalam dan luar negeri, tetap mempunyai korelasi dengan kontainer," tegasnya.
Investasi dan perputaran ekonomi yang dihasilkan dari aktivitas kontainer ini sangat signifikan. Meskipun Khairul tidak memberikan angka pasti, dia menekankan pentingnya infrastruktur kontainer dalam menunjang perekonomian nasional. Khairul mengatakan dengan adanya logistik dan transportasi seperti kontainer, perekonomian dapat terus bergerak maju sejalan dengan ambisi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Tidak akan ada perdagangan berjalan tanpa kontainer,” ujarnya.
Khairul mengatakan nilai ekonomi yang ditimbulkan dari aktivitas kontainer ini merujuk pada nilai ekspor Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 15 Juli 2024, perkembangan ekspor-impor Indonesia pada Juni 2024 menunjukkan angka yang signifikan. Pada Juni 2024, nilai ekspor Indonesia mencapai USD20,84 miliar, atau setara dengan Rp312,6 triliun (kurs rata-rata Rp15.000), mengalami peningkatan sebesar 1,17 persen dibandingkan dengan Juni 2023 yang tercatat sebesar USD20,599 miliar atau Rp308,985 triliun.
Sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dalam ekspor dengan nilai mencapai 16,057 miliar USD, atau setara dengan Rp240,855 triliun. Selain itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang USD1,231 miliar (Rp18,465 triliun), sementara sektor pertambangan menyumbang USD3,158 miliar (Ro47,37 triliun), dan sektor migas mencatatkan nilai ekspor sebesar USD394,2 juta (Rp5,91 triliun).
Di sisi impor, nilai total pada Juni 2024 mencapai USD18,45 miliar , atau setara dengan Rp276,75 triliun, meningkat sebesar 7,58 persen dibandingkan dengan Juni 2023 yang sebesar USD17,150 miliar (Rp257,25 triliun). Barang konsumsi menyumbang USD1,776 miliar (Rp26,64 triliun), barang modal USD2,999 miliar (Rp44,985 triliun), dan bahan baku/penolong sebesar USD13,674 miliar (Rp205,11 triliun). Peningkatan impor ini menunjukkan tingginya permintaan barang yang sebagian besar diangkut menggunakan kontainer.
Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 menunjukkan surplus sebesar USD2,39 miliar , atau setara dengan Rp35,85 triliun, meningkat dari bulan sebelumnya. Surplus ini didorong oleh ekspor ke negara-negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan India. Tiongkok menjadi tujuan utama ekspor nonmigas dengan nilai USD4,650 miliar (Rp69,75 triliun), sementara impor non-migas terbesar berasal dari Tiongkok sebesar USD5,343 miliar (Rp80,145 triliun), Jepang sebesar USD1,125 miliar (Rp16,875 triliun), dan Singapura sebesar USD931 juta (Rp13,965 triliun).
Data BPS ini menunjukkan pentingnya peran kontainer dalam mendukung kelancaran aktivitas ekspor dan impor yang secara langsung berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Rencana Masa Depan
ASDEKI juga berencana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor kontainer melalui berbagai pelatihan. "Kita buat pelatihan-pelatihan supaya naik level. Banyak untuk kontainer itu ada operator, operator forklift, operator crane untuk menaikkan dan menurunkan kontainer," jelas Khairul.
Khairul berharap kerja sama dengan Alta Elite dan deklarasi harmonisasi depo kontainer ASEAN dapat menciptakan peluang perdagangan dan investasi yang lebih besar. ASDEKI optimis langkah ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian Indonesia dan ASEAN secara keseluruhan.(pin/*)