Logo
>

Bank Asing Tertarik Buka Cabang di Indonesia, tapi

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bank Asing Tertarik Buka Cabang di Indonesia, tapi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa beberapa bank asing saat ini tengah mengevaluasi kemungkinan untuk memperluas operasinya di Indonesia.

    Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menilai sektor perbankan Indonesia menawarkan peluang besar bagi bank-bank asing. Hal ini tidak terlepas dari ukuran pasar yang sangat besar, dengan lebih dari 270 juta penduduk.

    Menurut Dian, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan layanan keuangan di Indonesia terus meningkat. Namun, tingkat penetrasi pasar keuangan masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara sekitarnya, yang membuka peluang bagi investor untuk mengembangkan berbagai produk perbankan.

    "Kebutuhan layanan keuangan terus berkembang, dan ini memberikan ruang bagi bank untuk memperkenalkan produk baru," ujar Dian dalam keterangannya, Minggu, 17 November 2024.

    Dian juga menjelaskan bahwa ketertarikan bank asing untuk masuk ke pasar Indonesia didorong oleh ekosistem investasi yang mendukung serta kondisi ekonomi yang stabil. Selain itu, perkembangan teknologi dan digitalisasi yang pesat juga menambah daya tarik industri perbankan Tanah Air, memberikan peluang bagi bank asing untuk menawarkan layanan perbankan digital yang inovatif.

    "Beberapa bank asing masih mempertimbangkan untuk masuk atau memperluas operasinya di Indonesia," tambah Dian.

    Namun, ia juga menekankan bahwa meskipun peluang besar ada, bank asing tetap menghadapi tantangan, seperti regulasi yang ketat dan persaingan yang tinggi.

    Meskipun demikian, Dian tetap optimistis bahwa sektor perbankan Indonesia akan tetap menjadi sektor yang menjanjikan bagi investor asing.

    RI-Korea Jalin Kerja Sama

    Sebelumnya, OJK menggelar pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS) Korea guna membahas koordinasi pengawasan lintas batas pada lembaga jasa keuangan (LJK) serta mengeksplorasi peluang kerja sama di masa mendatang.

    “Kami perlu mendalami pengawasan institusi keuangan Korea yang beroperasi di Indonesia, termasuk rencana bisnisnya, untuk mendapatkan pemahaman lebih komprehensif terkait kondisi saat ini,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Sabtu 16 November 2024.

    Pertemuan tersebut berlangsung di Jakarta, dipimpin oleh Mahendra Siregar dan Gubernur FSS Korea, Lee Bokhyun. Fokus diskusi mencakup pengawasan LJK oleh kedua otoritas, koordinasi pengawasan lintas batas, serta pemantauan institusi keuangan Korea di Indonesia.

    Mahendra menegaskan bahwa pertemuan ini bertujuan memperkuat fungsi pengawasan LJK sekaligus mempererat hubungan bilateral antara OJK dan FSS.

    Gubernur FSS Korea Lee Bokhyun menyambut positif langkah ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan keterbukaan dalam pertukaran data serta informasi untuk meningkatkan kualitas pengawasan sektor perbankan dan asuransi di kedua negara.

    “Saat ini, kami siap berbagi informasi dengan OJK demi memperkuat pengawasan yang lebih efektif,” kata Lee.

    Dalam lanskap perbankan, Indonesia memiliki satu bank yang beroperasi di Seoul, yakni Bank Negara Indonesia (BNI). Di sisi lain, enam bank asal Korea menjalankan bisnisnya di Indonesia, yaitu PT Bank KB Bukopin, PT Bank Woori Saudara Indonesia, PT Bank KEB Hana, PT Bank Shinhan Indonesia, PT Bank IBK Indonesia, dan PT Bank Oke Indonesia.

    Pada sektor asuransi, meski Indonesia belum memiliki perusahaan asuransi di Korea, enam perusahaan asuransi asal Korea telah beroperasi di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah PT Hanwa Life Insurance Indonesia, PT Asuransi Samsung Tugu, dan PT Meritz Korindo Insurance.

    Kolaborasi antara OJK dan FSS telah terjalin melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pada April 2015. Implementasi MoU ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan seperti seminar, kunjungan studi, pemeriksaan langsung, hingga program pertukaran tenaga ahli.

    Melalui pertemuan ini, kedua otoritas menegaskan komitmen untuk terus mempererat kerja sama bilateral, terutama dalam koordinasi pengawasan sektor jasa keuangan di kedua negara.

    Di Indonesia, Akun TikTok Lebih Banyak daripada Rekening Bank

    Sementara itu, CEO Indosat Ooredoo Hutchison,Vikram Sinha mengungkapkan bahwa jumlah akun TikTok di Indonesia saat ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pemilik rekening bank.

    Namun, Sinha tidak memberikan angka pasti mengenai perbandingan kedua data tersebut.

    “Saya ingin memberikan fakta, hari ini ada lebih banyak akun TikTok di negara ini daripada akun (rekening) bank,” kata Vikram dalam acara Indonesia AI Day 2024 di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, Indosat Ooredoo meluncurkan produk terbaru mereka, IM3 Platinum. Produk ini dirancang untuk meningkatkan pengalaman sekitar 100 juta pelanggan IM3 di Indonesia dalam mengakses layanan internet yang lebih aman, bebas spam, serta lebih efisien.

    IM3 Platinum juga diharapkan dapat membantu masyarakat yang tidak memiliki rekening bank dalam proses credit scoring, yang digunakan untuk menilai kelayakan seseorang dalam mendapatkan pinjaman.

    Selain itu, Indosat Ooredoo meluncurkan layanan inovatif lainnya, Sahabat-AI, sebuah ekosistem Large Language Model (LLM) yang berbasis open-source dan dirancang khusus untuk Bahasa Indonesia serta bahasa daerah.

    Perusahaan juga memperkenalkan Merdeka Cloud, yang menurut Sinha, akan mendukung kemandirian sistem kecerdasan buatan (AI) bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

    Untuk mendukung pengembangan Merdeka Cloud, Indosat Ooredoo bekerja sama dengan Nvidia, perusahaan pengembang AI asal AS, dan Accenture, perusahaan penyedia jasa profesional asal Irlandia. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi