KABARBURSA.COM - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) telah mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan dana sebesar Rp108 miliar untuk melunasi Obligasi Berkelanjutan I Tahap III tahun 2019 seri B yang akan jatuh tempo pada 18 Oktober 2024.
Direktur Keuangan Bank BJB, Hana Dartiwan menyampaikan bahwa dana untuk pelunasan obligasi tersebut sudah ditempatkan di pos penempatan di Bank Indonesia, sebagaimana dilaporkan dalam laporan keuangan perseroan per 31 Agustus 2024. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu 25 September 2024.
Langkah ini menunjukkan komitmen Bank BJB dalam menjaga kesehatan keuangan dan kemampuan memenuhi kewajiban kepada para pemegang obligasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Catatan Pertumbuhan Aset
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb) mencatat pertumbuhan aset sebesar 15,2 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp202,5 triliun pada kuartal I tahun 2024.
Direktur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi, menyatakan bahwa tahun 2024 penuh dengan tantangan, dan dengan pertumbuhan aset yang mencapai Rp202,5 triliun, bank perlu lebih konservatif dalam ekspansi bisnis. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, 1 Mei 2024.
Bergabungnya Bank Bengkulu menjadi langkah penting bagi perseroan sehingga bank bjb menjadi BPD pertama di Indonesia yang berhasil menyelesaikan proses Kelompok Usaha Bersama (KUB). Strategi KUB tersebut mendorong aset bank bjb mencapai angka psikologis Rp200 triliun.
Laba sebelum pajak bank bjb pada tiga bulan pertama tahun ini tercatat sebesar Rp435 miliar atau tumbuh 1,6 persen YoY, sementara laba sebelum pencadangan tumbuh 11 persen YoY.
Hingga akhir Maret 2024, bank bjb menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp130,5 triliun atau tumbuh 12 persen YoY. bank bjb menjaga non-performing loan (NPL) di level 1,46 persen, dengan coverage ratio pada level 105,7 persen.
Bank bjb juga berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp154,1 triliun atau tumbuh 18,7 persen YoY.
Transformasi digital juga turut mendukung kinerja bank bjb. Aplikasi mobile DIGI by bank bjb memiliki jumlah pengguna 1,94 juta users, sedangkan QRIS merchant tercatat mencapai 1,08 juta merchant. Total agen laku pandai (bjb BiSA) bank bjb pun sudah mencapai 19,5 ribu agen.
Untuk kuartal II 2024, bank bjb tetap fokus pada pertumbuhan kredit yang berkualitas, serta mengoptimalkan pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, ekosistem digital, produk layanan berbasis teknologi, dan wealth management.
Meskipun dihadapkan dengan tantangan ekonomi dan kenaikan suku bunga, bank bjb akan mengikuti perkembangan kondisi pasar dengan melakukan repricing untuk menjaga margin yang sehat dan tetap menjaga kualitas kredit.
Bank bjb juga akan terus memperkuat ekspansi pada segmen korporasi dan komersial dengan melakukan repricing untuk menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat untuk mengimbangi tekanan biaya dana. Yuddy memastikan bahwa kinerja bank bjb hingga akhir tahun akan semakin baik untuk kredit, di mana porsi kredit dengan yield yang lebih tinggi akan diutamakan untuk mengimbangi tekanan biaya dana.
Menjaga Kredit Macet
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) berhasil menjaga kredit macet, sehingga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 16,6 persen per Juni 2024, menjadi Rp207,3 triliun. Diketahui, pertumbuhan kredit BJBR begitu pesat, mencapai Rp136,1 triliun atau tumbuh 12,2 persen secara year on year (YoY).
Bank nasional yang berpusat di Bandung ini berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) pada level 1,5 persen. Direktur Utama Bank bjb, Yuddy Renaldi, menyatakan bahwa pertumbuhan aset ini memberikan optimisme bagi perseroan untuk menjadi salah satu dari 10 bank terbesar di Indonesia. Pada triwulan II 2024, Bank bjb mencatat kinerja yang stabil dengan penyaluran kredit yang terjaga baik.
Yuddy menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit diikuti dengan seleksi yang lebih ketat, dengan fokus pada segmen yang memiliki yield lebih tinggi untuk mengimbangi tekanan biaya dana. Penyaluran kredit yang selektif ini membantu Bank bjb menjaga kualitas asetnya. Perseroan juga menjaga keseimbangan penyaluran kredit melalui penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), yang hingga akhir Juni 2024 tercatat sebesar Rp150,2 triliun, tumbuh 16,4 persen yoy. Loan to deposit ratio (LDR) berada di level 86,2 persen.
Rasio permodalan (capital adequacy ratio/CAR) Bank bjb tercatat di level 17,2 persen, menunjukkan ketahanan permodalan yang kuat. Dari sisi profitabilitas, bank bjb mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp931 miliar hingga akhir Juni 2024, dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp725,86 miliar. Yuddy menambahkan bahwa bank bjb terus mendorong pendapatan berbasis fee (fee-based income) melalui layanan perbankan digital dan kemitraan strategis, serta terus menjalin sinergi Kelompok Usaha Bank (KUB) untuk memperkuat usaha.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.