Logo
>

Bashar Assad Lari ke Moskow, Damaskus Jatuh ke Tangan Pemberontak

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Bashar Assad Lari ke Moskow, Damaskus Jatuh ke Tangan Pemberontak

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bashar Assad melarikan diri ke Moskow dan mendapat suaka dari sekutunya, Rusia. Media Rusia melaporkan kabar tersebut pada Minggu, 8 Desember 2024, hanya beberapa jam setelah pemberontak berhasil merebut Damaskus. Kemenangan itu mengakhiri 50 tahun kekuasaan otoriter keluarga Assad.

    Ribuan warga Suriah turun ke jalan, merayakan kemenangan dengan tembakan ke udara dan mengibarkan bendera revolusi. Suasana ini mengingatkan pada masa awal Arab Spring, sebelum aksi kekerasan dan perang saudara yang berlangsung hampir 14 tahun menghancurkan negara itu.

    Perkembangan cepat ini memunculkan pertanyaan tentang masa depan Suriah dan stabilitas kawasan Timur Tengah.

    “Pendekatan kami telah mengubah keseimbangan kekuatan di Timur Tengah,” ujar Presiden AS, Joe Biden.

    Ia mengapresiasi langkah AS dan sekutunya yang berhasil melemahkan pendukung Assad — Rusia, Iran, dan Hezbollah. Biden menyebut jatuhnya Assad sebagai “keadilan mendasar,” tetapi juga memperingatkan adanya risiko dan ketidakpastian. Ia menegaskan, meski kelompok pemberontak kini berbicara dengan baik, tindakan mereka akan terus diawasi.

    Rusia mengajukan sesi darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi Suriah. Hal ini disampaikan Dmitry Polyansky, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, melalui Telegram.

    Kantor berita Rusia, Tass dan RIA, melaporkan kedatangan Assad dan keluarganya di Moskow. Informasi ini bersumber dari pejabat Kremlin yang tidak disebutkan namanya. Assad dikabarkan meninggalkan Suriah setelah negosiasi dengan pemberontak dan memberikan instruksi untuk transisi kekuasaan secara damai.

    Pemimpin faksi pemberontak Suriah, Abu Mohammed al-Golani, kini menjadi sosok kunci dalam menentukan masa depan Suriah. Mantan komandan al-Qaida ini telah memutuskan hubungan dengan kelompok tersebut beberapa tahun lalu. Ia mengklaim mendukung pluralisme dan toleransi beragama. Namun, kelompoknya, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), masih dianggap organisasi teroris oleh AS dan PBB.

    Dalam penampilan publik pertamanya sejak Damaskus jatuh, al-Golani mengunjungi Masjid Umayyah. Ia menyebut jatuhnya Assad sebagai kemenangan bagi umat Islam. Dengan nama aslinya, Ahmad al-Sharaa, ia menyatakan Assad telah menjadikan Suriah “lahan subur bagi kerakusan Iran.”

    Meski meraih kemenangan, para pemberontak menghadapi tantangan besar untuk mempersatukan negara yang terpecah belah. Di utara, pasukan oposisi dukungan Turki bertempur melawan kelompok Kurdi yang bersekutu dengan AS. Sementara itu, kelompok ISIS masih aktif di wilayah-wilayah terpencil.

    Televisi pemerintah Suriah menyiarkan pernyataan pemberontak yang menyatakan Assad telah digulingkan dan semua tahanan telah dibebaskan. Mereka menyerukan perlindungan institusi negara “Suriah yang bebas” dan memberlakukan jam malam di Damaskus mulai pukul 16.00 hingga 05.00.

    Sebuah video daring menunjukkan pemberontak membebaskan puluhan wanita di penjara Saydnaya. Penjara ini dikenal sebagai tempat ribuan orang disiksa dan dibunuh. Salah satu kerabat korban, Bassam Masr, menyatakan kebahagiaannya bercampur harap. “Kebahagiaan ini belum lengkap sampai saya menemukan anak saya. Ia telah ditahan selama 13 tahun.”

    Komandan pemberontak, Anas Salkhadi, muncul di televisi pemerintah dan berusaha menenangkan minoritas agama serta etnis di Suriah. “Suriah milik semua orang, tanpa pengecualian. Suriah milik Druze, Sunni, Alawit, dan semua golongan,” katanya.

    “Kami tidak akan memperlakukan rakyat seperti yang dilakukan keluarga Assad,” tambahnya.

    Euforia di Damaskus: Rakyat Rayakan Kejatuhan Assad

    Warga Damaskus memenuhi masjid-masjid dan alun-alun, melantunkan takbir, serta meneriakkan slogan anti-Assad. Klakson mobil berbunyi di mana-mana. Remaja laki-laki memungut senjata yang ditinggalkan aparat keamanan dan menembakkannya ke udara.

    Tentara dan polisi meninggalkan pos mereka. Sementara itu, penjarah merangsek ke Kementerian Pertahanan. Beberapa keluarga terlihat berkeliaran di istana presiden, melewati potret Assad yang rusak. Namun, sebagian besar ibu kota tampak sepi, dengan toko-toko tertutup rapat.

    “Seperti mimpi. Aku butuh seseorang membangunkanku,” kata Abu Laith, seorang pejuang oposisi. Ia menambahkan bahwa pemberontak disambut dengan “cinta” oleh warga Damaskus.

    Para pemberontak berjaga di Kementerian Kehakiman, di mana Hakim Khitam Haddad mengatakan dirinya bersama rekan-rekannya melindungi dokumen penting. Di luar gedung, warga mencari informasi tentang kerabat yang hilang di bawah rezim Assad.

    “Mereka merasakan penderitaan rakyat,” ujar seorang perempuan bernama Heba. Namun, ia khawatir akan potensi balas dendam dari pemberontak, banyak di antaranya tampak masih di bawah umur.

    Media pro-pemerintah Suriah, al-Watan, menyebut kejatuhan Assad sebagai “halaman baru bagi Suriah.” Dalam editorialnya, mereka bersyukur tidak ada pertumpahan darah yang lebih besar dan meminta agar pekerja media tidak disalahkan atas pernyataan pemerintah sebelumnya, yang dipublikasikan atas perintah rezim.

    Sebuah pernyataan dari komunitas Alawit, yang selama ini menjadi basis pendukung Assad, menyerukan para pemuda Suriah untuk tetap “tenang, rasional, dan bijaksana” serta tidak terprovokasi oleh tindakan yang dapat memecah belah negara.

    Pemberontak mayoritas berasal dari kelompok Sunni, sementara Suriah juga memiliki komunitas besar Druze, Kristen, dan Kurdi. Di Qamishli, timur laut Suriah, seorang pria Kurdi menampar patung Hafez Assad, ayah Bashar, dengan sepatu.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).