Logo
>

BEI Genjot Kualitas Emiten: Baru 18 IPO, Target 66 Masih Jauh dari Capaian

Hingga pertengahan Juli 2025, baru 18 emiten tercatat di BEI. Lewat edukasi dan pendampingan intensif, BEI fokus pada kualitas dan kesiapan perusahaan menuju IPO.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
BEI Genjot Kualitas Emiten: Baru 18 IPO, Target 66 Masih Jauh dari Capaian
Ilustrasi.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menegaskan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan jumlah dan kualitas perusahaan tercatat melalui serangkaian kegiatan edukasi dan pendampingan yang berkelanjutan.

    Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi pengembangan pasar modal domestik, di tengah tantangan pencapaian target penawaran umum perdana saham (IPO) tahun ini.

    Sebagai informasi, hingga pekan kedua Juli 2025, baru terdapat 18 emiten yang resmi mencatatkan sahamnya di BEI. Dengan tambahan empat perusahaan dalam pipeline, total baru mencapai 22 calon emiten. 

    Angka ini masih jauh dari target BEI yang memproyeksikan 66 emiten baru sepanjang tahun 2025. Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 lalu, BEI mencatat pencatatan saham oleh 41 perusahaan, bukan 91 seperti sempat disebutkan sebelumnya.

    Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa BEI tidak hanya mendorong perusahaan untuk IPO, tetapi juga memastikan bahwa setiap tahapan proses go public dipahami dan dipersiapkan secara optimal. 

    “Kami ingin memastikan perusahaan betul-betul siap saat melantai di bursa,” ujarnya dikutip Jumat, 11 Juli 2025.

    Untuk mengejar target tahun ini, BEI menitikberatkan strategi pada peningkatan literasi dan edukasi kepada perusahaan-perusahaan potensial. Pendekatan yang diterapkan tidak hanya berorientasi pada kuantitas, melainkan menekankan pada kesiapan dan kualitas perusahaan agar dapat bertransformasi menjadi emiten yang berkelanjutan.

    BEI melalui unit kerja khusus secara aktif mendampingi perusahaan dalam proses persiapan IPO. Pendampingan ini mencakup pemahaman menyeluruh terhadap aspek legal, keuangan, tata kelola, hingga penyusunan equity story yang meyakinkan. 

    Berbagai inisiatif edukasi diselenggarakan secara rutin, seperti go public workshop, coaching clinic, pertemuan tatap muka (one-on-one meeting), serta networking event yang mempertemukan pelaku usaha dengan para profesional penunjang pasar modal.

    “Edukasi kami lakukan tidak hanya untuk sektor swasta, tapi juga dengan dukungan instansi pemerintah, asosiasi pengusaha, perbankan, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya,” jelas Jeffrey.

    Selain mendorong edukasi IPO saham, BEI juga aktif memperkenalkan berbagai instrumen pendanaan lain seperti penerbitan obligasi, sukuk, dan efek beragun aset. 

    Upaya ini ditujukan agar perusahaan memiliki alternatif pendanaan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan bisnis masing-masing.

    Jeffrey menegaskan bahwa keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka adalah aksi korporasi strategis yang memerlukan kesiapan jangka panjang. Oleh karena itu, BEI sangat menghargai perusahaan yang mempersiapkan diri secara matang. 

    Kesiapan itu mencakup kinerja keuangan yang solid, tata kelola perusahaan yang baik, kredibilitas manajemen, serta strategi komunikasi yang efektif kepada investor.

    “Kesuksesan IPO bukan hanya soal kondisi pasar yang kondusif, tetapi kesiapan internal perusahaan adalah kunci,” tambahnya.

    Melalui pendekatan yang lebih intensif dan kolaboratif, BEI berharap dapat mempercepat laju pertumbuhan perusahaan tercatat di sisa tahun 2025, tanpa mengorbankan kualitas dan keberlanjutan jangka panjang. 

    BEI tetap optimis bahwa transformasi perusahaan menjadi emiten dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional melalui akses pendanaan yang terbuka dan transparan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".