Logo
>

BNI Bagikan Sembako-Alat Kebersihan untuk Korban Banjir

Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), BNI Ikut Berkontribusi dan Berbagi

Ditulis oleh KabarBursa.com
BNI Bagikan Sembako-Alat Kebersihan untuk Korban Banjir
Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), BNI Ikut Berkontribusi dan Berbagi. Foto: dok BNI

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI cepat tanggap membantu korban bencana banjir di sekitar Bekasi, Jawa Barat dengan membagikan sembako hingga alat kebersihan.

    Bantuan yang diberikan berupa 1.000 paket pangan sembako dan biskuit serta 1.000 alat kebersihan seperti karbol, sabun, sikat hingga sapu pengeruk lumpur.

    Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan, melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), BNI ikut berkontribusi dan berbagi kepada masyarakat Bekasi yang membutuhkan uluran tangan.

    “Ini merupakan bentuk kepedulian BNI terhadap masyarakat sekitar. Kami turut prihatin atas bencana yang melanda wilayah Bekasi dan sekitarnya,” ujarnya.

    Okki menyebutkan, bantuan tersebut disalurkan ke 10 kecamatan di Kabupaten Bekasi, meliputi Kecamatan Bojongmangu, Kecamatan Cibarusah, Kecamatan Serang Baru, Kecamatan Cibitung, Kecamatan Setu, Kecamatan Tambun Selatan, Kecamatan Tambun Utara, Kecamatan Cikarang Utara, Kecamatan Cikarang Timur, dan Kecamatan Cikarang Pusat.

    Okki mengatakan, melalui bantuan sosial yang diberikan, BNI terus berkomitmen menjalankan program TJSL yang berfokus pada tiga pilar utama yaitu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan sebagai bagian dari dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan dan berkontribusi terhadap negeri.

    “Semoga bantuan ini meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena banjir. Kami berharap masalah ini segera teratasi dan masyarakat diberikan kesehatan dan keselamatan,” tutup Okki.

    Potensi Cuaca Ekstrem

    Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pascabencana banjir dan longsor di wilayahnya. Hal tersebut disampaikan setelah meninjau lokasi terdampak bencana di Kecamatan Simpenan dan Pelabuhan Ratu pada Sabtu (8/3).

    Suharyanto mengingatkan potensi cuaca ekstrem pada 10 – 20 Maret nanti. Kepala BNPB berharap hal tersebut dapat diantisipasi dengan operasi modifikasi cuaca (OMC) sejak dini sehingga bencana banjir dan longsor (bansor) di Sukabumi tidak terulang kembali. Saat ini disiagakan 4 pesawat untuk melakukan OMC di wilayah Jabodetabek.

    “Karena Sukabumi sangat khusus, kalau nanti akan dilakukan OMC dan Bupati berkeinginan. Saya akan meminta BMKG untuk menganalisis khusus Sukabumi, wilayah mana yang bahaya,” ujar Suharyanto kepada Bupati Sukabumi Asep Japar.

    Apabila memang ada permintaan dari pemerintah setempat, OMC akan dilakukan untuk mengantisipasi potensi bahaya bansor merujuk prakiraan cuaca pada periode waktu 10 – 20 Maret nanti.

    Selain pembahasan potensi cuaca ekstrem, Kepala BNPB juga menyampaikan beberapa poin masukan kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam penanganan bansor.

    Arahan Kepala BNPB


    Pemerintah pusat berkomitmen membantu pemerintah daerah (pemda) pascabencana bansor Sukabumi. Kepala BNPB mengutarakan operasi pencarian dan pertolongan terus dilakukan oleh tim gabungan yang dipimpin Basarnas. Suharyanto mengatakan operasi pencarian dilakukan selama 7 hari, namun apabila ada permintaan warga, ini dapat diperpanjang dalam beberapa hari.

    Suharyanto meminta pihak Kodim untuk berkomunikasi dengan warga yang anggota keluarganya masih hilang.

    "Apabila warga sudah mengikhlaskan, operasi pencarian dapat dihentikan," ujar Suharyanto.

    Kepala BNPB juga meminta Kodim untuk mengerahkan personel di lapangan. Ini bertujuan untuk membantu BPBD dan unsur terkait dalam pembersihan sampah banjir. Apabila masih terjadi genangan, Suharyanto meminta petugas untuk memompa air agar cepat surut.

    Terkait dengan bantuan makanan, Kepala BNPB memberikan masukan kepada pemerintah setempat untuk mengkaji teknis operasional antara dapur umum atau distribusi paket sembako kepada warga terdampak. Hal tersebut menggarisbawahi arahan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka setelah meninjau lokasi bencana di Kampung Gumelar dan Desa Loji.

    Pada tahap pemulihan, Kepala BNPB menyampaikan kepada pemda untuk mendata jumlah keluarga yang rumahnya rusak. Apabila direlokasi, diharapkan pemda mengkomunikasikan dengan warga. Mereka yang direlokasi akan dibangunkan rumah oleh BNPB. Pada konteks ini, Suharyanto menegaskan lahan harus disiapkan oleh pemda. Sedangkan rumah warga yang rusak sedang dan ringan, dana stimulant akan diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Untuk jembatan Cidadap yang menghubungkan Desa Cidadap dan Loji, Suharyanto mengatakan, jembatan darurat atau bailey akan dibangun terlebih dahulu. Baru setelah lebaran, Kementerian PU akan membangun jembatan permanen.

    Data per 7 Maret 2025, pukul 18.00 WIB, BNPB mencatat sebanyak 155 rumah terdampak banjir, sedangkan 1 rumah rusak berat. Sedangkan tanah longsor, rumah mengalami rusak berat 6 unit, rusak sedang 8, rusak ringan 9 dan terdampak 18.

    Di samping tempat tinggal, kerusakan juga terjadi pada jembatan dengan rusak berat 3 unit, rusak sedang 3. Pantauan di lapangan juga menyebutkan tumah terancam 26 unit.

    Dalam penanganan darurat bansor Sukabumi, Kepala BNPB menugaskan pejabat dan personel untuk memberikan pendampingan kepada BPBD setempat.(info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi