Logo
>

Bocoran Nama-nama bakal Menterinya Prabowo di Bidang Ekonomi

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bocoran Nama-nama bakal Menterinya Prabowo di Bidang Ekonomi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi kisi-kisi komposisi menteri-menteri di bidang ekonomi di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

    Awalnya Bahlil mengatakan, Prabowo-Gibran akan meneruskan kebijakan-kebijakan yang telah dijalankan oleh pemerintahan sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin.

    Menurutnya, banyak program yang telah disiapkan oleh pemerintahan Jokowi-Ma’ruf untuk diteruskan oleh pemerintahan selanjutnya. Hal ini penting dilakukan untuk menciptakan kepastian bagi para investor agar tidak ragu menanamkan modalnya di Indonesia.

    Bahlil mengisyaratkan bahwa kemungkinan besar, menteri-menteri ekonomi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran akan diisi oleh figur-figur yang sama dari pemerintahan sebelumnya.

    “Apa yang telah dikerjakan oleh Pak Jokowi dan Pak Kiai Ma’ruf Amin akan diteruskan oleh Pak Prabowo dan Pak Gibran. Bahkan, Insya Allah, kalau dipercaya, para menteri ekonominya juga akan berasal dari jajaran yang sama. Contohnya sudah jelas,” kata Bahlil saat berbicara di acara BNI Investor Daily Summit di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 9 Oktober 2024.

    Dia menekankan pentingnya kesinambungan program ekonomi ini sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas investasi di Indonesia. Bahlil menggunakan analogi yang menggambarkan bahwa proyek pembangunan di bawah pemerintahan Jokowi-Ma’ruf sudah mencapai tahap signifikan.

    “Jika diibaratkan seperti membangun rumah, lahannya sudah dibebaskan, fondasinya sudah dibangun, tiangnya sudah tegak. Sekarang tinggal mempercantik tampilan kamarnya. Secara logis, tidak ada lagi alasan bagi investor untuk ragu. Kalau mereka masih ragu, apa lagi yang diragukan dari bangsa ini?” tegas Bahlil.

    Menurutnya, segala persiapan, termasuk regulasi yang dibutuhkan untuk mendukung program ekonomi dan investasi, telah dipersiapkan oleh pemerintah.

    “Semua sudah dibuka. Ini masalah besar, ke depan kita ingin melakukan apa, caranya sudah kita siapkan, regulasinya sudah ada, dan kebutuhannya pun sudah diidentifikasi,” lanjut Bahlil dengan penuh keyakinan.

    Selain membahas kesinambungan kebijakan di sektor ekonomi, Bahlil juga menyinggung kemungkinan dirinya tetap terlibat dalam kabinet Prabowo-Gibran, khususnya di sektor energi.

    Sebagai Menteri ESDM yang baru menjabat sejak 19 Agustus 2024, Bahlil mengisyaratkan bahwa ia mungkin masih akan berperan di sektor ini dalam pemerintahan mendatang. Meskipun tidak ada kepastian, ia memberi sinyal bahwa hal tersebut masih terbuka.

    “Saya mulai menjabat pada 19 Agustus dan kabinet ini akan berakhir pada 20 Oktober. Mengenai masa depan, hanya Tuhan dan pihak yang berwenang yang tahu di mana kita akan ditempatkan. Namun, rasanya angin-angin sektor minyak dan energi masih berhembus ke arah kita, baunya pun masih bisa kita rasakan,” kelakar Bahlil saat memberikan sambutan di acara Malam Penghargaan Keselamatan Migas pada Senin, 7 Oktober 2024.

    Komentar Bahlil ini menimbulkan spekulasi bahwa ia mungkin akan tetap berada di pemerintahan, khususnya dalam peran yang berkaitan dengan sektor energi, mengingat kontribusi pentingnya selama masa jabatannya yang singkat sebagai Menteri ESDM.

    Hal ini juga mencerminkan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas di sektor energi dan memastikan program-program yang telah dijalankan tetap berkelanjutan di bawah pemerintahan baru.

    Di tengah transisi kepemimpinan yang sedang berlangsung, pesan yang disampaikan Bahlil menjadi sinyal positif bagi dunia usaha dan investor bahwa kesinambungan kebijakan akan tetap menjadi prioritas.

    Pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan akan melanjutkan berbagai proyek strategis yang telah dirintis oleh Jokowi-Ma’ruf, dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta peningkatan daya tarik investasi di Indonesia.

    Bakal Calon Menteri Keuangan

    Kemungkinan, Prabowo akan menambah jumlah kementerian menjadi 44 dari sebelumnya sebanyak 34 kementerian. Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan penambahan kementerian masih dalam tahap simulasi.

    Dasco menegaskan, penambahan kementerian tak terlepas dari janji kampanye Prabowo dalam mengoptimalkan kerja untuk mencapai Asta Cita program yang telah dicanangkan. Dia pun tak menyebut jumlah pasti lantaran masih dalam simulasi.

    “Sehingga jumlah (kabinet) itu ada yang bilang 44, ada yang bilang 42, ada yang bilang 40. Kita juga masih melakukan simulasi,” ungkapnya.

    Meskipun demikian, hingga saat ini Prabowo belum mengumumkan jumlah kementerian dan formasi menteri dalam kabinet yang akan menopang kerja pemerintah mendatang. Namun, satu nama kuat muncul mengisi pos tersebut adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

    Merespons rencana presiden terpilih, Bahlil mengaku tak ambil pusing dengan kabar penambahan kementerian tersebut. Menurutnya, susunan kabinet menjadi hak prerogatif Prabowo ke depan.

    Terkait dirinya kelak mengisi posisi pimpinan salah satu kementerian Prabowo, Bahlil masih enggan berkomentar lebih jauh. Mantan Menteri Investasi atau Kepala Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu hanya mengatakan, pemerintahan mendatang akan disusun sesuai dengan kajian yang matang oleh presiden.

    Selain itu, isu keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono, bakal menjadi menteri keuangan menggantikan Sri Mulyani ditanggapi publik.

    Tommy, panggilan akrabnya, saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan. Jabatan itu diyakini sebagai ajang “latihan” baginya sebelum menjabat sebagai Menkeu.

    Dugaan itu diperkuat beberapa kali dia tampil ke publik menggantikan Sri Mulyani. Berbeda dengan Wamenkeu lainnya, Suahasil Nazara. Meski lebih “senior”, porsi Suahasil tampil di publik tidak sebanyak Thomas dalam beberapa terakhir ini.

    Melihat hal tersebut, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menyoroti latar belakang Thomas yang hanya pernah bekerja sebagai analisis keuangan.

    Menurut dia, untuk menjadi Menkeu, seseroang harus memiliki latar belakang ilmu ekonomi yang kuat.

    “Dari segi pendidikan, Thomas tidak memiliki latar belakang ilmu ekonomi. Dia hanya memiliki pengalaman sebagai analis keuangan,” kata Esther

    Baginya, meski Thomas memiliki garis keturunan dari keluarga, yaitu ayahnya, Drajad Djiwandono yang merupakan mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) dan kakeknya, Soemitro Djojohadikoesoemo, seorang begawan ekonomi masa Orde Baru, hal itu tidak cukup untuk dijadikan Menkeu.

    “Jika Thomas menjadi mentor keuangan, dia harus memiliki tim yang solid, yang dapat nge-back up dia,” ujarnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi