KABARBURSA.COM - Drama keluarga bisa terjadi di mana saja, termasuk di balik gemerlap dunia teknologi yang serba canggih. Ann Altman, saudara perempuan dari Sam Altman—CEO OpenAI yang juga pencetus ChatGPT—menggugat sang kakak dengan tuduhan pelecehan seksual yang diduga berlangsung selama sembilan tahun, sejak 1997 hingga 2006.
Dilansir dari Reuters di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2024, dalam gugatan yang diajukan pada Senin pekan ini di pengadilan federal St. Louis, Ann mengklaim pelecehan itu terjadi di rumah keluarga mereka di Clayton, Missouri, ketika ia baru berusia tiga tahun dan Sam berusia 12 tahun. Ann, yang kini berusia 30 tahun, menuduh kakaknya melakukan berbagai bentuk pelecehan, termasuk pemerkosaan, pelecehan seksual, dan kekerasan fisik hingga ia berumur 11 atau 12 tahun.
Ann menuntut ganti rugi minimal USD75.000 (sekitar Rp1,2 miliar) serta ganti rugi tambahan atas trauma yang ia alami, mulai dari PTSD (post-traumatic stress disorder), tekanan emosional berat, hingga depresi.
Tapi Sam Altman, yang kini berusia 39 tahun, menepis semua tuduhan tersebut melalui unggahan bersama ibunya dan dua saudara laki-lakinya di media sosial X (dulu Twitter). “Semua klaim ini sepenuhnya tidak benar,” tegas mereka.
Mereka juga mengungkap sisi lain cerita tersebut, yang menurut mereka jauh lebih rumit. “Sangat sulit untuk merawat Annie,” ujar pihak keluarga, merujuk pada nama panggilan Ann Altman. Keluarga Altman mengklaim bahwa Ann menolak perawatan konvensional untuk tantangan kesehatan mentalnya.
“Kami mencintai Annie dan sangat peduli dengan kesejahteraannya,” tulis mereka. “Annie menerima dukungan finansial bulanan, yang akan terus kami berikan seumur hidupnya. Namun, Annie terus menuntut uang lebih banyak dari kami.”
Sementara itu, pengacara Ann Altman belum memberikan komentar terkait pernyataan keluarga Altman maupun gugatan tersebut.
Sam Altman adalah salah satu pendiri OpenAI bersama Elon Musk dan sejumlah tokoh lainnya. Namanya melesat ke puncak ketenaran setelah peluncuran ChatGPT pada 2022 yang menjadi salah satu tonggak penting dalam revolusi teknologi AI.
Didukung oleh Microsoft, OpenAI memiliki valuasi USD157 miliar (sekitar Rp2.5 kuadriliun) setelah mengumpulkan pendanaan sebesar USD6,6 miliar dari para investor pada Oktober 2024. Menurut Forbes, kekayaan pribadi Sam Altman diperkirakan mencapai USD1,1 miliar (sekitar Rp17,6 triliun).
OpenAI Raih Pendanaan Fantastis
[caption id="attachment_56381" align="alignnone" width="400"] Platform OpenAI (Foto: Freepik)[/caption]
OpenAI sebelumnya kembali mencuri perhatian dunia dengan mengamankan pendanaan sebesar USD6,6 miliar (sekitar Rp105,6 triliun). Suntikan dana segar ini mendongkrak valuasi perusahaan menjadi USD157 miliar (sekitar Rp2,5 kuadriliun), menjadikannya salah satu perusahaan swasta paling bernilai di dunia.
Melansir laporan Reuters, pendanaan tersebut menarik kembali beberapa nama besar investor modal ventura, seperti Thrive Capital, Khosla Ventures, dan tentu saja Microsoft—investor terbesar OpenAI. Tak hanya itu, NVIDIA juga ikut meramaikan putaran pendanaan kali ini.
Penggalangan dana ini berlangsung di tengah perubahan besar dalam tubuh OpenAI, termasuk mundurnya Chief Technology Officer (CTO) Mira Murati pekan lalu. Investor besar lainnya seperti Altimeter Capital, Fidelity, SoftBank, serta MGX—perusahaan investasi yang didukung Abu Dhabi—juga turut ambil bagian dalam pendanaan kali ini.
Menurut sumber internal, Chief Financial Officer OpenAI, Sarah Friar, menyampaikan kepada para karyawan pada Rabu, 2 Oktober 2024, bahwa akan ada opsi likuiditas bagi mereka melalui penawaran tender untuk pembelian kembali saham pasca putaran pendanaan ini. Meski begitu, rincian teknisnya masih dirahasiakan.
Sebagai catatan, awal tahun ini OpenAI sempat membuka kesempatan bagi sejumlah karyawannya untuk mencairkan saham dengan valuasi perusahaan sekitar USD86 miliar (sekitar Rp1,37 kuadriliun).
Thrive Capital, yang menyuntikkan USD1,2 miliar (sekitar Rp19,2 triliun) dalam pendanaan kali ini, bahkan menegosiasikan opsi tambahan investasi sebesar USD1 miliar (sekitar Rp16 triliun) pada tahun depan, jika OpenAI mampu mencapai target pendapatan yang telah disepakati.
Namun, di tengah gemuruh investasi besar ini, Apple justru mundur. Sempat terlibat dalam pembicaraan untuk bergabung dalam putaran pendanaan, raksasa teknologi tersebut memutuskan untuk tidak ikut serta. Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari Apple terkait keputusan tersebut.
Pendanaan sebesar USD6,6 miliar (sekitar Rp105,6 triliun) yang diperoleh OpenAI bukan berbentuk investasi ekuitas langsung, melainkan surat utang yang dapat dikonversi menjadi saham. Namun, konversi tersebut bergantung pada perubahan struktural dalam perusahaan, termasuk penghapusan kontrol dari dewan nirlaba serta batasan pengembalian bagi investor.
Meski ada pergantian personel, seperti pengunduran diri CTO Mira Murati, antusiasme investor tetap membara. Optimisme ini diperkuat oleh proyeksi pertumbuhan signifikan yang diungkapkan Sam Altman.(*)