Logo
>

BSI Respons Prediksi Turunnya Suku Bunga The Fed

Ditulis oleh Pramirvan Datu
BSI Respons Prediksi Turunnya Suku Bunga The Fed

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery Gunardi, menyambut baik prediksi bahwa Bank Sentral AS, The Fed, akan menurunkan suku bunga acuan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Hery mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga AS kemungkinan akan diikuti oleh penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), yakni BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

    "Kami senang jika BI rate di Indonesia juga turun, ini berarti biaya dana pihak ketiga (DPK) juga akan menurun," kata Hery setelah peluncuran Indonesia Islamic Financial Center (IIFC) di Jakarta, Selasa 17 September 2024.

    Pada Kamis 19 September 2019 dini hari, The Fed akan mengumumkan hasil rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC), termasuk suku bunga acuan dan Proyeksi Ekonomi (SEP) yang memuat dot plot matrix. Pelaku pasar memperkirakan ada 100 persen kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga acuannya, baik sebesar 25 basis poin (bps) maupun 50 bps. Penurunan suku bunga ini diharapkan akan berdampak positif, terutama dalam jangka panjang.

    Di sisi lain, bursa saham AS, Wall Street, ditutup bervariasi pada Senin 17 September 2024menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve. Prospek ekonomi AS juga menunjukkan perbaikan dalam dua bulan berturut-turut pada September 2024, didukung oleh penurunan harga barang-barang tahan lama seperti mobil dan furnitur, serta prediksi penurunan suku bunga oleh The Fed.

    Indeks Sentimen Konsumen yang diterbitkan oleh University of Michigan naik menjadi 69, angka tertinggi sejak Mei, naik dari 67,9 pada Agustus. Peningkatan ini dipicu oleh persepsi konsumen bahwa harga barang tahan lama membaik. Meskipun survei ini mencapai titik terendah pada Juni 2022, saat inflasi mencapai puncaknya di 9,1 persen, indeks ini telah meningkat sekitar 40 persen sejak itu, meski masih berada di bawah tingkat pra-pandemi.

    Suku Bunga Acuan

    Aksi Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan telah dinantikan oleh banyak pihak dalam beberapa bulan terakhir. Pemotongan ini kemungkinan besar merupakan langkah awal dari serangkaian penurunan federal funds rates (FFR).

    Salah satu perusahaan pengecatan profesional pimpinan Kelly Mardis menjadi salah satu pihak yang menantikan keputusan The Fed. Sekitar seperempat dari bisnis Mardis bergantung pada agen real estat yang mempersiapkan rumah untuk dijual atau pembeli rumah baru.

    “Permintaan pelanggan menurun drastis sejak Maret 2022, tepat setelah The Fed mulai menaikkan suku bunga, yang berlanjut hingga Juli 2023,” katanya, seperti dilansir Associated Press, Senin, 16 September 2024.

    Akibat kontraksi di pasar perumahan, Mardis terpaksa merumahkan setengah dari 30 karyawannya. Ini adalah masa tersulit yang pernah dialaminya dalam 14 tahun menjalankan bisnis.

    Namun, dengan dimulainya pemangkasan suku bunga oleh Fed pada Rabu, 18 September 2024 Mardis optimistis tentang masa depan. Pemotongan suku bunga Fed biasanya menurunkan biaya pinjaman, seperti hipotek, pinjaman mobil, kartu kredit, dan pinjaman bisnis.

    “Saya 100 persen yakin ini akan membuat perbedaan besar. Saya sangat menantikannya,” ujar Mardis.

    Meski demikian, masih banyak ketidakpastian terkait hasil pertemuan The Fed minggu ini. Para pembuat kebijakan akan mengurangi suku bunga acuan, yang saat ini berada di 5,3 persen. Mereka kemungkinan akan memotong seperempat poin, atau bahkan setengah poin.

    Selain itu, mereka berencana untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut pada pertemuan di bulan November dan Desember hingga 2025. Biaya pinjaman yang lebih rendah diharapkan datang tepat waktu untuk mendukung ekonomi yang meski masih tumbuh, sudah menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

    Ketua Fed, Jerome Powell, menegaskan dalam pidatonya bulan lalu di Jackson Hole, Wyoming, bahwa mereka siap memangkas suku bunga guna mendukung pasar tenaga kerja dan mencapai “soft landing“, yakni ketika inflasi berhasil dikendalikan tanpa memicu resesi dan lonjakan pengangguran.

    Rata-Rata Suku Bunga

    Namun, belum ada kepastian apakah Fed dapat mencapai hal ini. Satu kabar baik adalah ketika Powell dan pejabat The Fed lainnya mengisyaratkan pemangkasan suku bunga akan segera dilakukan, beberapa suku bunga mulai turun sebagai antisipasi.

    Rata-rata suku bunga hipotek 30 tahun turun menjadi 6,2 persen minggu lalu, level terendah dalam 18 bulan terakhir, dari puncaknya hampir 7,8 persen, menurut Freddie Mac. Suku bunga lainnya, seperti imbal hasil obligasi Treasury lima tahun yang mempengaruhi suku bunga pinjaman mobil, juga turun.

    “Itu sangat membantu menurunkan biaya pinjaman secara keseluruhan. Ini memberikan kelonggaran yang sangat dibutuhkan oleh konsumen,” kata Kathy Bostjancic, kepala ekonom di Nationwide Financial.

    Kini, bisnis pun dapat meminjam dengan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, yang berpotensi meningkatkan pengeluaran investasi.

    “Pertanyaannya adalah apakah ini terjadi cukup cepat untuk memberikan soft landing yang diharapkan,” kata Gennadiy Goldberg, kepala strategi suku bunga AS di TD Securities.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.