KABARBURSA.COM – Suasana akad massal KPR Subsidi pada 29 September 2025 menjadi gambaran nyata ambisi besar pemerintah dan perbankan dalam memperluas akses hunian terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Di hadapan Presiden Prabowo Subianto, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menegaskan komitmennya untuk menjadi penggerak utama pembiayaan rumah subsidi, bahkan menyasar kelompok pekerja sektor informal yang selama ini kerap terpinggirkan dari sistem pembiayaan perumahan formal.
BTN menyebut, kini proporsi pekerja informal telah mencapai 10 persen dari total portofolio KPR subsidi perseroan. Ini termasuk asisten rumah tangga, pedagang kaki lima, tukang cukur, tukang becak, hingga pengemudi ojek.
Fakta ini mencerminkan pergeseran penting, sektor informal yang biasanya terhambat akses kredit kini mulai mendapat ruang dalam kebijakan pembiayaan rumah.
Dengan pangsa pasar KPR subsidi sebesar 80 persen secara nasional, BTN ibarat mesin besar yang setiap harinya menyalurkan hingga 1.000 akad rumah FLPP, sesuai tambahan kuota pemerintah tahun ini yang mencapai 220.000 unit khusus BTN dari total 350.000 unit.
Secara agregat, hingga semester I-2025 BTN telah menyalurkan KPR subsidi senilai Rp182,17 triliun, naik 6,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini bukan sekadar angka, melainkan sinyal kuat bahwa sektor perumahan tengah didorong menjadi pengungkit utama perekonomian nasional.
Presiden Prabowo bahkan menegaskan, target 3 juta rumah harus dijadikan simbol transformasi kepemimpinan yang berani bercita-cita tinggi demi menutup backlog perumahan yang masih mencapai 9,9 juta unit.
Sentimen positif bagi BTN pun kian menguat. Dengan kehadiran langsung Presiden dan Menteri Perumahan Maruarar Sirait dalam acara tersebut, pasar menangkap pesan politik yang tegas, bahwa pemerintah akan menjadikan sektor perumahan sebagai prioritas pembangunan.
Tambahan kuota FLPP yang melonjak 59 persen dari rata-rata sebelumnya menunjukkan dukungan fiskal nyata, termasuk melalui kebijakan insentif seperti pembebasan BPHTB untuk MBR serta perpanjangan PPN DTP.
BBTN Perkuat Posisi
Dari sisi pasar modal, langkah agresif BTN ini bisa dibaca sebagai katalis yang memperkuat posisi emiten berkode saham BBTN. Meskipun margin KPR subsidi cenderung rendah, volume penyaluran yang masif menjadi daya dorong pertumbuhan kredit secara agregat.
Keberhasilan BTN menggarap sektor informal juga memberi nilai tambah, sebab potensi pasar masih luas dan bisa menjadi bantalan pertumbuhan jangka panjang.
Namun, jalan ini tentu tidak tanpa risiko. Masuknya segmen informal membutuhkan manajemen risiko yang lebih matang, terutama terkait kualitas aset dan pengendalian NPL.
Meski begitu, dukungan penuh pemerintah dan skema subsidi yang terjamin negara menjadi penopang utama yang membuat BTN relatif lebih aman dalam mengeksekusi strategi ekspansifnya.
Singkatnya, momentum akad massal 26.000 unit rumah subsidi bersama Presiden menjadi bukti pergeseran lanskap pembiayaan perumahan di Indonesia.
BTN tak hanya menjaga dominasinya sebagai bank penyalur utama KPR FLPP, tetapi juga meneguhkan diri sebagai motor utama penggerak sektor perumahan yang kini digadang-gadang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.