Logo
>

Bursa Eropa Ditutup Melemah: Siemens dan 3i Terjun Bebas

Bursa Eropa melemah karena investor mengambil untung usai euforia berakhirnya shutdown AS memudar, sementara ketidakpastian data ekonomi dan lemahnya kinerja korporasi membebani sentimen.

Ditulis oleh Yunila Wati
Bursa Eropa Ditutup Melemah: Siemens dan 3i Terjun Bebas
Siemens menjadi tekanan terbesar dalam buruknya performa bursa Eropa. Foto: Fortune.

KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa kembali terseret ke zona merah pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB, 14 November 2025. Pasar tampak lebih memilih menahan risiko ketimbang melanjutkan reli rekornya. 

Penutupan pemerintahan Amerika Serikat yang akhirnya berakhir memang sempat memberi dorongan psikologis, tetapi euforia itu hanya bertahan sesaat. Begitu fokus bergeser ke prospek data ekonomi AS, pelaku pasar Eropa memilih menarik keuntungan dan mengurangi eksposur.

STOXX 600, yang pada awal sesi sempat menyentuh rekor intraday, justru berbalik melemah 0,61 persen di penutupan. Gerakan ini bukan sekadar koreksi teknikal, melainkan respons terhadap kombinasi ketidakpastian data, revisi ekspektasi kebijakan moneter, dan sinyal lemahnya fundamental sejumlah korporasi besar Eropa. 

Bursa utama regional ikut terseret, dengan DAX Jerman turun paling dalam, merosot 1,39 persen. FTSE 100 Inggris dan CAC Prancis mengalami hal serupa. 

Pernyataan Axel Rudolph tentang pola “buy the rumour, sell the fact”, menangkap sentimen pasar dengan tepat. Selama shutdown AS berlangsung, pasar membangun harapan besar bahwa data ekonomi yang terhalang set akan memaksa Federal Reserve lebih dovish. 

Sayangnya, ketika shutdown berakhir dan arus data bersiap kembali mengalir, investor justru melihat adanya ruang koreksi. Alasannya sederhana, tidak ada jaminan bahwa data-data tersebut akan mendukung narasi pelonggaran suku bunga. 

Bahkan, beberapa analis memperingatkan bahwa sebagian data mungkin tidak akan dirilis sama sekali. Kemungkinan ini menciptakan ruang kosong yang menyusahkan pembuat kebijakan dan memperpanjang ketidakpastian.

Siemen Anjlok 9,4 Persen, Sektor Keuangan Kelam

Dalam situasi rapuh seperti ini, sentimen negatif dari korporasi besar Eropa memperburuk tekanan. Siemens, ikon industri benua itu, anjlok 9,4 persen. Revisi proyeksi pertumbuhan penjualan jangka menengah yang lebih optimistis ternyata gagal menutupi kekecewaan investor pada prospek laba tahun depan. 

Deklarasi Siemens untuk mengurangi kepemilikan di Siemens Healthineers justru dibaca sebagai sinyal kehati-hatian mengenai kekuatan bisnis intinya. Penurunan sektor industri yang mencapai 1,8 persen menjadikan kelompok ini penyumbang besar tekanan pada pasar.

Sektor jasa keuangan mengalami hari yang lebih kelam lagi, turun 2,3 persen. Kekalahan terbesar datang dari 3i Group, yang ambruk 17,4 persen. Reaksi pasar terhadap pergerakan ini sangat keras, karena sektor investasi dianggap sebagai indikator awal selera risiko Eropa. 

Ketika institusi sebesar 3i menyatakan sikap defensif, pesan yang ditangkap pasar adalah risiko ke depan tidak seimbang dengan potensi imbal hasil.

Sektor teknologi turun 0,5 persen dan energi melemah 1,2 persen. Ini menunjukkan tekanan yang relatif merata pada berbagai sektor. 

Meski begitu, pergerakan individual memperlihatkan kontras yang tajam. Azimut Italia jatuh 10,1 persen setelah regulator menemukan kelemahan signifikan dalam tata kelola salah satu unitnya. 

Sebaliknya, Alk-Abell Denmark melesat 11,5 persen setelah menaikkan proyeksi kinerja. Merck Jerman menguat 4,9 persen setelah laporan laba yang lebih baik dari ekspektasi. Dan, Renk naik 7,2 persen setelah menegaskan kembali panduan pendapatannya.

Namun kabar baik ini tenggelam oleh gambaran makro yang kurang menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal III hampir stagnan. Ekonomi Eropa masih tersendat meski inflasi mereda. 

Produksi industri zona euro juga tumbuh jauh di bawah perkiraan, sebagian karena penurunan tajam dari Irlandia yang mendistorsi angka keseluruhan. Pondasi ekonomi kawasan belum cukup kuat untuk menopang reli pasar ekuitas yang kembali mencetak rekor.

Pada akhirnya, pelemahan bursa Eropa kali ini bukan sekadar reaksi terhadap berita harian, tetapi lebih pada ketidakpastian structural, seperti data AS yang tertunda, jalur kebijakan moneter global yang belum pasti, lemahnya kinerja industri utama, dan stagnasi ekonomi regional. 

Jika STOXX 600 kembali menembus rekor dalam beberapa pekan mendatang, kenaikan tersebut kemungkinan akan rapuh tanpa dukungan fundamental yang lebih solid. Untuk saat ini, pasar Eropa tampaknya sedang memilih untuk menahan napas sembari menunggu petunjuk yang lebih jelas dari kedua sisi Atlantik.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79