Logo
>

Ciptakan Peluang Bisnis Baru bagi Eksportir RI, Inggris dan Eximbank Teken MoU

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Ciptakan Peluang Bisnis Baru bagi Eksportir RI, Inggris dan Eximbank Teken MoU

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah Inggris melalui UK Export Finance (UKEF) menandatangani nota Kesepahaman (MoU) kerja sama dengan Indonesia Eximbank. Tujuannya, menciptakan peluang bisnis baru bagi eksportir Indonesia.

    Sebagai lembaga kredit ekspor pemerintah Inggris, UKEF menyediakan pembiayaan dan asuransi guna mendukung pembeli luar negeri dalam melaksanakan proyek-proyek yang menggunakan barang dan jasa asal Inggris.

    MoU ini ditandatangani di Jakarta dan mencakup kolaborasi antara UKEF dan Indonesia Eximbank untuk berbagai proyek internasional, terutama di wilayah Afrika dan Indo-Pasifik.

    Tahun lalu, UKEF mengalokasikan hampir 1,7 miliar poundsterling dalam bentuk pembiayaan baru untuk wilayah-wilayah tersebut. Kerja sama ini diharapkan mampu membuka peluang bisnis baru bagi pelaku usaha di Indonesia.

    Melalui kesepakatan ini, kedua lembaga akan mendukung proyek-proyek global yang mencakup sektor-sektor seperti energi bersih, kesehatan, air, pendidikan, dan transportasi. Ini akan memberikan peluang kontrak bagi perusahaan-perusahaan di Inggris dan Indonesia.

    "Dalam perayaan hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia yang telah berlangsung lebih dari 75 tahun, saya senang melihat hubungan ini diperkuat melalui kerja sama antara UKEF dan Indonesia Eximbank," kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, dalam keterangan resminya, Senin, 7 Oktober 2024.

    CEO UKEF Tim Reid menyatakan optimisme terhadap peluang yang akan dihasilkan dari kerja sama ini.

    "Dalam beberapa tahun terakhir, UK Export Finance telah banyak mendukung bisnis di Asia Pasifik. Kesepakatan ini membuka babak baru dalam hubungan ekonomi antara Inggris dan Indonesia, serta meningkatkan perdagangan bilateral," tambahnya.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Rijani Tirtoso mengatakan bahwa kolaborasi ini akan membawa dampak positif bagi pengembangan bisnis dan perdagangan yang berkelanjutan.

    "Kerja sama ini mencerminkan komitmen untuk mendukung perdagangan yang bertanggung jawab dan hijau, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar dia.

    MoU ini memperkuat dukungan yang sebelumnya sudah diberikan oleh UKEF kepada organisasi-organisasi di Indonesia.

    UKEF juga memiliki lebih dari 3 miliar poundsterling dana yang siap digunakan untuk mendukung pelaku usaha Indonesia dalam membiayai proyek-proyek yang melibatkan barang dan jasa dari Inggris.

    Indonesia terus menjadi salah satu pasar prioritas bagi UKEF, yang sejak tahun 2017 telah menempatkan perwakilan luar negeri pertamanya di Indonesia, dengan menunjuk Richard Michael sebagai Kepala Perwakilan Negara untuk Indonesia.

    Ekspor RI ke Afrika Tumbuh 9,47 Persen

    Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mencatat ekspor Indonesia ke benua Afrika stabil dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 9,47 persen dalam lima tahun terakhir.

    Lima negara tujuan utama ekspor Indonesia ke benua Afrika yaitu Mesir sebesar 37 persen, Kamerun (7,3 persen), Djibouti (7 persen), Afrika Selatan (6,1 persen), dan Nigeria (5,5 persen).

    Komoditas unggulan yang diekspor ke benua Afrika mencakup minyak hewani dan nabati, kertas dan produk kertas, sabun dan bahan pembersih, otomotif dan komponen otomotif, serta peralatan elektrikal.

    Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pelaksana Sekretariat Lembaga, Kepatuhan, dan Sumber Daya Manusia LPEI, T Wahyu Prihadi Wibowo mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung eksportir dalam mengakses pasar di benua Afrika melalui penyediaan Pembiayaan Ekspor dan Asuransi Kredit Perdagangan (Trade Credit Insurance/TCI).

    "Indonesia Eximbank (LPEI) tidak hanya berperan dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Afrika yang terus berkembang, tetapi juga memberikan perlindungan kepada eksportir dari berbagai risiko yang berkaitan dengan perdagangan internasional," kata Wahyu, Senin, 9 September 2024.

    Sebagai bagian dari upaya peningkatan ekspor ke negara-negara non-tradisional, khususnya kawasan Afrika, pemerintah melalui LPEI juga menyediakan fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Kawasan.

    Fasilitas ini bertujuan memberikan pembiayaan untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit diwujudkan namun dipandang strategis oleh pemerintah dalam mendukung kebijakan ekspor nasional.

    PKE Kawasan ini mencakup pembiayaan ekspor bagi eksportir yang berfokus pada negara-negara di Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah, kecuali negara-negara yang mendapat perhatian khusus.

    Beberapa proyek yang telah difasilitasi oleh LPEI melalui program PKE Kawasan di Afrika antara lain pembiayaan ekspor pesawat CN-235 ke Senegal, pembangunan 3.950 unit Rumah Sosial di Aljazair oleh PT Wijaya Karya (Wika), ekspor semen dan klinker ke Afrika Timur, serta ekspor ikan kaleng seperti sarden, makarel, dan tuna ke Nigeria dan Ghana di Afrika Barat.

    Wahyu menyebutkan, berdasarkan kajian LPEI menunjukkan komoditas seperti minyak sawit, otomotif, komponen otomotif, dan kayu lapis masih memiliki potensi besar di pasar Afrika.

    Afrika menawarkan peluang pasar yang besar dengan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan bagi eksportir Indonesia.

    “Dengan dukungan LPEI, para pelaku usaha dapat lebih percaya diri menembus pasar Afrika. Saatnya eksportir Indonesia memanfaatkan peluang ini untuk memperluas jangkauan dan memperkuat posisi di pasar global,” ujar Wahyu.

    Sebagai informasi, pada 2023 nilai ekspor Indonesia ke Afrika mencapai USD6,88 miliar. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.